Bagian 15 : Babi lepas

190K 20.6K 2.4K
                                    

'lagi gabut, mending potoin suami lagi ganti baju ye kan'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'lagi gabut, mending potoin suami lagi ganti baju ye kan'

'jangan dilihat lama-lama! this is harom bebih! is limitit edision cuma buat gue! alias nyonya Ayana 😤💝'

'happy reading ( ͡°ᴥ ͡° ʋ)'

***

"Heh! Naronya bukan disitu!" Ayana berteriak geram.

"Sini?" Dengan tampang polosnya Rangga bertanya.

"Geseran ke kanan. Eh, enggak! No! Kurang seperempat. Nah, gud! Gitu, dong! Kan rapi kalo diliat."

Membersihkan kedua telapak tangan nya yang kotor akibat tanah. Rangga kemudian berjalan ke tempat nya semula.

Agenda Rangga, juga Ayana selepas membeli benih sayur, buah, juga beraneka ragam bunga, adalah jalan-jalan keliling kompleks.

Atas permintaan yang mulia ratu tentunya. Rangga sekaligus bawahan Ayana hanya memiliki peran yaitu menuruti kemauan sang Istri.

Siang ini juga cuacanya sangat mendukung. Mendung berawan, namun tidak ada tanda-tanda guyuran hujan dadakan.

"Ini benih apaan, sih?" Ayana menelisik benih yang sedang ia genggam. "Gemoi banget."

"Benih saya."

Mengerutkan kening. "Hah? Benih nya Om Rangga? Maksudnya?"

Tangan Rangga terulur mengelus perut Ayana yang sudah mulai membuncit comel. "Ini benih saya,"

Untuk sepersekian detik, Ayana tak konek. Tapi di detik berikutnya, ia spontan menggeplak punggung tangan Rangga yang bertengger di perutnya.

"APA, SIH?! MESUM BANGET, HERAN!?" Ayana terpekik keras.

Terkekeh pelan. Sepertinya, menggoda Ayana adalah suatu hobi baru bagi Rangga.

"Gimana? Benih saya kuat, kan? Sampe perut kamu udah mulai buncit kayak gini."

Ayana mengambil sekop. Ia hendak mengarahkan ke arah Rangga. "Diem! Atau enggak, lo gue bunuh disini."

Rangga makin tertantang untuk menggoda Istri mudanya itu. Ia jalan jongkok seraya mendekat.

"Bunuh aja," Katanya dengan nada menantang.

Melebarkan kedua mata. "Diem disitu! Jangan deket-deket gue!"

"Kenapa? Takut?"

Dampatigaḷu [Pre Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang