'miss me?'
***
"Ayana!" Rangga mencekal lengan Ayana, meminta Istrinya itu agar berhenti.
"Lepasin!" Ayana berontak.
"Dengerin saya dulu,"
"Dengerin apaan, sih?!"
"Saya ga ada apa-apa sama dia."
"Lepasin!" Ayana masih berusaha keras untuk melepaskan cekalan tangan Suaminya. "Lepasin . . lengan aku sakit!"
Rangga spontan melepaskan cekalan tangan nya di lengan Ayana. "Kamu jangan marah,"
Berdecak. "Marah apaan, sih? Aku cuma kebelet pipis."
Menyerahkan payung yang ia pegang ke Rangga dengan kasar. "Nih, payung supaya kamu ga kepanasan. Bentar, aku balik ke rumah dulu buat pipis. Udah kebelet."
Rangga memandang cengo kepergian Istrinya. Jadi . . Ayana nggak marah, tapi cuma kebelet pipis?
"HATI-HATI! JANGAN LARI-LARI!" Rangga berteriak.
Teriakan Rangga membuat beberapa perhatian Bapak-bapak yang berada di sekitarnya menoleh.
Rangga melirik, kemudian memberi kode permintaaan maaf dengan sedikit menundukkan kepalanya.
"Maaf, Pak." Ujarnya sopan.
"Pengantin baru, ya?" Goda salah seorang Bapak-bapak disana.
Tersenyum tipis. "Udah empat bulan menikah,"
"Ohh . . langgeng terus ya, Mas." Sahut salah seorang Ibu-ibu disana yang tengah memberikan minuman.
"Makasih." Jawab Rangga singkat. "Sebentar Pak, Bu, saya mau nyusul Ayana dulu. Nanti balik lagi buat kerja bakti,"
"Oh, silahkan, gapapa, Mas."
Rangga mengangguk sopan, ia kemudian melenggang pergi ke rumah. "Ayana?"
"Apaaa!!" Sahut Ayana di dalam kamar mandi bawah.
"Udah pipisnya?" Tanya Rangga.
Cowok itu berdiri di depan kamar mandi. Menunggu Ayana selesai dengan kegiatan nya didalam sana.
"Belomm!! Kenapa, sih? Kangen?"
Terkekeh kecil. "Mau ngomong bentar,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dampatigaḷu [Pre Order]
RomanceBagaimana rasanya menikah dengan kakak kandung dari sahabat sendiri? Canggung? Menyenangkan? Atau, meresahkan? Begitulah kira-kira yang dirasakan Ayana selepas menikah dengan Rangga, di usianya yang masih terbilang belia. Rangga yang notabene pria b...