Bagian 22 : Ayana

173K 18.1K 1.2K
                                    

'mowning bebeih (≧▽≦)'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'mowning bebeih (≧▽≦)'

***

"Aaa . . tadi waktu di rumah Mama, sama Papa, gue malu banget!" Ayana berujar kesal bercampur rasa malu.

Rangga mendudukan dirinya di samping gadis itu. "Mereka biasa aja. Lagian, kita juga udah sah."

"Lagian, salah Om Rangga, sih!" Ujar Ayana menyalahkan.

"Kok, nyalahin saya?"

"Kalo aja Om Rangga ngga nyosor, pasti Mama, sama Papa tadi nggak bakal ngeledekin kita!"

Rangga memiringkan tubuhnya agar berhadapan dengan Ayana. "Tapi gimana? Enak, kan?"

Ayana mengerutkan kening bingung. "Enak apaan?"

Menaik turunkan kedua alisnya. "Ciuman saya. Gimana? Enak, kan?"

Pipi Ayana bersemu. Ia mengalihkan pandangan. "A-apaan, sih? Enggak, tuh, biasa aja."

Rangga tersenyum miring. "Cie . . bilang nya biasa aja, tapi pipinya ada merah-merahnya."

"Apa, sih?! Enggak ada, ya!" Ayana berkata sewot.

Menoel pipi Ayana. "Nih, ada."

"Aaa . . Om Rangga, mah!" Ayana menimpuk Rangga menggunakan bantal sofa.

Rangga tertawa kecil. Ia berusaha menghindar dari timpukan bantal yang diperbuat Ayana.

"Eh, ntar dulu. Emang saya kenapa? Ganteng?"

"NYEBELIN TAU, GAK!" Ayana menjawab dengan nada ngegas.

"Cie . . bumilnya marah." Rangga tersenyum lebar. Matanya memicing, tak lupa jari telunjuknya menuding Ayana.

"Gue ngambek, loh! Gue ngambek loh, ya!" Ayana mengancam. Ia juga balik menunjuk Rangga.

Rangga spontan memeluk Ayana dari samping. "Eh, eh, jangan, dong."

Mengulum senyum. Dengan gemas, Ayana balik memeluk Rangga erat. "Manja banget, sih? Jadi gemes!"

Mengecup pipi Ayana. "Sama Istri sendiri gapapa, dong."

"Oiya," Ayana menggantung kalimatnya.

"Hm?" Rangga memejamkan mata seraya menyenderkan kepalanya dipundak Ayana.

Dampatigaḷu [Pre Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang