Bagian 23 : Gara-gara konten

166K 18.1K 1.8K
                                    

'stt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'stt . .'

***

⚠️WARNING⚠️
TERDAPAT ADEGAN 17+
BAGI YANG TIDAK NYAMAN DALAM MEMBACA
SILAHKAN OUT DARI CHAPTER INI

Sekitar pukul satu dini hari, Ayana terbangun sebab rasa lapar yang tiba-tiba mendera. Ia memiringkan badan nya ke samping menghadap Rangga.

Gadis bersetelan piama itu menggoyangkan lengan Rangga, berharap cowok itu bangun. "Mass . ."

"Hm?" Rangga bergumam serak. Matanya masih setia terpejam.

"Aku laper,"

Meskipun berat, Rangga perlahan membuka mata. "Mau dibikinin apa?"

"Mau makan sempol." Jawab Ayana seraya mendusel di ceruk leher Rangga.

Rangga memeluk Ayana dengan perasaan sayang. "Jam segini ngga ada yang jualan sempol."

"Tapi aku pengen makan sempol,"

Mengecup dahi, tak lupa menepuk pelan pantat Ayana beberapa kali, berharap gadis itu kembali tertidur.

"Udah, tidur lagi. Saya kelonin."

"Mau sempol . ." Ayana merengek.

Menghembuskan napas pelan. "Yaudah bentar, saya beli'in."

Mendengar jawaban dari Suaminya, Ayana dengan perasaan girang, mengecup bibir cowok itu singkat.

"Makasih!"

Rangga mengulum senyum. Matanya ia paksa untuk terbuka, mencoba menahan kantuk yang masih mendera.

"Kiss lagi." Pinta Rangga dengan suara serak basah khasnya.

Ayana menurut. Ia mengecup bibir Rangga untuk yang kedua kalinya. "Hati-hati, ya! Udah malem soalnya."

"Hm," Rangga bergumam.

Dengan wajah kantuk, Rangga turun dari ranjang. Rambutnya acak-acak kan khas orang tidur, tak lupa bajunya sedikit tersingkap ke atas.

Tangan nya mencomot hoodie yang tergeletak di sofa. "Saya berangkat, ya. Tunggu, diem dirumah."

Ayana tersenyum lebar. "Iya! Kamu ga cuci muka dulu?"

Mengusap wajahnya. "Gausah. Saya ga cuci muka udah ganteng."

Tertawa kecil. "Dih, najis."

"Assalamualaikum," Rangga mengucap salam sebelum ia menghilang dari balik pintu.

"Waalaikumsallam! Hati-hati, ya, Mas!" Jawab Ayana memekik.

Dampatigaḷu [Pre Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang