Chapter//30

5.3K 240 40
                                    

Typo bertebaran harap maklum

Pagi hari saat sedang melaksanakan sarapan harus terhenti ketika ada perdebatan kecil antara kakak dan adik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi hari saat sedang melaksanakan sarapan harus terhenti ketika ada perdebatan kecil antara kakak dan adik.

"Boleh yaa" mohon Aurel pada Agam agar ia di perbolehkan masuk sekolah.

"Enggak boleh kamu masih sakit" ucap Agam sambil mengelus rambut adiknya itu.

"Bundaaa" Aurel mulai mendekati Key dengan wajah di tekuk.

"Bener kata Agam sayang kamu mending di rumah aja kan kamu masih sakit" Aurel semakin kesal kenapa ia tidak di perbolehkan sekolah, padahal ia sudah sembuh. Ya cuma rada nyeri sedikit di perut nya.

Setelah itu Aurel pasrah ia mulai duduk disebelah Key untuk melanjutkan sarapan nya. Padahal dia udah rapi-rapi pake seragam tinggal sepatu aja.

Aditama yang sedari tadi hanyak menyimak pun cukup menggeleng kan kepala nya, ia tau betapa sayang nya keluarga nya dengan Aurel.

"Aurel udah selesai sarapan, Aurel naik ke atas dulu semua" Aurel berjalan dengan lesu meninggalkan meja makan.

"Berhenti"

◇◇◇

Akhirnya jam yang di tunggu-tunggu para siswa-siswi pun telah tiba, yaitu jam istirahat.

Semua pada berbondong-bondong menuju ke kantin untuk mengisi perut mereka, kecuali kedua orang yang berbeda gender lebih memilih duduk di kelas menunggu beberapa menit lagi agar tidak berdesak-desakan.

"Valen kita gak pergi ke kantin?"

"Kamu mau kesana?" tanya Valen pada Nabil.

"Hehehe iya aku laper tadi lupa sarapan" Valen segera berdiri dan menarik tangan Nabil dengan lembut.

Diperjalanan banyak pasang mata yang menatap ke arah Valen dan Nabil, begitu juga dengan 3 orang yang berada di sudut koridor sekolah.

"Ayoo" Rey segera menggenggam tangan Aurel ke kantin dan meninggal kan Agam yang sedang mengumpati Rey dalam hati.

"Rey nanti di liatin orang" cegah Aurel seraya mencoba melepaskan tangannya dari Rey.

"Ya udah gini aja"

"Eh"

Rey akhirnya melepaskan tangan nya tapi siapa sangka malah ia merangkul pinggang Aurel dengan posesif. Mereka mulai memasuki area Kantin dan Yah banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka.

"Rey lepas aku takut di liatin" cicit Aurel sambil menundukan kepala nya.

"Biarin aja ayoo kita duduk" Rey berjalan menuju meja yang tepat di sebelah Valen dan Nabil.

Perlakuan Rey tidak luput dari pengelihatan Valen, terlebih tangan yang memeluk pinggang Aurel.

Valen mencoba meredakan Amarahnya yang ingin memuncak, tangannya mulai terkepal tapi ia menahan nya dan melanjutkan makan.

"Valen" panggil Nabil.

"Apa?"

"Itu bukannya Aurel kalo dia berangkat kenapa tadi engga masuk kelas?" Valen juga baru sadar kenapa Aurel tidak masuk ke kelas tadi.

"Gatau mungkin telat" jawab Valen sambil sesekali melirik ke arah Aurel yang sedang memakan nasi goreng.

Beralih ke meja Aurel kini mereka ber 3 sedang makan dengan sesekali bercanda. dasar tidak sopan hahaha.

"Aku ijin ke toilet dulu ya udah kebelet" tanpa menunggu persetujuan dari Agam dan Rey, Aurel segera beranjak dan sedikit lari agar cepat sampai.

5 menit kemudian Aurel telah selesai kini ia keluar dan berjalan menuju kantin, tapi tiba-tiba ada yang menarik tangan nya dan membawa nya ke dalam gudang.

Brak.

Orang itu menendang pintu gudang hingga terbuka, dan membawa Aurel masuk kedalam nya tak lupa ia kembali menutup pintu dan menguncinya.

"Apa maksudnya tadi?"

"Apanya?"

"Jangan sok gatau deh!" sentak Valen sambil memojokan tubuh Aurel ke dinding.

"A-aku gatau apa yang kamu maksud" kini Aurel benar-benar takut, Valen begitu marah terlihat jelas matanya yang tajam dan muka sudah berwarna merah.

"Apa maksud dari Reyanjing yang merangkul pinggang kamu hm?!" desis Valen sambil mendekat ke arah Aurel.

"Aku gatau b-bener dia tiba-mphh" Valen segera membungkam bibir Aurel dengan bibir nya. lama tak mendapat balasan ia segera menggigit bibir bawah sang istri sehinggal membuat nya membuka mulut tanpa basa-basi ia mulai memasukan lidahnya.

"Mphh Valenhh nanti ada ya-ng liathh" Aurel selalu memberontak tapi Valen tidak merasa terganggu sama sekali.

"Val-enhh hah hah akhu napashhh hah" dengan sekuat tenaga Aurel mendorong tubuh Valen dan yeah berhasil tubuh Valen sedikit terhuyung kebelakang.

"Kenapa?" tanya Valen.

Aurel menekuk wajah nya, ia ingin sekali menerkam muka suaminya ini tapi takut dosa.

"Aku kehabisan napas bodoh!" tanpa sadar ia menyolot dengan Valen sehingga mendapatkan tatapan maut dari suaminya.

"Coba ulang"

"Gak mau"

"Kenapa tadi gak masuk kelas?" kegiatan Aurel yang sedang merapilan seramnya terhenti, ia lupa jika mulai sekarang ia pindah ke kelas XII IPS 2 yakni kelas Agam dan rey.

"Sebener nya mulai hari ini aku pindah ke kelas Agam biar dia bisa jagain aku katanya."

"Ada aku yang bisa jagain kamu kenapa harus pindah kelas segala?" tanya Valen dengan nada tak suka.

"Hahaha...jagain aku?." Valen mengangguk.

"Jagain aja sana temen, sahabat, atau bahkan cewek kamu itu, jangan peduliin aku" Aurel segera keluar dari gudang setelah mendapatkan kuncinya.

"Pacar?" ucap Valen dalam hati.



Hai hai huhu maap ya lama ga post
Aku bener-bener Lagi badmood. jadi aku post segini dulu ya.
Insya allah jika tembus 30k pembaca aku bakal up double jadi doain ya guys.

Jangan lupa vote and coment1🙌

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aurelia {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang