Chapter//4

6.7K 262 40
                                    

Typo bertebaran harap maklum.

Selamat Membaca.

Dan disinilah Agam dan Aurel di taman belakang sekolah,Agam masih membiarkan Aurel menangis mungkin dengan begitu Aurel akan menjadi lebih tenang.

10 menit kemudian Aurel sudah berhenti menangis,Aurel langsung menatap Agam dan.

"BUAHAHAHAHAHA~~~" tawa Agam pun meledak dengan keras sangking kerasnya sampe perutnya merasa sakit dan sedikit mengeluarkan air mata.

"Agam kenapa ketawa?" Tanya Aurel dengan bingung.

"Muka Lo lucu mata sembab dan sisa air mata dipipi,hidung yang merah banget,rambut acak-acakan dan muka Lo kusut banget hahahahaha" ucap Agam diselingi tawanya.

"ihh Agam" kesal Aurel lalu memukuli lengan Agam berkali-kali,dan Aurel menghentikan pukulannya karena ia kewalahan.

Lalu tangan Aurel di tarik oleh Agam dan digenggam dengan erat.

"Lo tadi kenapa nangis?" Tanya Agam sambil menatap Aurel khawatir.

"....."

"Lo gak mau cerita sama gue? gapapa kok gue bakal slalu ada saat Lo udah siap buat cerita" ucap Agam kembali lalu mencium punggung tangan Aurel.

Aurel yang diperlakukan seperti itu pun kembali menangis,ia kembali masuk dalam dekapan Agam.

"Hiks hiks Agam jangan pernah tinggalin gue" ucap Aurel didalam pelukan Agam.

"Gak akan,Always for you" setelah mengucap itu Agam langsung mencium kening Aurel lama dan Aurel pun memejamkan matanya.

NYAMAN itulah yang dirasakan oleh Aurel saat di dekat Agam.

"Udah yuk balik bentar lagi bel pulang" ajak Agam dan Aurel menganggukkan kepala.

                                   ✈️

Saat ini Aurel duduk sendirian di halte dekat sekolahannya jika saja ia tadi menerima tumpangan dari Agam pasti ia sudah dirumah,tapi Aurel tidak mau merepotkan Agam lagi.

Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 dan artinya percuma Aurel menunggu angkutan umum karena jam segini tidak akan ada angkutan umum yang melintas.

Tiba-tiba ada sebuah mobil sport hitam yang berhenti didepan Aurel,dan keluar lah sosok laki-laki tinggi dan tampan.

Melihat siapa orang itupun Aurel langsung ingin melarikan diri tapi pergelangan tangannya sudah dulu di cekal oleh lelaki itu.

"T-tolong lepasin g-gue" gugup Aurel karena ia merasa takut.

"Naik" ucap Valen dingin.

"Enggak m-makasih gue nunggu angkutan aja" Aurel tau kalo jam segini sudah tidak ada angkutan tapi lebih baik ia jalan kaki dari pada dengan orang didepannya ini.

"Naik sendiri atau gue gendong?!" Tegas lelaki itu dan Aurel pun masih menolaknya.

Tiba-tiba langkah Valen semakin mendekat ke tubuh Aurel,dan Aurel langsung melangkah mundur sampai akhirnya Aurel terpojok di kursi dan terduduk disana.

Dan tanpa aba-aba Valen mengangkat tubuh Aurel kedalam gendongannya.

"Ini kan yang Lo minta" ucap Valen dengan menatap lekat wajah Aurel,yang di tatap seperti itu pun langsung memalingkan wajahnya.

Disinilah mereka di dalam mobil berdua dengan keadaan hening Valen yang fokus menyetir,dan Aurel sibuk dengan pikirannya,sebenarnya Aurel takut tapi ia sebisa mungkin menutupi ketakutannya.

Aurel tiba-tiba sadar jika ini bukan jalan ke arah rumahnya,lantas ia langsung menoleh ke arah cowok disampingnya.

"Ini bukan arah rumah gue" ucap Aurel.

"Tau" balas Valen datar.

Secepat mungkin Aurel langsung mengetikan sesuatu di ponsel,namun tiba-tiba ponselnya langsung diambil oleh Valen.

"Balikin hp gue!" Pinta Aurel.

"Gak."

"Lo mau bawa gue kemana Lo gak mau nyulik gue kan?" Tanya Aurel dengan wajah ketakutan dan mata yang mulai berkaca-kaca.

Lalu Valen menepikan mobilnya di pinggir jalan,dan Valen langsung menghadap ke arah Aurel.

"Gue mau minta maaf atas tindakan gue malem itu,Jujur gue waktu itu mabuk berat.dan entah kenapa gue bisa ngelakuin hal seperti sama Lo" ucap Valen sambil menatap wajah Aurel yang dan matanya mulai memerah karena ingin menangis.

"Gue tau gue salah,setelah kejadian itu gue langsung ninggalin Lo begitu aja!karena gue pikir dulu Lo yang menggoda gue,tapi ternyata gue salah paham" lanjut Valen.

Aurel masih diam dan menangis ia kembali teringat akan kejadian itu lagi,Aurel tau kejadian seperti itu tidak akan bisa di lupain tapi Aurel juga tidak mau mengingatnya lagi.

Akhirnya Valen menarik tangan Aurel ia menggenggamnya sangat erat.

"Gue minta maaf karena gue lo jadi seperti ini,tapi tenang mulai hari ini gue akan bertanggung jawab atas apa yang udah gue lakuin ke Lo Aurel" setalah mengucap itu Aurel langsung mendongakan kepalanya menatap wajah Valen.

Seketika mereka larut dalam tatapan,cukup lama bertatap akhirnya Aurel pun mengalihkan pandangannya.
"Lo serius?" Tanya Aurel dengan suara seraknya.

"Iya gue akan bertanggung jawab" jawab Valen tanpa rasa ragu.

Aurel merasa senang kala orang itu sudah mau bertanggung jawab,tapi satu dipikirannya Aurel maksud bertanggung jawab itu Valen mau apa,itulah yang Aurel pikirin.

"Lo mau bertanggung jawab maksudnya Lo mau ngelakuin apa?" Akhirnya Aurel memberanikan diri untuk bertanya.

Valen yang mendengar pertanyaan itu pun sedikit menyunggingkan senyumnya.

"Ya gue bakal nikahin Lo"

                                  ✈️


Gimana nih ceritanya makin gajelas kah?

Jangan lupa Vote and Coment.

Aurelia {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang