Chapter//11

3.8K 142 18
                                    

Typo bertebaran harap maklum.

Selamat Membaca.

"Aurel kenapa sedari tadi kamu hanya diam saja nak" tanya Key yang sadar akan kediaman Aurel.

"Apa kamu punya masalah disekolah?" Kini Aditama yang bertanya.

"Enggak,Aurel gak ada masalah apa-apa" jawab Aurel.

Tanpa disadari Agam sudah memperhatikan Aurel sedari tadi.

"Kamu kenapa?,aku tau ada yang sedang kamu pikirkan" suara Agam langsung membuat Aurel menegakkan kepalanya.

Aurel masih tidak bergeming sekalipun ia tetap diam karena pikirannya melayang atas perkataan Valen tadi.

"Em i-itu masalah Valen gam" gugup? Tentu Aurel sangat takut jika Agam akan emosi dan marah.

"Valen siapa?" Tanya Aditama.

"Temannya Aurel sama Agam disekolah Pa" jawab key karena ia pernah berkenalan saat di rumah sakit.

"Dia berulah lagi sama kamu" tanya Agam datar,yang bisa ditebak jika ia sedang menahan amarahnya.

"Aku mau ceritain ke bunda sama papa dulu"

Setelah itu Aurel menarik nafas dalam-dalam,setelah ia rasa siap untuk cerita ia mulai menceritakan awal kejadian itu terjadi.

Flashback On.

"Aduh Gue laper banget,mie juga udah habis" gumam seorang gadis yang telah menahan lapar dimalam hari.

"Apa aku cari aja di warung depan,masih jam 10 juga" tanyanya pada diri sendiri.

Setelah mengambil jaket serta dompet Aurel segera pergi membeli mie instan untuk ia makan.

Skip selesai dari warung.

Aurel kembali berjalan pulang,tapi dipertengahan jalan ia melihat seseorang sedang meracau tidak jelas di jalan dengan langkah sempoyongan.

Ia berinisiatif menolong orang itu karena melihat keadaan yang sangat kacau menurutnya.

"Hallo Lo kenapa" tanya Aurel sambil menepuk pundak cowok itu.

Seketika cowok itu menatap Aurel dengan tatapan yang sulit untuk dijelaskan,Aurel yang sadar dengan tatapan itu langsung mengalihkan wajahnya dan mendorong tubuh cowok didepannya.

"L-lo kenapa?" Aurel bertanya lagi tapi kali ini dengan nada takut.

Lantas cowok itu menarik tangan Aurel langsung membawa masuk ke dalam mobilnya.

Cowok itu tadi berniat membeli air mineral untuk meredakan minumannya,tapi malah ia bertemu seorang gadis yang ia pikir sedang menggodanya.

"Lo mau bawa gue kemana hah!" Berontak Aurel yang sudah berada di dalam mobil.

"Stttt kita akan bersenang-senang baby" suara serak cowok itu membuat Aurel semakin takut.

Setelah menempuh perjalanan kiranya memakan waktu 15 menit kini Aurel sudah berada di depan gedung hotel yang tidak terlalu megah dan mewah.

Lagi-lagi tangannya ditarik paksa oleh orang yang sama,untuk ikut masuk ke dalam gedung didepannya ini.

Setelah itu kini Aurel dengan laki-laki yang ia tidak tau namanya sudah berada didalam kamar hotel. "Lo m-mau ap-a jangan m-macam-macam ya" sentak Aurel

Tapi cowok didepannya ini tidak memperdulikan hal itu,malah ia segera menggendong tubuh Aurel dan langsung membantingnya di kasur king size.

Tiba-tiba cowok ini menindihi tubuh Aurel

"Mohon jangan berbuat yang tidak-tidak" mohon Aurel yang sudah berlinang air mata.

"Nikmati saja baby" suara serak itu kembali terdengar lagi.

"Arhhh" desis Aurel saat cowok ini mulai menggigit daun telinga Aurel.

"Tutup mata mu jika sakit dan remaslah sprai ini"

"Shhh"

Setelah itu Aurel dan cowok asing ini melakukan hal yang tidak seharusnya ia lakukan,bukan Aurel tapi cowok ini yang memaksa Aurel.

Dunia Aurel hancur seketika,ia telah pasrah apa yang telah cowok ini lakukan,air matanya terus mengalir.buat apa memberontak ia sudah kewalahan karena tenaganya sangat sedikit.

Jam menunjukkan pukul 07.00 pagi Aurel sudah bangun Dari tidurnya,tapi ia masih saja menangis sesenggukan dengan selimut yang menutupi tubuh polosnya.

"Erghhh" terdengar ringisan dari cowok disebelahnya,tapi ia tidak memperdulikan.

Tiba-tiba cowok itu bangun dan sadar jika ia tidak memakai sehelai benang pun.

"Anjing Dasar Jalang" cowok kepada Aurel yang sedang menunduk dan menangis sesenggukan.

"Heh Lo itu butuh uang berapa sampe Lo goda gue saat gue mabuk hah?" Pertanyaan itu sangat mampu membuat Aurel menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Gak usah sok ngeluarin air mata buaya lo,gak bakal mempan buat luluhin gue" sentak cowok itu lagi.

"Terserah mau Lo nangis sampe meraung-raung gue gak peduli" setelah berucap seperti itu cowok itupun berjalan menuju pintu setelah mengenakan pakaian.

Sebelum cowok itu benar-benar keluar,ia kembali memutar tubuhnya lalu mendekati wanita itu dan berbisik.

"Kalo Lo hamil gue gak akan tanggung jawab,dasar jalang dengan tampang polos."

Deg

Setelah membisikkan kata-kata itu,si cowok itu pun benar-benar meninggalkan Aurel sendirian.

Flashback off.

Tanpa sadar air mata Aurel kembali menetes setelah selesai menceritakan kejadian itu.

"Stttt udah jangan nangsi lagi" ucap key yang sudah membawa Aurel kedalam pelukannya.

"Hiks,,hiks,,hiks Aurel kotor Bun,masa depan Aurel sudah hancur" setelah mengucap itu Aurel kembali menangis terdengar sangat pilu.

Agam yang melihat Aurel seperti ini kembali mengepalkan tangannya,tapi suara papanya mampu membuat ia bertambah emosi. "Tidak apa-apa jika Valen ingin bertanggung jawab itu bagus"

"Tapi pa!Aurel pasti dibuat budak oleh Valen" gertak Agam,ia tidak mau jika Aurel harus menikahi laki-laki bangsat seperti Valen itu.

"Agam papa tau maksud kamu,tapi biar Aurel yang memutuskan ini" Aditama mencoba memberikan pengertian kepada anaknya ini.

"Tapi"

"Benar kata papa,bar Aurel yang mutusin,dan kita sebagai keluarga hanya mendukung keputusan itu selagi itu keputusan yang tepat" sekarang key yang angkat bicara.

"Terserah" setelah itu Agam meninggalkan ruangan dan masuk kedalam kamarnya.

                                    ✈️

Hai semoga suka Yaa

Jangan lupa untuk Vote and Coment yaa

Aurelia {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang