Chapter//6

5.3K 200 30
                                    

Typo bertebaran harap maklum.

Selamat Membaca.

Akhirnya Aurel bisa duduk di bangkunya,setelah berdebat kecil dengan Agam.

Aurel menoleh ke arah bangku di sebelahnya masih kosong,ia berfikir dimana Valen kenapa belum juga Dateng padahal sudah mau bel masuk sekolah.

Tanpa menunggu lama Aurel bangkit dari kursinya dan berjalan menuju pintu.Tapi baru beberapa langkah suara bel mengharuskan ia berbalik arah dan mendudukkan dirinya ke bangkunya kembali.

"Valen Lo dimana" gumam Aurel tanpa sadar dengan menatap bangku disebelahnya.

Guru dikelas Aurel sudah datang,hari ini pelajaran bahasa Indonesia.guru didepan mulai menjelaskan materi-materinya tapi Aurel tidak bisa fokus sama sekali.

Lalu ia bangkit untuk izin ke toilet untuk membasuh muka siapa tau dengan begitu ia bisa fokus dalam pelajaran.

"Permisi Bu saya ijin ke toilet untuk membasuh muka" ucap Aurel sopan.

"Ya silakan jangan lama-lama"

"Terima kasih Bu" setelah mendapatkan izin Aurel berjalan menuju toiletnya.

Sampai didalam toilet Aurel segera membasuh muka lalu ia lap dengan tissue yang sudah disediakan disamping wastafel.

Setelah itu Aurel keluar dari toilet.dan berjalan kembali menuju kelasnya,tapi disaat Aurel ingin berbelok di simpangan koridor,ada seseorang yang memanggilnya.

"Aureliaaa" panggil Pak Beno selaku guru BK.

"Iya pak"

"Bapak minta tolong kamu panggilkan anak yang sedang bapak hukum lari dilapangan,setelah itu suruh dia balik ke kelasnya." Tutur Pak Beno.

"Iya pak" jawab Aurel,lalu kakinya mulai berjalan menuju lapangan untuk memanggil anak yang dihukum oleh Pak Beno.

Aurel telah sampai di lapangan besar milik SMA Meteor.

"Kok enggak ada orang" ucap Aurel pada diri sendiri.

Ia berjalan menuju lapangan,baru beberapa langkah ia melihat ada seseorang yang sedang singgah di dibawah pohon yang rindang.

Aurel langsung berjalan ke arah lelaki itu,setelah sampai dibelakang cowok itu Aurel pun langsung membuka suaranya.

"Permisi,Lo disuruh Pak Beno untuk kembali ke kelas" setelah mengucap itu orang di depannya masih tidak bergeming.

Aurel tidak memperdulikan orang itu,ia lalu memutuskan untuk kembali ke kelasnya daripada mengurusi cowok ini.

Baru saja ingin melangkahkan kakinya tangan Aurel sudah di tarik dulu oleh cowok tadi,sampai Aurel menubruk dada seorang cowok didepannya.

"ih Lo kok gak sopan banget sih" marah Aurel tanpa melihat siapa orangnya.

"Kenapa hm?" Ucap cowok itu dengan di akhir i deheman.

Deg

Aurel kenal suara itu,iya kenal Suara itu adalah suara calon suaminya eh maksudnya suara Valentino Ivander Kendrick.

"Kenapa gak jadi marah" tanya Valen setelah melihat raut wajah syok Aurel.

"Gak" setelah mengucap itu Aurel berbalik.

Lagi-lagi tangannya ditarik oleh Valen,setelah itu Aurel ditarik oleh Valen.

"Lo mau bawa gue kemana dikelas masih ada guru Valen" ucap Aurel sambil berusaha melepaskan tangannya dari tangan Valen.

"Diem" desis Valen sambil menatap tajam mata Aurel.

Ternyata Aurel dibawa oleh Valen ke roftoop,setelah sampai Valen langsung menghempaskan kasar tangan Aurel.

Valen langsung menuju ke salah satu kursi yang di sediakan disana,dan mengabaikan keberadaan Aurel.

lama tak terjadi apa-apa Aurel pun melangkah keluar roftoop,tapi suara Valen mengharuskan ia mengurungkan niatnya.

"Siapa yang nyuruh Lo pergi,sini gue mau ngomong sama Lo" perintah Valen lalu Aurel berjalan ke arah sana,setalah itu ia duduk disebelah Valen tapi dengan jarak agak berjauhan.

"Gue cuma mau ngingetin besok hari kita nikah" ucapan Valen itu membuat pipi Aurel merona,ia malu jika Valen membahas tentang pernikahan dengan dirinya.

"I-iya gue inget" jawab Aurel mencoba setenang mungkin.

"Ternyata Lo udah punya cowok juga ya" pernyataan Valen barusan membuat Aurel tidak mengerti,cowok siapa cowok Aurel,ia belum pernah suka sama cowok yang artinya ia belum pernah pacaran.

"Gue gak punya cowok,dan gue belum pernah pacaran" jawab Aurel.

"Cih cewek apaan sih Lo sama cowoknya sendiri aja gak di akuin" ketus Valen tanpa menoleh ke arah Aurel.

"Serah percaya atau enggak gue gak perduli" setelah mengucap itu Aurel bangkit,dan menuju pintu roftoop.

Tapi siapa sangka Valen menariknya lalu mengunci pergerakan dengan memojokkan ia di dinding dan Valen ada didepannya sangat dekat sangat.

"Sshh" ringis Aurel kala merasakan bahunya di hantam ke dinding cukup keras.

"Lo kenapa" tanya Valen dengan menatap wajah Aurel yang menahan sakit.

"Ck alay gitu aja sakit" decak Valen dengan posisi mereka yang masih sama.

"Lo itu maunya apa sih!" Geram Aurel karena sedari tadi ia bingung dengan perlakuan Valen.

Valen mengangkat bahunya acuh dan kembali memandangi wajah Aurel.

"Lo itu gak jelas banget sumpah,gue nyesel terima perintah dari Pak Beno,jika gue nolak mesti gue udah ada di dalam ke~ umphhh"

Valen segera membungkam bibir gadis yang ada didepannya ini,salah sendiri ia mengoceh terus membuat telinga Valen panas.

Pertama cuma menempel ajaa tapi lama-lama Valen mulai meraih tengkuk Aurel dan melumat bibir mungil Aurel.

Aurel tidak membalasnya ia hanya diam,Aurel yang mulai kehabisan nafas pun memukul dada bidang Valen.

"Lep-phass Va-len" tapi percuma memberontak karena kekuatan Valen lebih besar daripada Aurel.

                                    ✈️


Semoga kalian suka sama chapter ini.

Jangan lupa untuk Vote and Coment

Aurelia {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang