Chapter//28

2.5K 95 16
                                    

Typo bertebaran harap maklum

Typo bertebaran harap maklum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"VALENNN"

Setelah mendengar pernyataan dari dokter tubuh Valen seketika ambruk tak sadarkan diri.

"Cepat bawa dia ke ruangan" suruh Sean.

"Hiks hiks Pa gimana Aurel Pa hiks" Key sangat terpukul mendengar bahwa Aurel sudah tiada.

Tanpa berfikir panjang Agam segera masuk keruang ICU, tepat di depan brankar terdapat tubuh mungil dengan alat-alat rumah sakit menempel pada tubuh itu.

"A-aurel" panggil Agam seraya mendekat.

"Bangun yuk" air mata Agam tetiba turun begitu saja, hatinya sangat sakit ketika melihat adik kesayangan nya terbaring lemah.

"Hiks bangun yuk, kamu ga kasian sama bunda? D-dia nangis terus kam-" Agam tidak dapat melanjutkan ucapan nya karena dia sangat sangat tidak berdaya.

Cklek

"Ngapain Lo kesini?" tanya Agam sembari mengusap air mata nya dengan kasar.

"Gue mau nemuin istri gue" ucap Valen dengan suara parau.

"Udah gue bilang berkali-kali jaga dia tapi apa? Lo ga becus, Lo ngelarang dia deket sama cowok lain tapi Lo malah bawa cewek lain kerumah"

"Otak Lo sehat gak sih?!"

"Lo bisa keluar dulu gue mau berdua sama Aurel" minta Valen sambil menatap Agam.

"Siapa Lo nyuruh gue"

Valen yang tengah jengah ia pun mulai mendatangi brankar Aurel, ia sudah tidak memperdulikan Agam lagi.

Dilihatnya wajah damai istrinya itu. Ketika ia menyentuh tangan Aurel sangat terasa dingin.

"Aku mohon bangun" lirih Valen sambil memeluk tubuh Aurel.

Satu air mata lolos dari pelupuk Valen, ia mulai terisak sambil mempererat pelukan nya dengab Aurel.

"Ku mohon bangun lah hiks"

Sedangkan di alam lain seorang anak kecil berparas cantik dengan menggunakan gaun putih itu sedang bermain di taman sendirian.

"Hai" merasa ada yabg memanggil nya anak kecil itu pun lantas mendongak dab menatap seorang wanita cantik dan pakaian mereka sama.

"Hallo" sapa anak kecil itu lalu mendekati Aurel.

"Kamu ngapain disini sendirian?" tanya Aurel sambil mengelus rambut panjang anak itu.

"Aku cuma duduk duduk aja, kamu kenapa ada disini juga?"

"Aku mau ikut kamu aja gimana? Boleh gak" tanya Aurel sambil terkekeh pelan.

Anak itu segera menggelangkan kepala, "Kamu gak boleh ikut aku, kata kakek kalo orang udah disini dia gak bakalan bisa pulang lagi" jelas anak itu sambil mengayun kan kedua kaki nya.

"Memang itu tujuan ku, aku sudah lelah aku ingin disini menemani mu" ucap Aurek sambil menundukan kepalanya.

"Kamu gak boleh kesini kamu harus kesana kepintu itu" jawab anak itu sambil menunjuk pintu, dan seketika Aurel menengok pintu yang di tunjuk anak itu.

"Huh tapi aku mau disini bersama kamu eh" lepas Aurel berbalik badan anak itu sudah tidak ada lagi di hadapan nya.

Dan dengan perlahan ia mulai melangkah menuju pintu tersebut.
Setelah sampai Aurel berhenti ia masih bingung haruskan ia kembali atau pergi selamanya.

"Huftt gak ada salah nya aku mencoba kembali" Aurel mulai melangkah

Valen merasakan pergerakan pada orang yang tengah ia peluk.

"Enghh" lenguhan keluar dari bibir Aurel yang keliatan pucat.

"Aurellll" panggil Agam dan Valen bersamaan.

"Panggil dokter cepat" Agam segera keluar dan tanpa memperdulikan orang yang berada di depan ruangan.

5 menit kemudian Agam kembali dengan dokter bmyang berada di belakangnya.

"Agam ini kenapa?" Aditama mencoba mencegah Agam ketika ingin masuk ke ruangan Aurel kembali.

"I-itu Pa Aurel sadar kembali" semua orang terkejut kuasa apa ini, Aurem yang telah dinyatanya meninggal tetapi selang beberapa waktu gadis itu sadar kembali.

"Alhamdulillah ya Allah terima kasih sudah memberikan kesempatan untuk Aurel" ucap Key sambil terisak di pelukan Aditama.

Valen yang baru saja keluar dari ruangan itu langsung mendapatkan bogeman dari Agam.

"Saat Aurel sadar nanti gue harap Lo gak bakal gangguin dia lagi, sudah habis kesabaran gue selama ini" setelah itu Agam segera duduk di samping bundanya.

Berbeda dengan Valen yang setia berdiri di depan pintu ruangan Aurel.

Pemeriksaan Aurel sudah selesai dan kini di dalam ruangan hanya ada sepasang suami istri yang sedang bergulat dengan pemikiran nya masing-masing.

Tidak ada satupun dari mereka yang buka suara.

"Aku mau kita cerai"

Deg.



Alhamdulillah bisa up lagi
Meski gak panjang ceritanya
Tapi gapapa deh

Semoga suka
Jangan lupa vote dan coment

Aurelia {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang