Chapter//20

3.1K 113 38
                                    

Typo bertebaran harap maklum

Kini Valen sudah selesai dengan ritual mandinya,ia segera keluar rumah dan menuju kembali ke rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Valen sudah selesai dengan ritual mandinya,ia segera keluar rumah dan menuju kembali ke rumah sakit.

Tapi saat di jalan ia mendapatkan telpon dari Nabil,ingat kan kalian sama Nabil?.

Jadi sekarang Valen memutar balik menuju rumah temannya semasa ia diluar negeri.

Sedikit cerita dulu saat Valen diluar negeri hanya Nabil yang slalu ada untuknya,jujur Valen memiliki rasa untuk temannya itu tapi ia tidak berani mengungkapkan,pasti kalian bertanya apa Valen masih mempunyai perasaan itu? Jawabannya menurut Valen sendiri ia masih mempunyai perasaan terhadap temannya itu sampai sekarang mungkin.

Butuh 20 menit untuk sampai ke tempat tinggal Nabil,Valen segera keluar dari mobil dan mulai masuk gerbang lalu mengetuk pintu.

Tok tok tok
Pintu terbuka memunculkan wanita paruh baya yang pasti itu adalah mama Nabil.

"Assalamualaikum Tante" salam Valen sambil mencium punggung tangan mama Nabil.

"Waalaikumsalam ayok masuk Nabil masih di kamar lagi siap-siap"

"Iya Tante" kini Valen tengah menunggu Nabil diruang tamu sendiri,karena tadi mama Nabil izin mau kedapur ingin melanjutkan memasaknya.

"Haii" sapa seorang gadis yang baru saja turun dari tangga.

"Hai" sapa balik Valen.

"Kamu beneran enggak sibuk?dan kamu enggak keberatan nemenin aku beli kebutuhan sekolah?" tanya Nabil yang sudah ada dihadapan Valen.

"Enggak,kapan pun kamu butuh kamu bisa hubungin aku" ucap Valen seraya mengacak rambut Nabil.

"Ih berantakan" kesal Nabil sambil merapikan rambutnya.

"Maaf,udah sana pamitan dulu habis itu kita langsung jalan" suruh Valen.

Skip dalam mobil
"Kamu mau makan apa?" tanya Valen sambil fokus menyetir.

"Aku mau seblak tapi yang dipinggir jalan aja" permintaan Nabil seketika mengingatkan Valen terhadap Aurel,ia sampai lupa kembali kerumah sakit menemani Aurel tapi disisi lain Valen mengingat bahwa disana ada Agam jadi tidak masalah jika ia telat ke rumah sakit.

"Valen kok diem" ucap Nabil seraya menggoyangkan lengan Valen.

"Eh gpp,tadi apa mau makan seblak?ayok" Nabil sangat senang ia tidak sabar memakan seblak yang panas dan pedas.

Valen dan Nabil telah sampai di tempat jualan seblak,Valen dan Nabil memilih tempat duduk lesehan sebelah pojok.

Sekarang mereka tinggal menunggu pesanannya datang,entah kenapa Valen mengiyakan ajakan Nabil untuk makan disini,sedangkan waktu Aurel mengajaknya ia menolak dengan alasan tidak baik buat kesehatan Valen sangat pusing memikirkan hal ini.

"Kamu nanti mau beli apa aja?" akhirnya Valen membuka suara.

"Aku cuma mau beli tas sama alat tulis aja" jawab Nabil.

"Valen kamu inget gak dulu aku pernah cerita sama kamu tentang seseorang yang aku tinggal demi ikut dengan papa di luar negeri" ujar Nabil dan Valen hanya mengangguk sambil menatap wajah cantik Nabil.

"Aku mau cari dia" ungkapan Nabil membuat Valen bungkam,ia suka Nabil ia tidak akan membiarkan Nabil menemukan cinta pertamanya dulu.

"Valen kok diem"

"Gpp" jawab Valen datar tapi tidak membuat Nabil bertanya kenapa Valen begitu.

"Permisi mas mba ini makanannya" ucap sang penjual yang membawa dua mangkuk seblak dan 2 es teh.

"Makasih" hanya Nabil yang berucap sedangkan Valen hanya diam dan mulai makan.

Akhirnya acara makan mereka selesai,kini mereka sudah diperjalanan untuk menuju ke salah satu mall terbesar di kota ini.

Didalam mobil hanya ada keheningan Valen sama sekali tidak banyak bicara setelah makan tadi sedangkan Nabil ia hanya melihat gedung yang menjulang tinggi dari dalam kaca.

Mobil valen mulai memasuki parkiran mall dan mereka sudah turun dari mobil.

Sebelum masuk ke dalam mall,Valen menggenggam tangan Nabil sedangkan Nabil menerima genggaman itu dengan senyuman.

Setelah memasuki mall sepasang remaja ini mulai menuju bagian yang menjual tas dan alat tulis.

Disisi lain seorang gadis yang duduk di kursi roda sedang tertawa lepas karena ulah cowok yang ada didepannya.

"U-dah hahaha ple-hahaha" Aurel sangat capek tertawa tapi ia tidak bisa berhenti tertawa karena Rey slalu menggelitiki pinggangnya.

"Gimana?" tanya Rey tanpa rasa bersalah.

"Gimana-gimana capek tau gue ketawa terus" kesal Aurel sambil memukul pundak Rey.

"Hehehe eh rel Lo kok bisa sampe masuk rumah sakit kenapa?" tanya Rey sedangkan Aurel bingung haruskah ia jujur atau berbohong.

"Itu aku kehujanan jadi demam" jawab Aurel dengan jujur meski tidak semua diceritakan.

"Kok bisa kehujanan?" tanya Rey lagi.

"Lo itu kek wartawan tau gak apa-apa ditanyain kepo Lo" kesalnya karena Rey slalu bertanya.

"rel Lo udah punya pacar?" pertanyaan Rey membuat Aurel terkejut tapi ia sebisa mungkin menutupi keterkejutannya.

"Belum kenapa" benarkan Aurel memang belum punya pacar.

"Enggak cuma tanya doang" ujar Rey, setelah itu mereka berdua sama-sama diam.

"Makasih ya Valen udah nganterin aku belanja" ucap Nabil yang sudah turun dari mobil Valen.

"Iya,aku pulang dulu" pamit Valen langsung melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

Setelah menempuh waktu 20 menit Valen tengah berjalan di koridor menuju ruangan Aurel.

Cklek,Valen membuka pintu ruangan itu dan pertama yang ia lihat adalah kosong tidak ada siapa-siapa.

"Aurel" panggil Valen tapi tidak ada jawaban,lalu ia mulai melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

Tok tok tok
"Rel kamu didalam?" Sama tidak ada sautan dari dalam,Valen mulai khawatir ia segera keluar ruangan dan menemukan suster yang sedang berjalan.

"Sus liat pasien yang ada di ruangan ini" tanya Valen.

"Oh itu non Aurel pergi ke taman" Valen segera menuju taman setelah mengucap terima kasih kepada suster itu.

✈️

Aku up hehe
Semoga sukaa

Jangan lupa untuk Vote and Coment.

Aurelia {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang