Chapter//7

4.9K 200 25
                                    

Typo bertebaran harap maklum.

Selamat Membaca.

"Lep-phass Va-len"

Aurel sudah putus asa ia hanya bisa menangis dengan apa yang di lakukan oleh Valen.ia Sangat malu dengan apa yang sekarang ini ia lakukan.

Akhirnya Valen melepaskan tautan pada bibir mereka.

"Gimana enakan?" Tanya Valen tanpa merasa bersalah.

Plak,satu tamparan berhasil mendarat di pipi mulus Valen.

"Mau Lo apasih,g-gue ada salah sama Lo apa hah?sampe Lo memperlakuin hal keji seperti ini ke gue kenapa hah,KENAPA" Teriak Aurel sambil menunjuk wajah Valen dengan telunjuknya.

"Gue heran sama kelakuan elo,bahkan gue kasian ngeliat bokap Lo kalau tau kelakuan anak kesayangannya ini" lanjut Aurel.

"Gak usah bawa bokap gue" ucap Valen tak kalah tegas.

"Kenapa? bener kan yang gue ucapin cih" setelah mengucap itu Aurel mendorong tubuh Valen kuat-kuat dan pergi menuju pintu,tapi sebelum benar-benar pergi ia berbalik lagi.

"Oh ya saya Aurelia Syaffana berubah pikiran untuk menikah dengan anda tuan Valentino." Ucap Aurel dengan tegas dan langsung pergi meninggalkan roftoop.

"ARGHHHHH Gue Sebenarnya Kenapa,ANJING!" Valen berteriak lalu menendang kursi itu sampe mengenai tembok dan kursinya sudah tidak berwujud.

ia menjambak rambutnya dengan kuat-kuat,setelah itu ia pergi meninggalkan roftoop.

Disisi lain Aurel sedang duduk di bawah pohon rindang yang berada di belakang sekolah.

"Gue udah kotor,gue udah zina,gue udah gak suci,g-gue udah mengecewakan kedua orang tua gue diatas sana dan gue gak pantas untuk hidup" setelah bergumam itu Aurel langsung lari ia tau dimana tempat yang pantas untuk dirinya.

Sekarang Aurel sudah berada di diluar gerbang SMA Meteor,Aurel menatap jalan raya yang terlihat tidak begitu ramai.

Sekitar 10menit Aurel kembali menoleh ke kanan dan kiri,tiba-tiba matanya melihat sebuah truk yang melaju dengan kecepatan sedang.

Setelah menunggu lama truk itu mulai melintas di depan gerbang SMA Meteor,tanpa aba-aba Aurel berlari ke arah jalan raya tanpa melihat keadaan.

Satpam yang ada di posnya pun segera lari menuju ke luar gerbang dan apa yang ia lihat,Aurel sudah tergeletak di pinggir jalan dengan dilumuri banyak darah mengalir dari seluruh badannya terlebih lagi di kepalanya.

Satpam itupun langsung kembali masuk kedalam sekolah setelah menitipkan Aurel kepada beberapa orang di depan,lalu satpam itu berlari tanpa melihat sekitarnya,dan.

Bruk,satpam tersebut menabrak seorang siswa yang sedang berjalan dari arah berlawanan.

"Kenapa pak?" Tanya seorang siswa yang melihat satpam sekolahnya sedang panik.

"I-itu den neng Aurel ketabrak truk" ucap pak satpam itu.

"Aurel siapa?" Suara itu bukan berasal dari  siswa yang di tabrak pak satpam tadi tapi suara milih Agam.

"Itu den neng Aurel Syaffana kalo gak salah" setelah mendengar itu Agam langsung berlari menuju tempat kejadian.

Benar disana sudah banyak orang yang sedang mengerumuni sesuatu,dan Agam pun mencoba untuk menerobosnya.

Deg,disana terdapat seorang gadis yang terkapar bersimbah darah.

"Aurel Lo kenapa, kenapa bisa seperti ini, rel bangun" ucap Agam dengan membawa kepala Aurel dipangkuannya ia tidak perduli dengan seragamnya yang terkena darah.

"TOLONG PANGGIL AMBULAN CEPAT" Teriak Agam setelah itu ia memeluk tubuh Aurel,tanpa disangka air mata Agam lolos keluar dari mata indahnya.

"Aden pacarnya ya" tanya seorang ibu-ibu.

"Bukan dia adik saya" setelah itu Agam membawa Aurel dalam gendongannya menuju ambulan,karena mobil ambulan telah sampai.

"Rel Lo harus kuat!gue akan ngikutin Lo dengan mobil gue" Agam pun mencium kening Aurel lama setelah itu ia keluar dari ambulan.

Agam langsung masuk ke dalam sekolahanya lagi dan menuju ke parkiran untuk mengambil mobilnya,ia tidak perduli jika harus dihukum karena meninggalkan jam pelajaran.

Yang terpenting sekarang keselamatan Aurel lebih utama baginya,ia sayang Aurel takut jika Aurel pergi meninggalkannya.

Disisi lain Valen masih mencoba mencerna apa yang terjadi,baru beberapa menit yang lalu Aurel ada di depan dan sekarang?ia sudah terkulai lemas dengan dilumuri banyak darah.

Lamunan Valen terbuyarkan Kala mendengarkan deringan dari ponselnya.

Papah.

Tumben papah telpon gue pikir Valen,tanpa menunggu lama Valen mengangkat panggilan itu.

"Hallo"

"....."

"Alen gak tau"

"......"

"Gak,katanya batal"

"......"

"Dia yang minta"

"......"

"Hm"

"......"

"Iyaaa"

Bip,akhirnya Valen mematikan sambungan tersebut,ia bingung darimana papahnya tau,ck.gak penting juga.

Kring,,Kring,,Kring

Bel pulang sekolah berbunyi,Valen langsung meninggalkan kelasnya dan menuju ke parkiran.

Setelah sampai diparkiran ia masuk ke dalam mobilnya dan mulai melaju keluar dari area sekolah.

Di tengah perjalanan ia berhenti didepan toko bunga,ia masuk dan membeli 1 buket bunga.

Setelah itu ia menaruh Bunga di samping kursinya dan melaju kan mobilnya kembali.

Agam Gimana keadaan cowok itu sekarang?ia terlihat sangat kacau,kedua orang tuanya sudah berada di sini,karena Agam yang memberi tau mereka.

Orang tua Agam sudah menganggap Aurel sebagian dari keluarganya sendiri.

Alih-alih kondisi Aurel tidak ada yang serius,Aurel hanya kekurangan darah tapi keberuntungan sedang berpihak kepadanya karena stock darah yang sama dengan Aurel masih banyak.

Sekarang tinggal menunggu Aurel sadar saja,dan sekarang Agam sedang tertidur di kursi sebelah brankar Aurel.

Orang tua Agam hanya dapat tersenyum melihat Agam yang sangat  peduli dengan Aurel,dan sekarang Aurel sudah menjadi bagian dari keluarga Desmon,karena tadi Agam ingin jika kedua orang tuanya mengangkat Aurel sebagai anaknya.

                                    ✈️

Gak mau basa-basi hehe
Cuma mau bilang
Semoga suka ya
Dan kalian jangan lupa untuk Vote and Coment💤

Aurelia {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang