Chapter//24

2.5K 88 2
                                    

Typo bertebaran harap sabar

Typo bertebaran harap sabar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"MAMAA....MAMAA" teriak Agam menggema.

"Iyaa kenapa Agam?" jawab Key sambil berlari karena mendengar teriakan Agam.

"Aurel kemana? Kenapa gak ada dikamarnya?!"

"Mama kira apaan,Aurel sudah oulang kerumah Valen tadi diantar supir" ujar Key.

"Mama kok biarin Aurel kesana sih Ma!...Aurel baru sembuh" kesal Agam sambil berjalan ke arah sofa.

"Agam Aurel sudah punya Suami,dia sudah berkeluarga...jadi jangan gini yaa kasian Valen" jelas Key.

"Iya udah Ma"

"Kapan kamu cari pacar?" pertanyaan Key membuat aktivitas Agam terhenti.

"Lagi gak mau pacaran"

"Jangan nunggu yang gak pasti nak,jika dia aja bisa meninggalkanmu dan melupakanmu,kenapa kamu gak bisa"

"Gak segampang itu Ma!" Desis Agam.

"Bukannya susah atau mudah..itu tinggal kamunya sendiri nak"

"Iya iya Ma nanti Agam cari"

"Nah sip"

Agam memutar bola matanya malas.setelah itu ia segera berlalu pergi ke kamar setelah berpamitan dengan sang Mama.

Disisi lain Valen sedang berada didepan pintu kamarnya,ia bingung jika sudah masuk ke dalam mau ngomong apa sama Aurel.

Dengan rasa ragu Valen mulai memegang knop pintu dan menariknya,pintu terbuka yang pertama kali ia luhat adalah Aurel yang terlelap habis mandi.

Ia mulai melangkah mendekati Aurel,setelah sampai Valen meneliti wajah Aurel yang sangat damai saat tidur.Tapi lagi-lagi Aurel habis menangis karena pipinya masih terdapat bekas Air mata.

Valen segera mengikis jarak wajahnya dengan wajah Aurel setelah jaraknya semakin menipis Valen mencium kening Aurel lama.

"Good Night My Lovely Wife"

Setelah mengucap itu Valen ikut membaringkan tubuhnya san tidur sambil memeluk tubuh Aurel.

◇◇◇

"Kamu beneran udah baikan?"

Pertanyaan ini sudah hampir 20x Valen lontarkan ke Aurel.

"Iyaa aku udah baikan kok" Aurel mulai meyakinkan Valen.

"Tenang aja aku bakal selalu ada disamping kamu!" ujar Valen yang masih menggenggam tangan Aurel.

"Gak perlu kamu ucapkan kalo emang mau selalu ada buktikan,jangan kaya kemarin lagi dan mungkin aku juga gak akan terlalu berharap!" Aurel menarik tangannya dari genggaman Valen dan berganti menyalimi punggung tangan Valen.

"Aku keluar dulu makasih yaa"

Aurel keluar dari mobil dan berjalan ke arah koridor.

Valen segera ikut keluar mobil ingin mengejar Aurel tapi ia telah didahului oleh Rey.Tangan Valen mengepal kuat saat melihat Rey merangkul pundak istrinya.

Persetan dengan sekolah yang Valen mau ia tak akan biarkan miliknya di sentuh orang lain.ia mulai melangkah dan segera mungkin ia melepaskan tangan Rey dari pundak Aurel.

"Maksud lo apaan?!" tanya Valen sambil menarik kerah Rey.

"Emang gue ngapain?" balik tanya Rey dengan nada tenang.

"Aurel milik gue dan gak ada seorang pun yang bisa nyentuh apa yang udah milik gue!" desis Valen lalu melepaskan kerah Rey dan menarik tangan Aurel.

"Dasar sodara gila!" Setelah itu ia mulai kembali berjalan ke arah kelasnya.

"Pagi Valen dan Aurel" sapa Nabil kala Valen dan Aurel sampai didalam kelas.

"Pagi" jawab serentak dari Valen dan Aurel,tapi bedanya Valen menjawab sambil mengacak-acak rambut Nabim sedangkan Aurel hanya senyum simpul.

"Aku duduk dulu ya" pamit Aurel.

Tapi ia tiba-tiba berhenti kala tempat duduknya kemarin telah diduduki oleh pemiliknya,ia lupa jika kemarin penghuninya sedang ijin dan sekarang tekah kembali.

"Rel kalo lo bingung sana dusuk sebelah Vano aja" ujar Mesya yang sedari tadi memperhatikan Aurel.

"Vano ya?" gumam Aurel.

"Ya udah gpp deh" ia mulai berjalan ke arah tempat duduk Vano.

Setelah sampai didepan Vano Aurel hanya diam dan mulak menarik nafas nya dalam-dalam "Gue boleh duduk sini?"

"Gak ada yang ngelarang" jawabnya tanpa menoleh kearah Aurel karena ia masih sibuk dengan game yang ada diponselnya.

"Makasih"

"Hm"

◇◇◇

Sekarang Valen dan Aurel sedang berada dikamar,dengan Valen yang tiduran dan menjadikan paha Aurel sebagai bantalnya.

"Perut kamu kelihatan buncit yaa" ucap Valen sambil mengelus perut Aurel.

"H-hah eng-gak kok" Aduh kenapa ia harus gugup sih.

"Kamu kebanyakan makan atau ada baby didalamnya" goda Valen.

"Ngawur kamu!"

"Sayang"

"Hah! Apa tadi kamu ngomong apa?"

"Gak ada pengulangan."

"Ck! Ya udah apa?!"

"Aku gak suka kamu duduk sama Cowok tadi" ucap Valen.

"Kenapa emang?" Aurel bingung emang kenapa jika ia duduk dengan Vano.

"Ada rumor kalo dia sering perhatiin kamu diem-diem!" Ujar Valen dengan nada datar.

"Jangan percaya sama rumor...orang tadi dia aja cuek sama aku kok" Aurel mencoba menyakinkan Valen.

"Terserah lah" Valen mulai memejamkan matanya dan tidak menggubris panggilan dari Aurel.

◇◇◇

"Hari ini gue seneng" ujar cowok itu sambil menyesap putung rokoknya.

"Kenapa lo" tanya cowok lain yang berkemungkinan kalo itu adalah temannya.

"Kepo!" Ceplosnya di akhiri kekehan kecil.

"Anjing!"

"Perlahan gue bakal buat dia jadi milik gue.karena dia first love gue" gumamnya dengan smirk yang menambah kesan ketampanannya dan kesan menyeramkan.

"Serah lo Al"

Halloooo.....
I'm comeback wkwk

Jangan lupa Vote and Coment♡

Aurelia {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang