Malam ini Shani lagi-lagi menangis, hubungannya yg kadas dengan Gracia sangat memberi dampak yg buruk. Bahkan ia sudah 5 hari ini ia hanya menangis saja di kamar. Tidak keluar kamar meskipun sudah di bujuk orang tua dan kakak-kakak nya berkali-kali.
Shani benar-benar kehilangan mataharinya, sudah 5 hari juga Shani tidak masuk sekolah. Shani terus menangis seperti ia tidak kehabisan stok air mata, tisu berserakan dimana-mana.
"Menyedihkan." Itu adalah kalimat yg cocok untuk menggambarkan keadaan Shani sekarang, kondisi kamar yg berantakan.
Julukan "Shani Kamu Sempurna" yg selalu ia dengar dari orang-orang ternyata tidak berlaku lagi sekarang, karena bagi Shani. Gracialah yg membuat hidupnya menjadi sempurna.
Shani mengingat semua kenangan mereka, mulai dari awal ketemu sampe akhirnya impiannya untuk berpacaran dengan Gracia terwujud. 2 tahun mengagumi Gracia dari jauh, bahkan seorang Shani bisa insecure waktu itu untuk mendekati Gracia. Shani mengingat manjanya Gracia dan betapa Gracia memperlakukannya dengan sangat manis.
"Sesak." Gumam Shani meremas dadanya dan terus menangis.
"Shan, buka pintunya. Kakak bawain kamu bubur ayam dan juga Kepiting saos tiram kesukaan kamu loh." Ucap Ve lembut sambil mengetuk pintu Shani.
"Shani ga laper." Jawab Shani sambil menghembuskan ingusnya ke tisu lalu membuangnya ke sembarang tempat.
"Kamu belum makan dari pagi loh, nanti kamu sakit gimana." Bujuk Ve.
Shani hanya diam saja karena lagi-lagi air mata nya jatuh. Bukan makanan yg Shani inginkan, melainkan kehadiran Gracia.
"Shan, kakak bakal bantu buat ngomong ke papi untuk batalin pertunangan kamu, tapi kamu buka dulu ya pintunya. Kakak pengen bicara berdua sama kamu." Bujuk Ve lagi.
Karena mendengar hal itu, Shani langsung berdiri dan sebelum ia membuka pintu. Ia harus memastikan bahwa kakak nya tidak berbohong.
"Janji." Ucap Shani dari balik pintu."Iyaaa." Jawab Ve lembut. Lalu Shani membukakan pintu kamarnya dan Veranda langsung masuk sambil menaruh makanan itu di nakas. Shani kembali terduduk di lantai seperti tadi. Veranda hanya menghela nafas melihat kondisi adiknya ini. Veranda menarik tangan Shani untuk naik duduk di atas kasur, Shani langsung menghamburkan diri ke pelukan Veranda dan menangis lagi.
"Kak plis tolongin Shani, Shani ga mau tunangan sama Vino. Shani udah punya pacar kak, tapi justru papi maksa Shani buat tetep tunangan. Bahkan pacar Shani sampe mutusin Shani." Ucap Shani sambil menangis
Veranda hanya mengangguk mengiyakan Shani, ia memeluk menenangkan Shani dan mengelus punggung Shani.
"Kakak bakal bilang pelan-pelan ke papi, oke. Sekarang kamu makan." Ucap Ve pelan.Shani menggeleng.
"Shani ga laper.""Oke deh tapi nanti di makan ya keburu dingin."
Shani mengangguk, dirinya merasa lebih baik sekarang. Selain Maminya, Veranda adalah orang yg paling mengerti dirinya. Karena itu dia yakin kakak nya ini pasti akan membantunya.
Setelah itu Veranda melepaskan pelukan mereka karena merasa Shani sudah berhenti menangis.
"Kamu punya pacar kok ga di kenalin ke kak Ve.""Hehe gimana mau ngenalin kalo kakak honeymoon mulu."
Veranda terkekeh mendengar penuturan adiknya itu.
"Ya nama nya juga lagi usaha, biar kamu bisa cepet-cepet jadi Aunty.""Emangnya Ka Ve udah siap jadi mahmud? apalagi yg di urusin 2 bayi."
Ve mengerutkan keningnya tak mengerti dengan maksud Shani ini.
"Dua bayi?.""Iyaa, dua. Satunya Anak ka Ve dan satunya lagi bayi besar ka Ve yg suka ngintilin kemana-mana." Canda Shani sambil terkekeh. Mood Shani sudah lebih baik sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Sekolahan ( END ) ✔️
De TodoCerita ini hanya karangan belaka! Ini mengandung unsur GxG, please yg homophobic atau yg gak suka di skip aja✌️