Malam ini, Taehyung tengah makan malam bersama kedua orang tuanya. Namun sayangnya pikirannya hanya terfokus pada masalah yang menimpahnya sekarang karena perbuatan sahabatnya sendiri.
Seberusaha apapun Taehyung untuk tidak peduli namun rasanya pikiran dia malah terus tertuju pada gadis malang yang menemuinya tadi siang, siapa lagi kalau bukan Jisoo.
Bagaimana perasaan gadis itu jika dia tahu bahwa Jungkook telah meninggalkannya dan memilih dengan gadis lain? Dan, bagaimana dengan nasib anak yang ada di kandungan Jisoo? Beribu pertanyaan terus bermunculan di otaknya.
"Taehyung, kamu kenapa? Malah ngelamun gitu, makanannya jangan di diemin aja." Tegur Riana membuat Taehyung langsung menoleh pada Mamanya dan berganti pada Papanya, Bromo, yang ternyata ikut melihat pada Taehyung.
"Nggak ada, Ma.." Taehyung tersenyum tipis sembari menggeleng kepalanya, "Nggak ada apa apa." Sambungnya, lalu melanjutkan memakan makanannya walau rasanya dia sudah enggan untuk melanjutkannya.
"Kalau begitu jangan melamun." Sahut Bromo. "Dari pada melamun, mending kamu cerita tentang sekolah kamu. Gimana? Sebentar lagi kan kamu selesai sekolah, mau kuliah dimana, Tae?"
"Papa gimana sih? Taehyung baru aja masuk kelas 12 masa udah nanyain kuliahnya. Biarin dia fokus belajar dulu" Timpal Riana.
Bromo terkekeh gemas, dia sudah begitu menunggu momen Taehyung masuk universitas di luar negeri. "Ya kan nggak kerasa, Ma. Jadi lebih baik di omongin sekarang, anak ini mau masuk di Universitas mana?"
"Kamu mau dimana, Tae? Jerman? Swiss? Paris? Korea juga bagus ya kuliah disana. Tapi papa terserah kamu aja yang terpenting kamu harus kuliah."
Andai saja Taehyung bisa memilih negera yang dia inginkan untuk masuk universitas disana, dia akan menyebutkannya sekarang juga. Namun sayangnya, dia tidak bisa mengabulkan keinginan papanya. Semua mimpinya, semua yang dia sudah susun untuk masa depannya kini akan berubah.
Taehyung menjatuhkan sendok serta garpu dari tangannya ke piring hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring membuat Bromo serta Riana terkejut.
"Aku udah selesai, kita bicarain nanti aja, Pa." Ucap Taehyung kemudian bangkit dari duduknya dan meninggalkan meja makan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
"Loh loh, anak itu kenapa sih?" Tanya Riana sembari memandang heran pada Bromo yang menggidikkan bahu, heran.
"Mana Papa tau, Ma. Tanya langsung anak Mama dong" Jawab Bromo.
"Itu kan anak Papa juga, ya harusnya Papa tau dong. Sifat kalian kan nggak ada bedanya.." Bromo hanya tertawa sebagai balasan dari ucapan sang Isteri
Tak lama, Riana melihat Taehyung yang tengah rapih memakai jaket dan melewati mereka begitu saja. Hal itu semakin membuat Riana kebingungan dengan sikap putranya, "Taehyung! Kamu mau kemana?" Teriak Riana setelah bangkit dari duduknya.
Taehyung yang sedang ingin melangkah keluar rumah kini berhenti dan menoleh ke samping dimana meja makan masih di isi oleh Bromo dan Riana. "Mau keluar sebentar, Ma." Jawabnya kemudian melanjutkan jalannya tanpa memperdulikan panggilan Riana.
Langkah Taehyung kembali berhenti setelah kakinya menginjak lantai teras rumahnya. Matanya menatap kearah langit malam yang kini tidak terlihat bintang dan bulan yang biasanya menyinari langit pada malam hari. Taehyung menduga bahwa malam ini akan turun hujan untung saja yang dia ambil adalah kunci mobilnya
Taehyung merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponselnya. Dia terlihat mengetik sesuatu disana, setelah itu dia kembali menyimpan ponselnya dan berlari menuju mobil.
Setelah masuk ke dalam mobilnya, Taehyung langsung menancap gas keluar dari pekarangan rumahnya. "Gue bakal ngebunuh lo Jungkook kalau sampai lo bener bener pergi ninggalin anak dan cewek lo." Ucap Taehyung, matanya fokus pada jalanan dengan kecepatan mobilnya yang di atas rata rata.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERCECT DADDY
FanfictionTaehyung tidak menduga jika di umur 18 tahun dia harus bertanggung jawab atas perbuatan yang sama sekali tidak dia lakukan, bahkan dia harus menjadi seorang Ayah untuk bayi yang berada di kandungan Jisoo. copyright @Galleryies, 2021.