Ini sudah hampir seminggu, Taehyung mencari pekerjaan namun sayangnya dia belum mendapatkan pekerjaan sama sekali. Dari ini Taehyung sadar, betapa susahnya menjadi tulang punggung keluarga.
Dulu apapun yang Taehyung inginkan, akan dia dapatkan. Sekali gesek, keinginannya akan ada di depan mata. Atau dia tinggal bilang pada Papanya maka Bromo akan memberikan kemauan Taehyung. Jelas, putra satu satunya Bromo dan Riana. Walaupun itu semua juga dia dapatkan pakai usaha, dengan cara belajar dan terus belajar agar mendapatkan nilai yang bagus maka Bromo akan memberikan Taehyung semua keinginan putranya itu.
Bahkan setiap kali Taehyung menang dalam perlombaan ataupun kenaikan kelas, maka Bromo memberi Taehyung hadiah yaitu mobil atau motor. Itulah mengapa Taehyung memiliki banyak mobil mewah keluaran terbaru. Tetapi sayangnya semua yang Taehyung miliki sudah tinggal kenangan.
Motor Taehyung berhenti di pinggir jalan, ketika deringan ponsel dari saku celananya berbunyi. Taehyung melepaskan helmnya, kemudian mengeluarkan ponselnya untuk melihat nama penelpon.
Jimin.
Melihat nama sahabatnya yang tertera di layar ponselnya, Taehyung langsung mengangkat telpon itu.
"Halo?"
"Lo dimana?"
"Di jalan, gue masih nyari lowongan pekerjaan."
"Istirahat dulu sini ke rumah gue. Ada yang pengen gue tunjukkin sama lo"
Mendengar ucapan Jimin di seberang sana membuat Taehyung mengerutkan kening, "Tunjukkin apaan?"
"Udahlah, kesini makanya! Gue tunggu ya, see u brother!"
Tut tut tut.
Jimin mengakhiri panggilannya tanpa menunggu jawaban dari Taehyung. Karena penasaran, tanpa pikir panjang lagi Taehyung langsung memakai kembali helm nya dan menggas motornya untuk menuju ke rumah Jimin.
Ntah kebetulan atau apa, Taehyung sedang berada di daerah yang hampir tak jauh dari rumah Jimin, maka dari itu dia hanya membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit untuk sampai di rumah sahabatnya itu.
Setelah menempuh perjalanan sekitar sepuluh menitan, Taehyung telah memasuki area rumah mewah tingkat tiga yang bernuansa abu abu. Taehyung memarkirkan sembarangan motornya, kemudian turun dari motor dan langsung masuk ke dalam rumah Jimin.
"Akhirnya sampai juga lo, Tae." Taeyong menyambut Taehyung yang kini berada di ruang tengah.
"Kirain lo nggak mau kesini karena sibuk nyari kerja." Celetuk Jaehyun.
Taehyung semakin kebingungan melihat teman temannya sudah berkumpul di rumah Jimin. Sebenarnya apa yang ingin di tunjukkan Jimin padanya?
"Lo ngapain pada disini?" Tanya Taehyung ketika dia sudah mendaratkan bokongnya di sofa, samping Jaehyun.
"Dih? Emang nggak boleh apa?" Sahut Mingyu, dia memasang wajah cemberut membuat Taeyong yang berada di dekatnya merasa geli.
"Gausah sok imut lo!" Kesal Taeyong.
Mingyu menatap sinis pada Taeyong, "Napa sih lo? sensi banget sama gue. Naksir lo entar!"
"Amit amit cabang bayi gue naksir sama lo, nggak minat gue jadi kaum pelangi!" Taeyong memukul mukul meja sambil bergumam istighfar, jangan sampai dia beneran homo gara gara ucapan laknat Mingyu. Sedangkan si Mingyu tengah asik ngakakkin Taeyong.
"Ini ada apaan sih sebenarnya?" Tanya Taehyung, lagi. Dia masih penasaran dengan 'sesuatu' yang katanya ingin di tunjukkan Jimin.
"Lo lupa ya hari ini ada apa?" Bukannya menjawab pertanyaan Taehyung, Jaehyun melemparkan pertanyaan pada Taehyung.

KAMU SEDANG MEMBACA
PERCECT DADDY
FanfictionTaehyung tidak menduga jika di umur 18 tahun dia harus bertanggung jawab atas perbuatan yang sama sekali tidak dia lakukan, bahkan dia harus menjadi seorang Ayah untuk bayi yang berada di kandungan Jisoo. copyright @Galleryies, 2021.