────hypocrite.
JAMES Potter sendiri yang mengirimkam surat untuk Ayah. Ia ingin menjajikan pertemuan dengan Ayahku entah kapan, mereka masih bertukar surat. Sirius selalu memberiku kabar terbaru mengenai hal itu. Ia memperkirakan jika James akan datang ke rumahku di saat libur pertengahan semester.
"Nona Black!" Panggil James. Ia berlari kecil ke arahku. Ketika ia sudah berada di dekatku, Ia tersenyum lebar. "Apa yang Tuan Alphard Black suka?"
"Kupikir kau sudah berbalas surat dengan Ayah?"
James menghela napas. "Aku tidak mungkin bertanya langsung pada ayahmu. Apa ayahmu menyukai pai?"
"Ayah punya sedikit kesukaan pada makanan manis," tuturku.
James tersenyum lebar kembali. "Baiklah."
"Kau benar-benar akan menemui Ayah?"
James memgangguk. "Kau ingin aku menemuinya, maka aku akan bertemu Ayahmu."
Aku hanya menatapnya seperti orang gila.
"Hanya saja, jangan bawa cincin pertunangan."
"Ouch! Kau tak ingin menghabiskan sisa hidupmu demganku?"
"Tidak dalam mimpi burukku."
Aku lalu mengibaskan rambut dan melenggang pergi meninggalkan James Potter. Jantungku berdegup kencang. Apa James benar akan datang ke rumah? Apa Ayah akan memyambutnya baik? Bagaimana jika Ayah menyukai James? Mengapa aku menyarankan James untuk bertemu Ayah? Aku memang idiot!
· · ────── 𐂂 ────── · ·
Aku duduk di sofa asrama Slytherin malam ini. Aku mengenalan baju hangat dan kaus kaki tebal. Sedikit anak yang bermain di common room kemungkinan karena suhu rendah membuat mereka nyaman di kasur. Bahkan Zoya memilih tidur. Maka dari itu aku menggunakan kesempatan ini untuk membaca buku rune kuno di depan perapian. Namun aku tidak bisa terfokus, aku mengingat James Potter. Aku memiliki perasaan untuk melempar buku rune kuno ini di peeapian ketika aku membayangkan James Potter lagi.
"Lea," panggil suara Regulus.
"Hm." balasku. Aku mengangkat kepalaku untuk melihat Regulus dengan baju hangat dan celana flanelnya serta selimut di tangan.
Aku kembali fokus pada buku setelah mengamati Regulus sejenak. Kurasakan beban sofa di sampingku memberat. Kucium wangi Regulus, khas rumah Paman Orion, seperti kertas tua dan pinus. Tangan Regulus mengangkat tangan kiriku yang menggenggam buku dan ia menyampirkan selimut untuk kami berdua. Aku meletakkan siku kiriku di atas lengan sofa dan melanjutkn bacaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎, 𝐑𝐎𝐌𝐄𝐎! | James Potter
Fanfic❝What's in a name? That which we call a rose by any other word would smell as sweet.❞ -Juliet (Act II, scene II) Dan James Potter berani menulis takdirnya sendiri hanya untuk berakhir dengannya. ⌗ James Potter x OC Marauders era