2.7 - closure

186 23 2
                                    

song recommendation:
double take - dhruv
stay here - gaho

****

Kedatangan Kyung Won di bandara pada pukul 12 malam disambut heboh oleh Hera. Perempuan itu membawa satu botol sampanye di tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya ia lambaikan pada Kyung Won.

"Touchdown Paris!" Seru Hera dari kejauhan. Untunglah, hanya ada sedikit orang mengingat waktu telah menunjukkan pukul tengah malam, sehingga Kyung Won tidak harus menahan malu.

"It's 12am for God sake! I'm tired let's go to the hotel, I need some sleep."

"De Crillon? Bagaimana?" Kyung Won menganggukkan kepalanya. Menyetujui. Meskipun, ia akan lebih memilih Four Seasons, namun ia terlalu lelah dan butuh istirahat.

"Baiklah. Ayo kesana."

***

Keesokkan harinya, Kyung Won menjadi yang pertama bangun dari tidurnya. Ia meregangkan tubuhnya, masih agak letih namun banyak tempat yang ingin ia kunjungi. Kyung Won beranjak menuju kamar mandi, ia membersihkan dirinya dan memakai pakaian yang sesuai dengan cuaca Paris yang sudah mulai dingin.

Kyung Won menatap kearah Hera yang baru saja bangun dari tidurnya. "Cepatlah. Aku tidak sabar ingin mengunjungi banyak tempat."

"Aku lelah sekali, bolehkah aku kembali tidur saja?"

"You're the one who dragged me all the way to Paris, remember? Now please, off to shower, Hera."

Hera mendengus pelan. Mana mungkin ia dapat membantah Kyung Won? Benar juga kata perempuan itu, dirinya lah yang memaksa Kyung Won kemari. Ia harus bertanggungjawab. Yah, anggap saja dirinya sahabat berkedok tour-guide.

Selepas kepergian Hera ke kamar mandi, Kyung Won membuka tablet yang diserahkan Na Eun tempo hari. Memeriksa perkembangan saham perusahaannya. Serta menandatangani beberapa projek untuk bulan ini. Sialnya, pada pukul 2 siang nanti ia harus mengikuti emergency meeting perihal stockholder. Ya, lagi-lagi stockholder sampai-sampai Kyung Won sudah bosan menangani para pemegang saham itu.

"Aku sudah cantik. Kau ingin kemana?" Tanya Hera yang membuat Kyung Won sedikit ingin muntah.

"Louvre? Terakhir kali aku ke Paris belum sempat kesana."

Hera memutar bola matanya malas. Pasalnya, semua orang yang ia ajak berlibur ke Paris selalu menjadikan Museum Louvre tempat lukisan Monalisa dipajang menjadi salah satu destinasi. Well, Hera tidak menyalahkan mereka sepenuhnya karena Louvre memang terkenal akan keindahan dan keapikan seni di dalamnya.

"Baiklah. Ayo, kita ke Louvre."

"Before that, I need to stop by at Maison."

Hera mengernyitkan dahinya. "Margiela? Untuk apa?"

"Shopping, of course. What else?"

Lagi-lagi, Hera memutar bola matanya malas. "Impulsive."

***

Sedangkan di sisi lain, Jun is currently having a brunch. Sendirian. Ironis sekali mengingat dirinya yang sedang berada di kota paling romantis di dunia. Namun, apa boleh buat? He came here alone, but he does hope he won't come back alone.

encounter ; mjh ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang