Bila ditanya apakah Kyung Won menyesal? Tentu saja, iya. Tetapi, bila ditanya apakah Kyung Won puas? Tentu saja itu juga iya. Ia menyesali dan merasa puas atas apa yang ia lakukan tadi malam. Ia merutuki dirinya sendiri memberikan ciuman pertamanya pada seorang Moon Junhui. Ayolah, siapa yang tidak mengenal pria itu? Seniman dengan gelar womanizer kelas kakap. Dan Kyung Won dengan sukarela mencumbu pria itu tadi malam.
Kyung Won sudah mengenal siapa itu Junhui. Ia merupakan sahabat dekat seorang Jeon Wonwoo. Karena kedekatan keduanya dahulu, mereka sering dijuluki pangeran dari negri dongeng. Wonwoo dan Jun, keduanya tampan. Namun, sifatnya bertolak belakang. Setidaknya, itu yang Kyung Won ketahui. Hanya saja, semakin ia beranjak dewasa imej yang Jun tinggalkan berubah. Dari bocah tengik yang tidak bisa diam menjadi pria penakluk hati wanita.
Sejak saat itulah, pandangan Kyung Won berubah. Awalnya, Kyung Won merasa risih saja dengan kebisingan dan gangguan dari Jun ketika pria itu berada di mansion keluarganya. Tetapi, setelah imej baru mengenai pria itu muncul, Kyung Won bahkan enggan berada di bangunan yang sama dengan Jun.
Kyung Won ingin menertawakan dirinya saat ini. Ia sangat tidak menyukai Jun. Apa yang ia lakukan tadi malam, tentu saja berbanding terbalik dengan apa yang ia rasakan. Ciuman itu sendiri sudah memalukan, belum lagi ditambah Kyung Won yang saat ini berada di penthouse milik pria itu.
Mereka tidak melakukan apa-apa semalam. Hal itu dibuktikan dengan pakaian Kyung Won yang masih lengkap dan dirinya yang masih bisa berjalan dengan normal. Yah, setidaknya Jun tidak mengambil keuntungan dari seorang wanita yang sedang mabuk. Kyung Won menatap langit-langit kamar tidur Jun dengan kosong. Mengacak-acak rambut miliknya sesaat dan menyumpahi dirinya sendiri berkali-kali.
"Sudah bangun rupanya?" Suara rendah itu terdengar oleh Kyung Won, yang otomatis membuat wanita itu mendengus.
Tanpa menatap pria itu, Kyung Won membalas pertanyaannya. "Sejak kapan kau berada disini?"
Terdengar kekehan dari pria itu. "Mungkin sejak kau menghentak-hentakkan kakimu?"
Lagi-lagi dengusan kasar keluar dari Kyung Won. Ia beranjak dari ranjang berukuran king-size milik Jun. Menatap Jun yang saat ini hanya memakai handuk yang melingkari pinggangnya, tanpa atasan apapun. "Setidaknya pakai pakaianmu, Tuan Moon. Ada tamu perempuan disini. Kupikir kau masih memiliki sopan santun, bukan?"
Jun tertawa remeh. "Bukankah kemarin kau menciumku, hingga tanganmu itu bergerak membuka kancing kemejaku, Nona Jeon? Jangan berbicara sopan santun denganku, setelah menciumku begitu saja. Dimana harga dirimu?" Sebelah alis pria itu terangkat.
Perkataan Jun sukses membuat Kyung Won malu dan memerah. Sesegera mungkin, Kyung Won menetralkan kembali ekspresi wajahnya. Kyung Won merasa terdominasi saat ini, ia tidak suka itu. Saat ini, justru Kyung Won sedang memikirkan perkataan apa yang dapat membalikkan situasi saat ini.
Tidak ada. Perkataan Jun benar dan untuk kali pertama dalam hidupnya, Kyung Won mengalah.
"Baiklah. Aku minta maaf. Sudah cukup, kan?"
Jun menyeringai. "Itu saja? Kau tidak mau bertanggung jawab mengenai apa yang kau ciptakan disini?" Jun menunjuk bagian rahang dan lehernya.
Sial, bisanya kau tidak mengontrol nafsumu itu, Jeon Kyung Won!
Kyung Won merutuki dirinya sendiri dalam hati. Dan Jun dapat membaca dengan jelas ekspresi wajah Kyung Won yang sangat menyesali apa yang ia lakukan kemarin.
"Aku hanya terbawa suasana. Sekali lagi aku minta maaf. Lagipula, yang semalam tidak ada apa-apanya." Ah, Kyung Won mengatakan kalimat yang salah. Padahal, jelas sekali tadi malam Kyung Won menikmatinya. Bahkan lenguhan terdengar beberapa kali dari perempuan itu, ketika Jun menyesap lehernya.
"Jangan berbohong, Nona Jeon. Perlukah aku menceritakan secara rinci bagaimana kondisimu kemarin? Woah, lenguhan mu bahkan masih ter-"
Kyung Won segera memutus perkataan Jun. "Baiklah, aku akui aku menikmatinya tadi malam. Tetapi, cukup sampai disitu. Aku harap pertemuan ini tidak akan terjadi lagi. Urusan kita sudah selesai sampai sini." Kyung Won berjalan menuju pintu keluar, melewati Jun begitu saja.
Akan tetapi, pria itu mencekal pergelangan tangan Kyung Won. Menghentikan pergerakan gadis itu. "Bersihkan saja dirimu terlebih dahulu. Aku juga sudah membuatkanmu sup anti pengar."
"Tidak perlu, terimakasih." Balas Kyung Won singkat.
"Kau yakin? Bau alkohol dari tubuhmu masih sangat tercium, jika kau penasaran. Dan bajumu, kau yakin mau keluar mengenakan itu? Di udara dingin seperti ini? Silahkan saja bila ingin mati kedinginan." Tukas Jun masih sambil menatap Kyung Won.
Kyung Won mendengus kesal. Perkataan Jun benar. Tidak mungkin ia keluar hanya mengenakan spaghetti dress seperti ini. Dan bila Kyung Won boleh jujur, kepalanya sangat sakit saat ini. "Baiklah, terimakasih."
Jun tersenyum. Kali ini bukan senyuman meledek. "Nikmati supnya, aku harus memakai pakaian lengkap agar sopan terhadap tamuku. Ah, atau kau mau ikut? Siapa tahu kit-" Jun berhenti berbicara begitu saja, ketika Kyung Won menutup pintu kamar pria itu tepat di depan mukanya.
Jun terkekeh pelan, setelah pintu itu tertutup. "Menarik."
***
Jun tertawa pelan mengingat apa yang terjadi tadi malam. Ia tidak menyangka, bahwa ia bahkan tidak perlu mengeluarkan rayuan apapun untuk menarik Kyung Won mendekat. Justru perempuan itu yang malah menarik dirinya. Jun tahu bahwa apa yang dilakukan Kyung Won semata-mata hanya pembalasan terhadap Hansol. Namun, Kyung Won tidak bisa menipu dirinya bahwa perempuan itu menyukai apa yang dilakukan keduanya tadi malam.
Lagipula, Jun tidak menyangka Kyung Won menerima Hansol sebagai kekasihnya. Meskipun, Jun tidak lebih baik dari pria itu, Jun mengakuinya. Sedangkan, Hansol? Pria itu akan berpura-pura setia dan menghargai perempuan. Nyatanya? Ia tidak jauh berbeda dengan Jun. Bahkan mungkin lebih parah, Jun memang suka bermain-main dengan banyak wanita, tetapi tidak ada yang berakhir di ranjangnya dalam keadaan tanpa busana. Tidak seperti wanita-wanita yang pernah bersama Hansol dan berakhir menyedihkan di ranjang pria itu.
Sebenarnya, Jun hampir saja lepas kendali tadi malam. Kyung Won terlalu jauh menggodanya. Bahkan dengan berani menyisakan tanda pada rahang dan leher miliknya. Jika wajah menyeramkan Wonwoo tidak muncul di benaknya, Jun sudah pasti mengeksekusi Kyung Won diatas ranjangnya. Akan tetapi, Jun masih menghargai keadaan Kyung Won yang mabuk dan menghargai perempuan itu sebagai adik dari sahabatnya.
Flashback
Kyung Won menyudahinya dengan napas terengah-engah. Jun justru menatap Kyung Won geli, jelas sekali bahwa itu ciuman pertamanya. Meskipun, terbilang cukup handal. Namun, gerakan bibir Kyung Won jelas masih amatir.
"Maaf dan terimakasih." Ucap Kyung Won singkat, seraya beranjak dari pangkuan Jun.
"Hm, sama-sama. Ingin kutemani minum? Sekesal-kesalnya dirimu, rasa sedih itu pasti ada."
"Tidak usah, terimakasih. Aku akan pulang dengan Hera. Tolong lupakan saja apa yang kulakukan barusan. Aku permisi," Jun berhasil menahan pergelangan tangan Kyung Won.
Pria itu menunjuk Hera yang sudah hampir telanjang di sudut dinding. "Yakin?"
Kyung Won memutar bola matanya. "Baiklah."
"I'll treat you something nice, c'mon."
Dan hanya semudah itu, Kyung Won tanpa sadar membiarkan seorang Moon Junhui masuk ke dalam kehidupannya satu langkah lebih dekat.
****
hehe semoga suka ya, jangan lupa vomment biar semangat nulis akunya. happy reading❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
encounter ; mjh ✔️
Fanfiction[SPIN-OFF] Pertemuan pertama. Jun mengenalinya sebagai putri satu-satunya keluarga Jeon. Pertemuan kedua. Jun melihatnya duduk sendirian di sudut kafe. Pertemuan ketiga. Jun menghampirinya. Lantas apa yang akan terjadi di pertemuan dua insan itu sel...