Saat ini, Jun tengah berada di galeri seni miliknya. Zürich Arte Nieuw, galeri seni miliknya yang telah ia dirikan sejak ia menginjakkan kaki di Zürich. Jun tengah mempersiapkan pameran lukisannya yang akan diadakan 3-4 bulan dari sekarang. Pameran lukisan yang kali ini akan diselenggarakan oleh Jun, menggunakkan aliran ekspresionis. Sesuatu yang belum pernah ia coba sebelumnya. Pasalnya, sebagai seorang seniman, Jun lebih memilih aliran surealis.
Jun merupakan salah satu lulusan terbaik University of Florence di Florence, Italy. Sebagai seorang fresh graduate fakultas kesenian di negara tersebut, ketika Jun kembali ke Korea, ia langsung ditawari untuk membuka galeri pamerannya sendiri. Tentu saja, tawaran itu menggiurkan dan langsung disetujui oleh Jun. Salah satu investor yang berinvestasi dalam galeri pamerannya adalah Jeon Wonwoo. Sahabatnya sejak Sekolah Menengah Atas yang merupakan penerus sebuah perusahaan besar di negeri ginseng itu. Dari pertemuan mereka itulah, Jun kembali dekat dengan Wonwoo setelah sempat hilang kontak beberapa tahun lalu.
Galeri pameran Jun menarik banyak perhatian seniman maupun penikmat seni lokal dan mancanegara. Ketika pembukaan galeri pamerannya untuk pertama kali secara resmi, nama Moon Junhui menempatkan ururtan pertama pada situs pencarian. Selain rupawan, karya-karya yang dihasilkan oleh kedua tangan ajaibnya tidak kalah menakjubkan.
Sejak namanya yang mulai dikenal oleh khalayak, Jun mulai bergonta-ganti perempuan. Bukannya ingin bermain-main. Jun benar-benar menyukai perempuan-perempuan yang pernah bersamanya itu. Hanya saja, perasaan itu bertahan tidak sampai 1 bulan. Membuat Jun mendapatkan beberapa julukan yang negatif dan positif disaat bersamaan. Seperti, 'The Most Wanted Womanizer In South Korea' atau 'Hottest Womanizer Ever Existed' dan lain sebagainya. Maksud Jun disini, womanizer sendiri merupakan konotasi negatif. Namun, tidak apa-apa. Perempuan-perempuan yang pernah bersamanya pun tidak pernah menolak pesonanya. Keduanya sama-sama menginginkan hubungan singkat itu untuk terjalin, jadi Jun pikir, mengapa tidak?
"Anne, could you please bring my sketch book over there, princess?" Jun ditemani oleh Anne, perempuan lain yang ditemuinya saat pergi berkunjung ke Basel beberapa hari yang lalu.
"Of course, cutie." Anne mengedipkan sebelah matanya pada Jun yang dibalas kekehan oleh pria itu.
Anne kemudian menyerahkan sketch book berukuran A5 miliknya. Ia meraih pinggang ramping gadis itu lalu mengecup bibirnya singkat. "Thanks, sweetie. What would you like to eat for dinner tonight?"
Anne tersenyum nakal. "You."
"I asked what, Anne. Not who. How about Veltlinerkeller?" Jun mendekatkan bibirnya pada telinga Anne. Berbisik pelan dengan tangan kiri yang masih melingkari pinggangnya, dan tangan kanan yang memegang kuas.
"Setuju. Sounds great!"
Jun mengangguk. "I need to finish this first. I'll pick you up at 7. See you, and don't forget to dress up prettily, princess."
Anne mendekat kearah Jun dan melumat bibir tipis itu cukup lama. "Okay, i'll see you very soon."
***
Kemeja berwarna beige penuh cat yang tadi ia kenakan, sudah berganti menjadi kaos lengan pendek berwarna hitam dengan jas berwarna coklat sebagai luarannya. Jun menyemprotkan Bleu De Chanel miliknya di bagian leher dan tangan. Setelah dirasa cukup, Jun keluar dari penthouse miliknya dan bergegas menuju apartemen milik Anne yang berjarak hampir 2km dari penthouse miliknya. Jun mengendarai Mercedes Benz GLE 400 AMG Line miliknya menuju apartemen Anne.
Tidak memakan waktu yang lama untuk sampai di apartemen milik Anne. Terlebih jalan raya yang tidak sepadat sebelumnya, membuat Jun lebih leluasa membelah jalan menuju apartemen Anne. Jun menunggu di lobby, menunggu Anne yang katanya tinggal memakai heels. Lima menit Jun menunggu, gadis itu telah berdiri di hadapannya mengenakan chiffon dress tanpa lengan dilapisi jas hitam yang membuatnya tampak menawan. Rambut brunette milik Anne dibiarkan tergerai bebas di bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
encounter ; mjh ✔️
Fanfiction[SPIN-OFF] Pertemuan pertama. Jun mengenalinya sebagai putri satu-satunya keluarga Jeon. Pertemuan kedua. Jun melihatnya duduk sendirian di sudut kafe. Pertemuan ketiga. Jun menghampirinya. Lantas apa yang akan terjadi di pertemuan dua insan itu sel...