Melihat Kyung Won di luar restoran, membuat Jun tergerak untuk menghampiri perempuan itu. Namun, ketika Jun sudah beranjak dari tempat duduknya. Suara Anne memasuki pendengarannya.
"Babe, what are you doing? You're embarrassing yourself and me. Sit down, please." Titah Anne dengan nada jengkel.
Jun bersumpah ia tidak akan pernah mengencani perempuan semenyebalkan Anne, lagi. Secantik apapun dia. Jun tidak menyukai perempuan yang bossy.
Jun doesn't like to be dominated, because he's the dominant one.
"Okay, i'm sorry." Balas Jun seraya menyantap gigitan terakhir makan malamnya itu.
Setelah membersihkan mulutnya, dan menegak red wine ia menatap Anne. Melihat piring perempuan itu yang sudah kosong. "You done?"
"As you can see."
"Let's go, I'll drive you to your apartment. But, I need to pay for the bills first." Ujar Jun seraya menggenggam tangan Anne.
Akan tetapi, pergerakan Jun ditahan oleh Anne. "Why don't you stay at my apartment tonight, we could have some 'fun' you know?" Anne mengerling nakal, membuat Jun bergidik ngeri dibuatnya.
Ugh, mengapa perempuan agresif sekali akhir-akhir ini? "I'm tired, Anne. And I still got tons of work to do. Now can you accompany me to pay for the bills, lady?"
Anne mendengus kesal. Merasa harga dirinya direndahkan karena sejauh ini hanya Jun yang menolak dirinya. Ia mengabaikan perkataan Jun, dan meninggalkan pria itu. Jun tidak ingin membuat keributan, maka ia membiarkan Anne dan menuju ke kasir untuk membayar makan malam mereka hari ini.
"You take credit cards, right?" Jun merogoh card-holder miliknya dan mengeluarkan amex credit card dan menyerahkannya pada wanita yang bertugas menjaga kasir tersebut. Setelah berhasil melakukan payment, Jun bergegas keluar dan mencari Anne.
Perempuan itu terlihat sedang menunggu taksi yang sepertinya telah ia pesan sebelumnya. "Anne, for godness sake what are you trying to do right now?" Jun memijit pelipisnya. Frustasi. Mengapa perempuan ini sangat susah untuk diberitahu, sih?
"Are you blind? I'm trying to go home, Jun. By myself." Jawab Anne.
Jun tersenyum miring. Sepertinya, ini momen yang tepat untuk menyudahi segalanya dengan Anne. Karena tidak lama setelahnya, taksi yang Anne pesan sudah tiba. "Anne, I swear to God if you took the taxi, we're done."
Anne mengabaikan perkataan Jun dan menaiki taksi tersebut. Pikiran Anne mengatakan bahwa Jun tidak akan menyudahi hubungan mereka begitu saja. Anne berpikir bahwa Jun akan memohon-mohon padanya. Tetapi, Jun tetaplah Moon Junhui. Pria itu tidak akan mengejar perempuan lebih dari satu kali. Dan tampaknya, Anne masih awam akan fakta tersebut.
"Perempuan bodoh. Ia pikir aku akan mengejarnya?" Jun menertawai Anne seraya berjalan menuju kendaraan miliknya. Jun mulai menyalakan mesin mobilnya, lalu membelah jalan raya menuju penthouse yang ia tinggali.
***
Saat ini Jun telah mengganti pakaiannya menjadi pakaian yang lebih santai. Ia berada di ruang kerjanya. Atau mungkin ruang khusus dimana ia membuat Abbozzo lukisan yang akan ia pamerkan di Zürich Arte Nieuw. Jun telah mempersiapkan kopi hitam sebagai amunisinya. Kopi hitam merupakan pertanda bahwa Jun akan bekerja sampai pagi hari tanpa tidur. Jun adalah seseorang yang lebih mampu menciptakan karya-karya inovatif di malam hari.
Ia mengenakan kacamata bulat untuk membantu penglihatannya dalam proses pembuatan Abbozzo. Seperti, yang telah dijelaskan sebelumnya, aliran lukisan yang akan Jun buat adalah ekspresionisme. Tujuan Jun menjadi seorang pelukis sangat klise. Agar ia dapat mengekspresikan perasaan yang tidak dapat ia sampaikan melalui kata-kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
encounter ; mjh ✔️
Fanfiction[SPIN-OFF] Pertemuan pertama. Jun mengenalinya sebagai putri satu-satunya keluarga Jeon. Pertemuan kedua. Jun melihatnya duduk sendirian di sudut kafe. Pertemuan ketiga. Jun menghampirinya. Lantas apa yang akan terjadi di pertemuan dua insan itu sel...