1.8 (special chapter) jun's point of view

222 37 12
                                    

song recommendation:
easy - mac ayres

****

Malam itu, aku kembali ke penthouse dengan perasaan yang cukup campur aduk. Aku tahu tidak seharusnya pergi begitu saja. Aku juga tahu Kyung Won pasti perlu waktu. Namun, saat itu aku tidak bisa menolak kenyataan bahwa aku dibuat kecewa dengan respon yang berasal dari dirinya.

Sudah bulan kedua aku tidak berbicara sepatah kata pun dengannya. Panggilan maupun pesan-pesan singkat yang pasaran tidak lagi kulakukan. Terkadang terbesit di benakku, apakah Kyung Won mencariku? Atau setidaknya merindukanku?

Aku dibuat sibuk dengan pengerjaan lukisan. Sebenarnya emosi yang sedang kurasakan ini cukup membantu. Aku semakin fokus dalam mengerjakan lukisanku. Jika banyak orang diluar sana yang justru sulit untuk fokus ketika dilanda sesuatu yang buruk, maka aku adalah kebalikannya.

Selama ini, aku juga melakukan panggilan video dengan Ae Ra. Ia tampak bahagia setelah pernikahannya satu bulan yang lalu. Sayang sekali aku tidak dapat datang. Ah, dan soal bagaimana perasaanku padanya? Sudah tidak ada, tenang saja.

Entah sejak kapan, intinya perasaan yang tidak seharusnya ada itu sudah hilang. Kemungkinan ketika realita kembali menyadarkanku bahwa Ae Ra tidak akan pernah bisa kumiliki. Dan mungkin sejak saat itu juga apa yang kurasakan terhadap Kyung Won semakin kuat.

Jujur saja, awalnya aku memang hanya ingin bermain-main dengan Kyung Won. Maksudku disini, siapa yang tidak merasa puas saat berhasil menaklukan wanita seperti Kyung Won?

Sedikit cerita mengenai seperti apa Kyung Won dari sudut pandangku. Perlu aku ingatkan kembali aku sebenarnya seseorang yang cukup puitis.

Kyung Won adalah wanita berkelas. Ayolah dari caranya berjalan saja semua orang mampu menyadarinya. Dari caranya membenarkan tatanan rambutnya aku juga mampu menyadarinya. Satu hal lagi, she's gorgeous as hell.

Kyung Won mungkin tidak secantik Anne. Namun, beberapa poin dalam diri wanita itu mampu mengungguli Anne. Ia cerdas, berpendirian, mandiri, dan tangguh. Aku cukup yakin, sebenarnya Kyung Won tidak butuh pria. Tipikal wanita independen.

Hanya saja, ketika aku mengenalnya lebih dalam ada beberapa fakta menarik perihal Kyung Won. Menurutku lucu sekali. Kyung Won sangat mudah tersipu. Lalu, mengenai ciuman pertamanya.

Sial, aku jadi tertawa mengingatnya.

She's pretty reckless as well, not gonna lie. But, I found it really cute actually. Siapa yang akan memberikan ciuman pertamanya pada pria asing? Meskipun hanya sebagai pembalasan dendam pada mantan kekasih yang sedang mendua di depan matanya sendiri.

Oh, but yes. I do get turned on every time her lips met mine. I hope you understand this desire that I had every single time we almost did that. Better not talk about it, right?

Kedua kali, di dalam kabin yacht milikku. Aku tahu, aku bisa saja melakukannya saat itu. Kyung Won bahkan tidak menghentikannya. I almost lost my mind that time.

Trust me, it's been a long time since I really enjoyed kissing someone. I even got butterflies, geez.

Aku tidak bodoh untuk menyadari bahwa Kyung Won memang merasakan sesuatu padaku. Bukan angkuh, tetapi, aku sudah menjalin banyak hubungan dengan berbagai wanita. Kurasa itu cukup untuk mengetahui apa yang sebenarnya dirasakan oleh seorang wanita.

encounter ; mjh ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang