0.7

173 39 4
                                    

Kyung Won menyantap hidangan di hadapannya tidak berselera. Dapat dibayangkan, bukan? Saat ini kau makan siang, di depanmu terdapat mantan kekasihmu dengan kekasih barunya. Dan di sampingmu, ada orang yang paling ingin kau hindari, berpura-pura menjadi kekasihmu. Serta tangannya yang sedari tadi tidak lepas dari pinggang rampingmu.

Sudah cukup terbayang penderitaan Kyung Won?

Sementara itu, Jun yang saat ini berada tepat disampingnya terkekeh pelan. Puas akan pemandangan Kyung Won yang mengunyah daging steak itu dengan sulit. Jun tahu bahwa saat ini Kyung Won dongkol setengah mati. Bahkan Kyung Won tidak memperhatikan noda saus yang berada di sudut bibirnya. Membuat Jun, mau tidak mau menyekanya menggunakkan ibu jari.

"Slowly, princess. Kau tidak ingin mempermalukan dirimu di hadapan orang asing, bukan?" Jun menekankan kata orang asing—yang tentu ditujukan pada Hansol—seraya tersenyum manis pada Kyung Won.

Kyung Won tersenyum simpul. "Tentu saja, thanks for reminding me, babe." Kyung Won mengecup bibir Jun singkat. Membuat Jun terperanjat. Ia kaget.

Sedangkan, Kyung Won tersenyum puas melihat reaksi Jun. Perempuan itu menyudahi acara makan siangnya yang hancur berantakan. "In Hye, Hansol-ssi, aku dan Jun permisi terlebih dahulu. Kami ingin waktu berdua saja. Tidak apa-apakan bila kami tinggal?" Kyung Won mengapit lengan Jun seraya tersenyum kearah dua pasangan di hadapannya ini.

"Oh, tentu saja! Hati-hati, Kyung Won-ah!"

Jun membalas dengan senyuman. Kemudian, mengikuti Kyung Won yang hendak membayar makanannya. Jun segera menghentikan gerakan Kyung Won yang hendak membayar, mengeluarkan kartu kredit miliknya. "Pay her bills with this, please." Jun mengedipkan sebelah matanya, membuat petugas kasir perempuan itu tersipu dan merona.

Kyung Won yang melihat hal itu, memutar bola matanya jengah. Baru saja pria itu berpura-pura menjadi kekasihnya, dan sekarang sudah menggoda perempuan lain. Kekasih pura-pura macam apa dirinya itu? Melihat Jun yang masih asik menggoda kasir perempuan, Kyung Won memutuskan untuk pergi dari tempat itu terlebih dahulu.

Jun yang melihatnya segera menyudahi percakapannya dengan kasir perempuan. Dengan langkah setengah berlari, ia menghampiri Kyung Won yang hendak menyebrang.

Kyung Won menatap Jun tak berekspresi. "Ada apa?"

"Kau mau kemana?"

"Kembali." Balas Kyung Won singkat. Kali ini, tanpa menatap Jun. Sama sekali. Kyung Won sudah terlalu muak berurusan dengan pria itu.

"Aku masih menunggumu menepati ucapanmu. Sudah beberapa hari terlewatkan? Hm, coba kuhitung. Hari Senin, hari Selasa, har—"

Kyung Won menatap Jun jengkel. "Kau cukup menghubungi nomor telepon yang telah aku tinggalkan. Mengapa memperumit segalanya?"

Jun menggelengkan kepalanya. "Jika bisa berbicara dan menemuimu secara langsung, mengapa harus melalui telepon?"

Kyung Won memutar bola matanya. Malas. Ia mengabaikan Jun dan segala tingkah konyol pria itu. Melangkahkan kakinya dan menyebrang menuju gedung yang menjadi kantornya saat ini. Tanpa disadari, Jun masih setia mengekorinya dari belakang.

Setibanya Kyung Won di dalam kantor, ia menoleh kebelakang. Merasa ada yang mengikuti dirinya sejak tadi. Dan Kyun Won mendapati Jun yang menatapnya dengan senyuman. "Apa maumu?" Tanyanya.

"Waktumu, Nona Jeon. You're unlike the others. It makes me curious. There's this thing that's dragging me to you." Balas Jun dengan jujur. Tanpa ada yang ia tutup-tutupi. Karena sudah  berkali-kali ia menyangkal, namun rasa penasaran akan sosok Kyung Won membuatnya resah. Ia dibuat gila oleh Kyung Won yang tiada henti berputar-putar di dalam kepalanya.

encounter ; mjh ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang