1.9

188 40 6
                                    

song recommendation:
comfortable - lauv

****

Kyung Won terbangun dengan sedikit terkejut. Mendapati dirinya yang tengah berada di sebuah kamar yang terlalu luas, dan dengan seorang pria bernama Jun yang memeluknya saat ini. Dengan hati-hati, Kyung Won turun dari ranjang pria itu. Ponselnya bergetar, menandakan ada seseorang yang menelponnya.

Namun, baru saja ingin mengangkatnya panggilan tersebut terputus begitu saja. Kyung Won memeriksa nomor yang menelponnya, dan ternyata panggilan tersebut berasal dari nomor yang tidak dikenal. Kyung Won memutuskan untuk kembali mengistirahatkan pikirannya dan fisiknya, tentu saja. Segala yang terjadi tadi malam cukup menguras tenaganya.

Kyung Won membelakangi Jun, mencoba mendapatkan kembali rasa kantuknya. Akan tetapi, lengan pria itu kembali melingkari pinggangnya.

"Who's calling? It's like five in the morning right now, geez."

"Bukan siapa-siapa. Nomor tidak dikenal." Kyung Won mengubah posisinya, menjadi berhadapan dengan Jun yang tampaknya masih kesulitan membuka matanya.

"Kau yakin?" Tanya Jun memastikan sekali lagi, seraya menyelipkan helaian rambut Kyung Won ke belakang telinganya.

Kyung Won menganggukkan kepalanya.

"Alright, go to sleep, then."

***

Jun terbangun ketika mendengar suara Kyung Won meninggi. Dari apa yang ia lihat, perempuan itu nampak frustasi. Dari caranya yang berkali-kali membenarkan rambutnya. Sesekali mengacak rambutnya, mencari-cari keberadaan kacamatanya saat ini. Lalu, mengumpat ketika mengetahui yang ia pakai adalah sebuah clutch kecil bukan sebuah birkin maupun kelly bag yang biasa ia pakai saat ke kantor.

Dengan kesadaran yang belum kembali sepenuhnya, Jun menghampiri Kyung Won. Namun, yang ia dapatkan adalah gerakan tangan Kyung Won yang menyuruhnya mengambil sebuah pena dan secarik kertas. Entah untuk apa.

"Ini," Jun menyerahkannya pada Kyung Won. Seraya mengamati beberapa kalimat yang ditulis oleh Kyung Won, berhubungan dengan sesuatu yang pastinya tidak Jun mengerti. Kyung Won memutus panggilan, dan pada saat itu Jun tahu ada sesuatu yang membuat perempuan itu resah.

"Hey, what's wrong? You seem flustered. And it's not even noon, yet."

Kyung Won menggelengkan kepalanya. "Perusahaan. Ada kebocoran informasi, sehingga proyek yang seharusnya dikerjakan bulan depan—Ah, aku bahkan tidak bisa berpikir apa-apa." Kyung Won menjatuhkan dirinya, terlihat persis seperti perempuan yang depresi.

"Bisa kubantu dengan sesuatu? Apapun."

"Our company's opponent has our blueprint for the project I mentioned earlier. And by I meant the blueprint, I mean the whole plan. The only difference is the fucking project's name."

Jika boleh berkata jujur mengenai apa yang dirasakan Jun saat ini, ia kebingungan. Tidak mengerti. Dan tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk setidaknya membuat Kyung Won merasa lebih baik.

"Selalu ada jalan keluar bu—"

Kyung Won beranjak meraih clutch dan pakaian yang ia kenakan semalam. Menatap Jun dalam diam. "Bisa berbalik sebentar? I need to change my clothes. Got no time to even go to bathroom."

encounter ; mjh ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang