Sudah hampir dua bulan Rasyana masuk keluar rumah sakit tempat Anan dirawat. Akibat cedera parah dibagian kepala, Anan masih belum bangun dari tidurnya.
Rasyana hanya bisa berdo'a semoga ada jalan terbaik untuk suaminya. Ia rindu Anan dan segala sikap dan sifatnya. Canda tawanya bahkan tatapan tajam kala ia bercanda berlebihan.
Siang ini setelah berhasil mengurus izin cuti selama satu semester untuk Anan dan dua semeter berturut-turut untuknya dengan bantuan sang paman di Universitas, Rasyana kembali mengunjungi rumah sakit sendirian. Jika biasanya ada Shafa dan Athifa yang ikut mengantarnya maka hari ini tidak karena kedua sahabatnya itu memiliki kesibukan tersendiri.
Kedua orang tua dan mertuanya lah yang bersikeras agar Rasyana mengambil cuti, selain karena kehamilannya, ia juga harus menjaga Anan. Tentang Maryam, perlahan mertuanya itu mulai memaafkan dan menerima Rasyana kembali, apalagi setelah Rasyana menceritakan semuanya bahkan tentang kehamilannya.
Rasyana sudah hapal rasanya lingkungan rumah sakit ini, selain tempat sang ayah bekerja, ia juga sering mengunjunginya sekarang. Anan memang dipindah tempatkan ke rumah sakit dimana Dimas bekerja, agar Dimas bisa langsung memantau menantunya lewat rekan kerjanya.
"Bangun mas, adek punya kabar gembira, pasti kamu senang ...." ucapnya sambil mengusap punggung tangan suaminya itu dengan lembut. Rasyana tak pernah bosan mengatakan hal ini setiap harinya, berharap Anan mendengar dan tersenyum menanggapi ucapannya.
"Mas, ada dedek bayi disini, anak kita. Mas gak mau usap perut adek? Mas nggak mau beliin adek rujak gitu?" Tambahnya lagi, tatapannya kosong tertuju pada perutnya yang memang masih belum menonjol.
"Bangun mas, adek udah maaf-in kejadian itu ... adek kangen." Ucapnya lagi sambil menunduk.
"Dek." Suara itu, sontak membuat Rasyana menatap suaminya lekat.
"M-mas ...." lirihnya.
"Dek, kamu udah makan?" Tanya Hamas pada Rasyana yang masih belum menyadari jika itu suaranya bukan Anan.
"Adek belum makan mas, adek maunya mas yang suapin. Kamu kenapa gak bangun sih mas, kamu gak mau usap perut adek? Ada anak kita disini ...."
"Rasyana, ini aa'." Ucap Hamas dengan suara lebih tinggi agar adiknya itu menoleh kebelakang.
"Adek pengen mas Anan bangun a' ...." lirih Rasyana sambil memeluk Hamas yang ada dibelakangnya erat.
Hamas membalas pelukan itu, hatinya mencelos melihat kedua adiknya.
"Anan akan bangun, kamu yang sabar ya."
Rasyana menggeleng, "Selalu aja aa' bilang gitu, tapi nyatanya mas Anan gak bangun-bang---"
"Dek, hei bangun, dek ...." ucap Hamas sambil menepuk lembut pipi adiknya yang memang pucat disaat pingsan seperti ini.
"Dek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ternyata Bersamamu (SELESAI)
General Fictioncerita ini hanya ada di wattpad! BLURB Ketika Rasyana Saraswati Putri Prasetya mengaharapkan Alifandra Malik Ibrahim yang menjemputnya. Seseorang yang mengucapkan janji sucinya atas dasar pernikahan seketika sirna, setelah melihat keberadaan adik ip...