Pesan dari Hanin

3.4K 298 0
                                    

Selesai dengan kegiatan kuliahnya, Rasyana memilih untuk menuju taman tempat penjual cilok langganannya berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai dengan kegiatan kuliahnya, Rasyana memilih untuk menuju taman tempat penjual cilok langganannya berada.

"Mang Umar, beli ciloknya satu porsi, dibungkus ya."

"Siap neng Asya, sakedap nya." Rasyana mengangguk lalu tersenyum menanggapinya.

Rasyana membawa tubuhnya untuk duduk di kursi panjang tepat di bawah pohon rindang. Ia memejamkan matanya, menghirup udara segar di sekitarnya. Kemudian menghembuskan kasar napasnya.

Telinganya mendengar teriakan-teriakan para anak-anak yang sedang bermain bola bersama di ujung sana. Ia merasa cukup tenang dan nyaman berada di sini.

Ingatannya tentang pagi tadi membawa air matanya turun kembali. "Kuatkan Rasya dalam menjalani semua yang terjadi Ya Allah."

"Asya."

DEG

Suara itu berhasil membuat Rasyana bergegas menghapus air matanya.

"M-mas Rafif?"

"Iya, saya." Jawabnya.

"Boleh saya duduk di sini?" Tanyanya sambil menujuk kursi yang ada di depan Rasyana.

Rasyana mengangguk, "silakan mas." Jawabnya sambil menunduk dalam.

"Kamu sama siapa kesini dek?"

"Sendiri mas, cuma mau beli cilok aja." Jawabnya.

"Kamu mau kebab gak? Saya beli lebihan tadi," tawar Rafif.

"Enggak mas, makasih," jawabnya diakhiri senyuman.

Rasyana benar-benar tak ingin banyak bicara pada orang di depannya ini, walaupun berada di tempat yang ramai tetap saja membuatnya risih. Seharusnya Rafif mengetahui itu.

"Ini neng," ucap mang Umar.

"Berapa mang?"

"Udah dibayar sama mas Rafif neng, mamang duluan ya ...." ucap mang Umar lantas meninggalkan kedua orang itu.

Rasyana sempat bingung, apa sosok Rafif juga sering ke taman ini hingga mengenal mang Umar dengan baik. "M-mas, ini?"

"Buat kamu aja Sya, anggap aja saya traktir kamu." Ucapnya diakhiri senyum manis yang mampu membuat Rasyana tersipu malu. Astagfirullah, sudah punya suami Rasyana!

"Makasih ya mas, Asya pamit, assalamu'alaikum." Ucap Rasyana, segera mungkin ia meninggalkan Rafif.

"Wa'alaikumussalam." Jawab Rafif sambil tersenyum simpul.

"Andai waktu itu kamu terima lamaran dan menikah dengan saya Sya. Saya gak perlu takut dosa kalau mandang kamu." Batin Rafif.

~~~

Tepat pukul lima sore Rasyana kembali ke rumahnya setelah berdiam diri di taman Asoka yang terletak di ujung komplek perumahannya untuk menenangkan pikiran dan hatinya.

Ternyata Bersamamu (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang