Seminggu berlalu sejak kejadian dimana Rasyana ditampar oleh Hanin nampaknya kembali merugikan Anan. Bahkan sampai saat ini, Anan masih belum bisa menemui Rasyana di dalam kelasnya. Selalu saja dihalangi oleh kedua sahabat istrinya itu.Keadaan Rasyana nampak kembali murung, membuat kedua sahabatnya itu khawatir. Apalagi Rasyana nampak memaksakan dirinya untuk pergi ke kampus dengan keadaan sakit, wajahnya nampak pucat seperti pagi ini.
"Sya, beneran gak pa-pa emangnya?" Tanya Shafa.
Rasyana menggeleng pelan. "Enggak Shaf, aman lah," jawabnya.
"Nih gue bawa cilok yang lo mau, gimana, enakkan?" Ucap Athifa.
"Rasya belum makan tuh cilok Fa, gimana mau tahu rasanya coba," cibir Shafa.
"Diem lo." Dengus Athifa sambil menyerahkan cilok permintaan Rasyana.
"Kalian mau juga?" Tanya Rasyana saat menyadari tatapan yang tak bisa diartikan dari Shafa dan Athifa.
"Gue beli sama rata nih." Ucap Athifa, ia memang membeli tiga plastik mini cilok.
"Bismillah dulu Thifa, mau makannya bareng setan kamu!" Peringat Shafa pada Athifa yang satu cm lagi ciloknya terjun bebas ke dalam mulutnya.
"Iya-iya, bismillahirrahmanirrahim." Ucapnya, setelah itu cilok miliknya terjun bebas. Bukan ke dalam mulutnya namun ke lantai.
"Allahu Akbar! Araz! Sumpah lo gak ngelihat gue lagi makan cilok!" Pekik Athifa, saat menyadari Syahraz lah yang menyenggol bahunya. Membuat cilok itu terjatuh.
"Hehe, sorry. Didepan ada Anan anak FEKON noh." Ucapnya.
Mendengar nama suami sahabatnya itu, Athifa lantas menarik Shafa menuju pintu kelasnya.
"Mana anaknya?" Tanya Athifa pada Araz.
"Di kursi depan." Jawab Araz, matanya hanya fokus menatap layar ponsel pintar.
"Mau ngapain lo?!"
"Gue mau ketemu Rasya." Jawab Anan.
"Rasya gak bakal mau ketemu sama lo!" Ucap Athifa lagi.
"Thifa, minggir! Gue mau ketemu istri gue, kenapa jadi lo berdua halangin sih!" Ketus Anan.
"Lo seharusnya sadar Nan, jadi jangan temuin Rasyana dulu!" Bentak Athifa lantas mendorong bahu Anan kencang.
Anan diam, tubuhnya bergerak lemas berbalik menuju kelasnya.
ARGH
Anan mengerang frustrasi, Ia tahu Rasyana sedang sakit. Hamas juga menelponnya untuk mengawasi keadaan Rasyana. Takutnya gadis itu pingsan seperti dua hari yang lalu saat pulang kuliah.
Padahal niatnya hanya ingin menemui sang istri dan mengembalikan kembali cincin pernikahannya yang waktu itu Rasyana buang. Anan selalu berusaha menunggu Rasyana setiap pulang kampus namun sayang Rasyana selalu lebih dulu pulang. Ia tak habis akal, Anan kembali menemuinya di rumah Rasyana, namun yang ia dapatkan hanya isak tangis Rasyana dari balik pintu kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ternyata Bersamamu (SELESAI)
Ficción Generalcerita ini hanya ada di wattpad! BLURB Ketika Rasyana Saraswati Putri Prasetya mengaharapkan Alifandra Malik Ibrahim yang menjemputnya. Seseorang yang mengucapkan janji sucinya atas dasar pernikahan seketika sirna, setelah melihat keberadaan adik ip...