Wewe Gombal

3.2K 271 0
                                    

Kulit kacang mulai bertebaran dimana-mana, makanan ringan lainnya pun telah tertelan habis oleh dua pemuda yang menjabat sebagai sahabat Anandra Malik Ibrahim itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kulit kacang mulai bertebaran dimana-mana, makanan ringan lainnya pun telah tertelan habis oleh dua pemuda yang menjabat sebagai sahabat Anandra Malik Ibrahim itu.

Keduanya menunggu kedatangan pengantin baru sekaligus sahabat mereka sejak berada di pulau Jawa. Kedua orang itu menyempatkan diri untuk mengunjungi sang kepala rumah tangga yang baru saja menikah beberapa minggu yang lalu tanpa mengundang mereka berdua.

"Juna, Azhar, itu Anan sudah pulang." Beritahu Maryam pada keduanya.

"Iya umi!"

"Sembunyi cepetan!"

"Kita sembunyi di kamar Anan aja, tadi umi juga ngebolehin." Ucap Juna, Azhar mengangguk menyetujuinya.

"Heh, jangan dorong-dorong gue juga," balas Azhar beserta geplakan yang di daratkan di kepala sahabatnya itu.

"Malah nabok, lo!"

DUGH

"Astagfirullah Jun, sakit! Kejedot gue!" Ringis Azhar saat kepalanya harus mencium ujung meja.

"Udah deh, diem, aman kalau kita sembunyi disini."

"Lo gila! Kita desak-desakan di sini!"

"Diem deh lo, kalau berisik gak jadi kejutan, Azhar!" Ucap Juna sambil membekap mulut sahabatnya itu.

"Mpph ... tangan lo bau terasi Jun!"

"Makanya diem!" Peringatnya disertai tatapan tajam.

Suara langkah kaki mulai menapaki anak tangga, menuju kamar dimana keduanya bersembunyi. Keduanya yakin jika itu adalah Anan yang baru saja pulang dari tempat usahanya, toko buku setelah selesai dengan urusan di kantor sang abi.

Keduanya benar-benar diam, tanpa suara bahkan sesekali Azhar harus menahan untuk tidak bernapas dan menutup hidung agar tidak mencium bau gas yang keluar dari tubuh Juna. Dengan tatapan mematikannya Azhar memperingati Juna.

BRAK

"Allahu akbar," lirih Juna dan Azhar bersamaan karena terkejut. Keduanya melihat Anan membanting pintu lantas merebahkan kasar tubuhnya di atas kasur.

BUGH

"Astagfirullah, An-na-n!" Teriak kesal Juna, saat mendapati tas ransel berisi buku-buku tebal melayang mengenai kepalanya.

Anan mulai menyadarinya sekarang, jika di dalam kamarnya ada orang lain. Ia mengedarkan pandangan, menyimpitkan matanya untuk mencari keberadaan suara itu.

Ternyata Bersamamu (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang