Faza Hilang

1.9K 195 2
                                    

Rasyana menangis dalam diam karena tak dapat lagi mengeluarkan sepatah kata apapun untuk sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasyana menangis dalam diam karena tak dapat lagi mengeluarkan sepatah kata apapun untuk sekarang. Bahkan saat menelpon Anan pun ia hanya menangis tak mangatakan tujuan menelpon suaminya.

Membuat Anan benar-benar panik dan segera pulang dari kantor bersama Adiputra dan Alifandra yang kebetulan tengah berkunjung.

Anan membuka pintu utama dengan kasar, menaiki tiap anak tangga dengan rasa cemas. Kakinya terhenti saat kembali mendengar isak tangis Rasyana dibalik pintu kamar.

Hatinya sakit, setelah mendapati Rasyana yang meringkuk memeluk lututnya dengan derai air mata, menyembunyikan figura kecil yang berisi foto Faza.

"Sayang ...." panggil Anan.

"Aku gak becus jadi ibu, mas ...." lirihnya, membuat Anan bingung.

"Kenapa? Ada apa? Kenapa kamu nangis, Faza dimana Ra?" Runtutnya, Rasyana hanya mampu menggeleng lemah, membuat Anan langsung memeluk sang istri.

Membiarkan Rasyana sedikit tenang agar bisa diajak berbicara dan ditanyai.

"Ra, kamu kena---"

"Faza mas ... Faza hilang mas ...." lirihnya.

DEG.

Tiga kata yang mampu membuat tubuh ketiga laki-laki dewasa yang ada disana menegang sempurna.

"Dek, gak mungkin, pasti Faza sembunyi sayang, ayo kita cari." Ucap Anan tak percaya.

"Adek udah cari mas, Faza hilang!" Rasyana meraung detik itu juga, tubuhnya yang lemas berakhir pingsan dipelukan Anan.

Anan segera membopong Rasyana, membaringkannya dan terakhir mengecup kening istrinya lama.

Dimana Faza? Tidak mungkin putranya hilang. Tadi pagi bocah kecil itu masih bermain bersama dirinya dan Rasyana.

"Gimana Lif?" Tanya Adiputra pada Alifandra yang ditugaskan mengelilingi rumah mencari keberadaan keponakannya itu.

Alifandra menggeleng tanda tak menemukan Faza. Wajah Anan seketika pucat.

"Faza ... kamu dimana nak." Batinnya.

"Kita lapor polisi sekarang Nan, kabari keluarga yang lain. Siapa tahu mereka lihat terakhir kali Faza dimana." Saran Alifandra, Anan hanya mengangguk kaku seraya menatap Rasyana yang menangis dalam pingsannya.

Alif lantas menghubungi Hamas selaku paman Faza juga.

"Abi ...." lirih Anan.

"Anak Anan, bi ...." lirihnya. Raut wajahnya tak bisa dikatakan baik-baik saja.

Faza itu berharga dari segala bentuk harta yang bersifat material. Faza itu titipan Tuhan yang harusnya ia jaga dengan kasih sayang.

Adiputra merengkuh erat menyalurkan kekuatan pada tubuh putranya yang bergetar hebat penuh dengan rasa bersalah.

Ternyata Bersamamu (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang