Rasyana meyenderkan kepalanya pada tembok tepat di pojok kamarnya. Air matanya tak berhenti mengalir sejak tadi. Munculnya kilasan-kilasan kebersamaannya dengan Alifandra kembali berputar. Maka secara otomatis pula air matanya akan turun.
Keadaan ponselnya pun sudah tak berbentuk seperti semula akibat benturan keras saat operator yang selalu menjawab telponnya untuk Alifandra. Kemana dia? Apa benar dia kabur atau memang tengah tertimpa musibah? Pertanyaan itu sedari tadi selalu muncul di kepalanya.
Ia tak ingin di temui siapa pun termasuk dua sahabatnya. Beruntunglah cuti kuliahnya masih tersisa dua hari lagi. Setidaknya ada waktu baginya untuk menangis dan merenung sekaligus mengurung diri.
Dua hari sebelumnya adalah hari terburuk baginya. Pernikahannya memang berjalan dengan baik dan lancar sesuai yang ia harapkan. Tetapi tidak dengan orang yang akan menjadi suaminya. Ia menghilang dan kesalnya lagi, mengapa harus Anan yang berstatus sebagai adik kandung Alifandra yang menggantikannya.
Keadaan Rasyana nampak memilukan, matanya bengkak karena hampir tiga malam Ia menangis. Rambutnya acak-acakan, kamarnya pun disulap menjadi kapal pecah.
Rasyana larut, terlalu dalam akan kesedihannya hingga Dimas, Almaira bahkan Hamas pun tidak bisa menenangkannya. Hingga ketiganya memutuskan untuk membiarkan Rasyana menyendiri. Memberikanya ruang untuk musahabah diri, menenangkan pikirannya, serta mengikhlaskan semua yang terjadi.
Surat demi surat yang diselipkan di bawah pintunya selalu Ia buka. Isinya sama, selalu berisi dalil-dalil yang bersangkutan dengan kesedihan, ujian dari Tuhan, kesabaran, dll. Yang menyangkut atas keterpurukannya hari itu.
Rasyana tahu darimana surat ini berasal. Surat dengan balutan amplop biru sudah dipastikan berasal dari Hamas. Sedangkan amplop merah muda berasal dari dua sahabatnya yang berisi kata-kata penyemangat hidupnya, dan untuk surat dengan amplop ungu berasal dari orang yang Ia benci saat ini, Anan.
Tangannya tergerak untuk membuka amplop merah muda itu, hari ini sahabatnya menuliskan apa lagi di dalam sana? Apakah seperti kemarin yang berisi foto-foto kebersamaan mereka, qoutes-qoutes islami atau qoutes dadakan ala Athifa?
"Kita kangen kamu Sya, jangan sedih lagi ya, cepat ke kampus."
"
Sya, kalau lo ke kampus gue traktir nasi goreng deh, atau mau ayam geprek mak Ijah? Gue beliin."
"Sya, hari ini pak Adam chat gue gilak! Tapi sebel juga sih. Gue kira mau nanyain tentang gue, ternyata ngasih tugas tambahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ternyata Bersamamu (SELESAI)
Fiksi Umumcerita ini hanya ada di wattpad! BLURB Ketika Rasyana Saraswati Putri Prasetya mengaharapkan Alifandra Malik Ibrahim yang menjemputnya. Seseorang yang mengucapkan janji sucinya atas dasar pernikahan seketika sirna, setelah melihat keberadaan adik ip...