Tak terasa sudah seminggu lebih Anan menempati rumah sederhananya bersama Rasyana setelah dinyatakan sembuh walaupun masih harus menjalani pemeriksaan setiap minggunya.
Dua minggu kedepan Anan memutuskan untuk tidak ke kantor sang ayah, mengingat ia juga tengah menjalani masa cuti selama satu semester.
Anan juga sudah mulai terbiasa tanpa kursi roda, walaupun masih berjalan dengan sedikit pincang. Tapi itu tidak masalah dibandingkan harus merepotkan Rasyana yang akan mendorongnya kemana saja, apalagi dalam keadaan hamil dan membuat istrinya itu akan mudah lelah.
"Masak menu apa?" Tanya Anan sambil mengusap lembut puncak kepala Rasyana.
"Sambel goreng tahu tempe sama nasi kuning." Jawab Rasyana.
"Nasi kuning? Kayaknya sampai sekarang mas belum pernah coba deh."
Rasyana awalnya terkejut, ah ia baru sadar jika suaminya itu memang anak dari kalangan atas. Sedikit berbeda darinya yang sejak kecil ia dan keluarga memulai usaha dari nol, bahkan sang ayah saja membayar biaya kuliahnya di fakultas kedokteran dengan hasil kerja paruh waktu dan hasil berkebun serta pinjaman dari salah satu mandor.
Rasyana ingat jika resep nasi kuning ini ia dapatkan dari Shafa anak Kalimantan Selatan itu.
"Ini resep langsung dari Kalimantan loh mas, kamu harus coba."
Anan mengangguk. "Emangnya bunda atau ayah gak larang kamu buat nasi itu?"
"Enggak sih, ya walaupun waktu itu ayah agak aneh dan gak mau makan, soalnya adat istiadat kita 'kan beda mas."
"Nah, itu." Ucap Anan sambil mencolek pipi istrinya.
"Mas mending mandi deh, adek mau lanjut buat puding." Ucap Rasyana.
Ia cukup sabar melihat suaminya yang baru saja selesai mencuci mobil dengan pakaian yang cukup basah dan masuk ke dapur.
"Sini mas yang buat, kamu fokus sama bumbu-bumbu itu aja." Balas Anan serata mengambil alih cobek dari tangannya.
"Mas! Kamu belum mandi, mandi aja sana. Jangan ngerusuh." Peringat Rasyana.
"Kan mas mau bantu kamu masak dek, iya kan anak ayah?" Tambahnya seraya berjongkok tepat di depan perut istrinya.
"Mending ayah mandi deh, ya kan bu?" Ucap Rasyana layaknya anak kecil.
"Iya deh, mas mandi dulu kalau gitu."
Anan pamit meninggalkan Rasyana yang kembali fokus dengan kegiatan memasaknya.
Tak berselang lama, dering ponsel membuat Rasyana menghentikan kegiatannya dan beralih menuju ponselnya yang ia simpan diatas nakas.
Ternyata sebuah panggilan video, disana tertera nama Shafa dan Athifa. Tanpa pikir panjang ia segera mengangkatnya. Ia cukup rindu dengan dua sahabatnya itu, apalagi sekarang dirinya akan jarang bertemu karena Rasyana tengah mengambil masa cuti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ternyata Bersamamu (SELESAI)
Fiksi Umumcerita ini hanya ada di wattpad! BLURB Ketika Rasyana Saraswati Putri Prasetya mengaharapkan Alifandra Malik Ibrahim yang menjemputnya. Seseorang yang mengucapkan janji sucinya atas dasar pernikahan seketika sirna, setelah melihat keberadaan adik ip...