Ternyata usai pertemuannya dengan Lingga berujung Anan mendiamkan Rasyana hingga malam tiba, dimana keduanya harus menemani Hamas dan Athifa menuju tempat langganan Almaira untuk membeli perlengkapan seserahan.
Anan itu kesal karena Rasyana dengan santainya menerima pemberian Lingga. Ya walaupun kemungkinan besar itu untuk terakhir kalinya, tapi tetap saja.
Sayangnya sampai sekarang Rasyana belum menyadari jika Anan masih dalam mode mendiamkannya. Bahkan perempuan pemilik nama lengkap Rasyana Saraswati Putri Prasetya ini sibuk memandangi dan sesekali menghirup aroma bunga mawar putih pemberian Lingga yang ada di tangannya. Miris bukan?
"Wangi ya dek bunganya?" Tanya Hamas, sambil merilik adiknya lewat kaca spion yang mengarah ke kursi penumpang yang kini dihuni Rasyana dan Athifa.
Rasyana mengangguk antusias menanggapi pertanyaan sang kakak.
"Suaminya udah dikasih pelampung belum?" Tanya Hamas, sontak membuat ketiga orang yang ada di dalam mobil itu menatapnya heran.
"Pelampung? Buat apa a'? Kan mas Anan gak tenggelam." Balas Rasyana.
"Siapa tahu aja Anan tenggelam dalam pesonamu, dari tadi gak kedip lihatin kamu sampai nyetir aja hampir gak fokus, nabrak lubang terus."cibir Hamas.
Anan berdehem sejenak mengalihkan pandangannya ke jalanan yang ada di depannya lengkap dengan wajah datarnya.
Rasyana tersipu malu, lantas melirik suaminya itu. Dan sekarang ia sadar jika Anan tak menampakkan senyumnya sejak tadi.
Rasyana hanya menyinggungkan senyum tipis setelah itu.
Keempatnya sampai di salah satu toko yang menjual perlengkapan seserahan hingga pernikahan bertepatan dengan azan isya. Memutuskan untuk melaksanakan kewajiban lebih dulu di masjid yang terletak disamping toko itu.
Kewajiban telah terlaksanakan, Hamas berjalan lebih dulu sedangkan Athifa ada dibelakangnya serta Anan dan Rasyana yang ada dibelakang Athifa.
Rasyana membawa tangan Anan ke dalam genggamannya, berusaha mengajak suaminya itu untuk membuka suara. Ia menyadari jika memang sepulangnya dari taman, Anan hanya berbicara satu atau dua kata saja.
"Mas."
"Hm?"
"Kamu marah? Adek punya salah ya?"
Anan diam, pandangannya hanya ke depan tak menoleh sama sekali.
"Mas ...." panggil Rasyana lirih lengkap dengan mata berkaca-kaca. Anan menghentikan langkahnya, merengkuh tubuh istrinya, tak peduli jika mereka masih berada di halaman masjid besar yang ramai orang.
"Mas gak suka kamu terima pemberian orang lain tanpa izin mas, sayang. Mas cemburu ...." ucap Anan.
Rasyana mendongak menatap manik mata suaminya lekat, "Maaf ...." ucapnya sambil menitikkan air mata. Ingat betul dengan mudahnya ia menerima buket bunga serta hadiah pemberian Lingga yang ternyata berisi satu set gamis syar'i berwarna pastel kesukaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ternyata Bersamamu (SELESAI)
Fiksi Umumcerita ini hanya ada di wattpad! BLURB Ketika Rasyana Saraswati Putri Prasetya mengaharapkan Alifandra Malik Ibrahim yang menjemputnya. Seseorang yang mengucapkan janji sucinya atas dasar pernikahan seketika sirna, setelah melihat keberadaan adik ip...