Fire

4.3K 770 57
                                    

Enjoy Reading.

***
Seluruh tanah terasa bergetar, langit dipenuhi suara pekikan yang tajam dan seluruh permukaan langsung gelap karena banyaknya burung yang menutupi sinar matahari.

Jantung Mozan berdetak kencang, dia dengan cepat melihat ke sekitar dan mencari tempat yang memiliki resiko paling sedikit untuk anak-anaknya.

"Mundur ke selatan," perintah Mozan pada Amo, Jio, Fro dan Neo. Mereka segera bergerak sesuai perintah sang ayah tetapi menatap heran saat Mozan tidak ikut serta.

"Ini terakhir kalinya aku menyelamatkan kalian. Lain kali bahkan jika ibu kalian marah padaku. Jangan berharap aku akan menyelamatkan kalian lagi."Bersamaan dengan itu, Mozan melompat karena ternyata sudah ada satu binatang besar yang datang ke arah mereka.

"Lari ...." Fro mengingat kan saudara-saudaranya dan segera berlari ke arah yang diperintah oleh Mozan. Musuh terlalu banyak jika mereka mengganggu konsentrasi Mozan bukankah hanya akan membuat ayahnya celaka.

Amo, Jio dan Neo juga tidak menunda dan mengikuti Fro berlari menjauh tidak ingin melawan binatang-binatang yang besarnya 3 kali lipat lebih besar dari pada gajah.

Melihat dari segi ukuran, Mozan pasti sangat kesulitan jika harus melawan mereka. Tetapi untung saja Mozan sudah mencapai level 5 dan memiliki racun di tubuhnya. Maka, mengandalkan keistimewaan yang dia miliki Mozan segera meluncur ke arah kaki binatang itu dan menggigit sambil mengeluarkan racun. Setelah itu Mozan melepaskannya dan berlari menjauh karena tidak mungkin melawan mereka sekaligus.

Binatang yang sudah terkena racun tidak butuh waktu lama untuk ambruk. Walau dia tidak langsung mati karena jumlah racun yang diberikan Mozan tidak banyak dan ukuran tubuh binatang itu terlalu besar tetapi sudah cukup untuk melumpuhkan dan membuatnya lemas tak bergerak untuk 2 Minggu.

Sayangnya Mozan juga tidak membutuhkan waktu lama sebelum dia terpojok. Binatang yang ukurannya lebih kecil bisa Mozan tendang dan lempar menjauh sedang binatang besar sangat merepotkan dan mengharuskan Mozan selalu menggunakan racunnya.

Memakai racun untuk beberapa binatang masih bisa dilakukan. Tetapi, jika digunakan terus-terusan Mozan yang akan kuwalahan karena jumlah racun yang bisa dikeluarkan ada batasnya. Jika dipaksakan maka akan melukai dirinya sendiri.

Mozan mundur dan melompat ke sebuah pohon tinggi dengan napas yang mulai terengah-engah karena kelelahan. Setelah membuat satu binatang lagi ambruk dia berusaha menghindar dan mengumpulkan racun di tubuhnya lagi untuk serangan selanjutnya.

Pohon yang dia lilit tiba-tiba bergetar karena binatang di bawahnya menggoyangkan pohon itu dan berusaha merobohkannya. Mozan segera melompat ke bawah dan membuka mulutnya untuk menggigit binatang itu.

Gigi taringnya tertancap dengan mudah tetapi sayang racun yang dia gunakan terlalu sedikit karena sudah terkuras sehingga tidak berpengaruh banyak terhadap binatang itu. Mozan baru akan menghindar ketika tubuhnya sudah di hempaskan hingga jatuh ke tanah.

Mozan menyusut dan berguling untuk menghindari injakan binatang itu, sayangnya binatang itu tidak hanya satu. Mozan berhasil menghindar dari  yang satu tetapi tidak bisa menghindari yang lainnya. Tubuhnya tiba-tiba terangkat dengan ekor terkoyak karena digigit dengan ganas dengan darah seger yang langsung keluar membasahi seluruh tubuhnya.

Menahan rasa sakit Mozan mengangkat kepalanya lalu menggigit tepat di mata binatang itu dengan sisa dari seluruh racun miliknya. Seketika suara teriakan keras terdengar dan gigitan pada tubuhnya  terlepas karena binatang itu menjadi buta dengan racun yang juga mulai menyebar dan melumpuhkannya.

Tubuh Mozan terhempas kembali ke tanah tetapi luka di tubuhnya terlalu dalam sehingga bahkan dia sudah tidak mampu bergerak lagi.

Di pusat Medan perang, Mozan bisa melihat ratusan burung yang membantai binatang-binatang besar itu seolah-olah mereka bukan masalah besar, bahkan beberapa seperti bermain-main dan menganggap hal seperti ini adalah kesenangan.

You Are The Beast 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang