14 -SUNRISE-

5.2K 265 1
                                    

🌼🌼🌼

Hangat mentari khas pagi hari berhasil mengusik Bara dari tidurnya. Melirik jam di meja nakas yang telah menunjuk pukul 9.00, Bara memilih bangun mencari keberadaan gadis yang sukses membantunya tertidur pulas tanpa asupan obat tidur.

Dengan mudah Bara menemukan Kyra.

Bara membasahi bibirnya sesaat saat disuguhi pemandangan pagi yang berbeda dari biasanya. Benar-benar new chapter untuk hidupnya.

Kyra yang sibuk menyiapkan sarapan menyita seluruh atensinya. Tatapannya sedari tadi sama sekali tak berpindah dari gadisnya. Gadisnya terlihat panas dengan rambut yang di cepol naik memperlihatkan leher putih nan mulus kesukaannya.

Akhirnya tanpa pikir panjang, Bara memilih mendekat.

Cup.

Cup.

Bara mendaratkan dua kecupan pada leher belakang gadis itu, Kyra yang sedang membakar roti pun sedikit tersentak kaget.

Kyra memilih berbalik dan Bara malah mendaratkan lagi satu kecupan basah di bibirnya dengan lengan yang sudah melingkar di pinggang gadis itu.

Bara melepaskan pagutannya kemudian menatap intens Kyra yang terlihat menggemaskan sekaligus menggairahkan di hadapannya.

Kyra balik menatap Bara dengan letupan rindu masih tercetak jelas di wajahnya.

2 bulan dilewati dengan bayangan Bara yang selalu menghantui lewat segala platform tentu bukan hal mudah untuk Kyra. Kyra sampai berpikir bahwa takdir hanya mempermainkan perasaannya, dan Ia tak akan pernah bertemu lagi dengan pria tampan itu.

"Morning~" Sapa Kyra lembut, sembari kembali menyembunyikan wajahnya yang merona cantik. Kyra hanya tidak terbiasa dengan Bara tanpa atasan.

"Morning Little Baby." Suara raspy khas bangun tidur terdengar menggelitik di telinga Kyra.

Kyra sontak menatap Bara lurus, ini merupakan pertama kalinya Bara memanggilnya menggunakan panggilan itu. Kyra jelas bahagia.  Senyuman manis pun terpatri di wajahnya.

Bagi seorang gadis lugu seperti Kyra, ikatan yang dirasakannya hingga sekarang hanyalah ikatan terhadap orang tua atau orang terdekatnya. Ikatan kekeluargaan.

Selama 18 tahun, gadis itu tidak pernah merasakan sebuah ikatan kepada lawan jenis yang didasari ketertarikan lebih. Yang selalu Kyra rasakan kepada lawan jenis yang dikenalnya adalah rasa respect. Hanya itu.

Namun apabila disangkutpautkan dengan lelaki yang tengah melilitkan lengan kekar di pinggangnya sekarang, tentu saja itu semua adalah pengecualian.

"Kak Bara ingin sarapan apa?" Tanya Kyra mengalihkan kegugupannya.

Bara terdiam sebentar. Ia seperti disuguhi pertanyaan sulit, pasalnya sarapan jarang sekali ada dalam rutinitas paginya. Mungkin bila secangkir kopi tanpa pendamping termasuk dalam sarapan maka Bara seringkali melakukannya.

"Anything is fine." Kyra mengangguk mengerti mendengar jawaban Bara.

Kyra kemudian mencoba melepaskan lilitan di pinggangnya yang sialnya semakin menguat. Gadis itu berbalik menatap Bara dengan pandangan tegas yang malah terlihat menggemaskan di mata Bara.

"Kak Bara lepas dulu~" Bara terkekeh kecil sebelum mendaratkan ciuman lembut di pipi gadisnya.

"Fine!" Ujar Bara sebelum mengambil langkah untuk duduk menunggu di meja makan.

LATIBULETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang