55 -CLOSER-

2.5K 184 6
                                    

Happy reading!!

🌼🌼🌼

Sesuai permintaan Kyra, Bara melajukan mobilnya ke arah apartemen gadis itu.

Dalam perjalanan menuju kediaman Kyra, gadis itu kembali terdiam. Pikirannya melayang jauh kepada apa yang mungkin akan terjadi pada pertemuan kali kedua antar Bara dan juga orang tuanya.

Kyra menoleh menatap Bara yang begitu tenang, tak ada kekhawatiran yang berarti di wajah tampan pria itu. Bara bahkan tengah berbincang dengan seseorang di telepon menggunakan bahasa asing, Spanish jika Kyra tak salah menebak.

Seksi namun misterius, kesan yang didapatkan kala Kyra mengamati bagaimana Bara berbincang. Lagi-lagi Kyra terpikat untuk kesekian kalinya kepada pria yang sama.

Kyra tak memahami satu kata pun tapi Kyra sadar Bara banyak berbincang soal Spanyol. Entah tujuannya apa, Kyra tidak bisa menebak.

Bersabar menunggu, Kyra masih memerhatikan Bara yang begitu serius membagi konsentrasinya dengan kemudi mobil juga percakapan bersama seorang lelaki di ujung sana.

Gracias. Bara menutupi panggilan selepas berucap terima kasih.

Setelah itu, perhatian yang sebelumnya tersita sekian menit kembali Kyra dapatkan.
Bara menatapnya sebentar sembari menyunggingkan senyum tipis.
Sekali pandang, Bara tahu, manik hazel sang kekasih menyimpan banyak pertanyaan.

"Ky tidak tahu Kak Bara bisa berbahasa Spanyol."

See? Itu baru salah satunya, mungkin masih ada pertanyaan-pertanyaan berikut.

"Orang tua asuhku berdarah Hispanic, mereka yang mengajariku." Jelas Bara.

"Ky juga ingin~"

Bara mengangkat kedua alisnya tinggi, tidak begitu tahu apa alternatif yang bisa dilakukan untuk memenuhi keinginan sang kekasih, Bara mencoba menjawab dengan netral.
"Tidak sulit, kau bisa mempelajarinya baby.." Jawab Bara begitu santai.

Dan seolah mendapat ide cemerlang, manik hazel yang awalnya sendu, kembali dihiasi binar cantik. Memperbaiki posisinya, Kyra duduk dengan kepala bersandar nyaman di kursi sementara tubuhnya condong ke arah Bara.

"Kalau Kak Bara yang ajari, boleh?"

Permintaan itu datang bersama suara manja yang selalu menjadi kelemahan Bara. Jika sudah begini, bagaimana Bara bisa menolak?

Sembari menatap sekilas wajah manis sang kekasih, Bara tersenyum menggoda dengan telunjuk bermain di bibirnya.
"Haruskah kita mulai kelasnya sekarang?"

Sontak, Kyra mengangguk antusias.

"Hm~" Bara bergumam sebentar sembari memikirkan sebuah kalimat, sekian detik kemudian tanpa melirik Kyra yang masih menunggu dengan sabar, Bara kembali berucap.
"Es un hermoso día" Ujar Bara dengan pelan.

Ia melirik sang kekasih yang kini tengah mengerjapkan kedua manik hazelnya bingung. Bara lalu mengangguk seolah memberi isyarat untuk Kyra mengulang kalimat tersebut.

Kyra mendehem sebelum memperbaiki posisi duduknya. Kini Ia duduk tegap dengan jemari yang saling memilin gugup.
"Es-un-hermoso-día." Walau terbata dan masih dengan aksen yang asing, Kyra berhasil mengulang ucapan Bara.

Senyum bangga Bara terbit begitu saja,
"Perfect!" Puji Bara tulus, "Kalimat itu berarti, ini hari yang indah." Jelas Bara. Ia menatap Kyra dengan pandangan lembut, dapat Bara liat kekasihnya itu masih setia dengan wajah antusiasnya.

LATIBULETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang