5 -ARRESTED BY THE POLICE?-

6.8K 319 5
                                    

🌼🌼🌼

CAMBRIDGE, AUGUST 30TH.

Pagi menjelang ditandai dengan cahaya matahari yang jatuh tepat pada wajah manis gadis berusia 18 tahun itu. Iris berwarna hazel dengan perlahan mulai terlihat. Kyra merasa begitu lega saat yang pertama dilihat adalah interior kamarnya sendiri.

Kyra bangun terduduk sembari memeluk lututnya selama sekian menit berusaha mengumpulkan kesadarannya.

Ingatan kemarin malam perlahan mulai berputar seperti kaset rusak. Badan Kyra bergetar saat ingatan lelaki psycho itu muncul dikepalanya.

"Mommy~ Daddy~ Ky takut.." Kyra menenggelamkan wajahnya di kedua lipatan tangannya. Kyra mulai menangis.

Tangisan Kyra mulai mereda akibat perpaduan aroma woody dan citrus yang begitu segar dengan aroma vetiver dan cendana yang maskulin dari jaket yang dipakainya merasuki saluran pernapasannya. Kyra memutar kembali ingatannya kepada sesosok lelaki dingin yang menolongnya tadi malam, pemilik jaket itu. Kyra melamun mengingat bagaimana hangatnya pelukan dipinggangnya tadi malam.

Kedua mata bulat Kyra mengerjap-ngerjap tak hentinya. Sebuah tanda bahwa gadis itu sedang malu.
"Apa yang Ky pikirkan." Kyra menggumam sebelum menenggelamkan wajahnya di kedua telapak tangannya.

Perlahan Kyra bangun dan dengan langkah tertatih membawa kakinya ke arah pantry berniat untuk meneguk segelas air.

Beruntung masih 2 minggu sebelum dimulai perkuliahan jadi Kyra mempunyai waktu untuk menenangkan diri.

🌼🌼🌼

Sementara itu dering ponsel beruntun di salah satu apartment di Kota Boston membangunkan dua manusia berbeda gender yaitu Bara dan salah satu groupie-nya dan Mika, yaitu Scarlett.

Saat ini Bara berada di apartment Mika karena tadi malam dirinya pergi menagih janji Mika akan Romanee Conti. Dan berakhir dengan tidur di apartment Mika.

Bara yang mulai risih dengan berat hati melihat nama sang penelpon,
"Buat apa dia menelfon?" gumam Bara dengan dahi mengkerut dalam.

Dan dengan berat hati juga Bara mengangkat telepon itu.
"Ada apa? " Bukan lagi gumaman malas yang biasanya Bara keluarkan namun geraman dingin nan datar dari kedua belah bibir Bara.

"Jangan dimatikan dan dengarkan aku hingga selesai, Bara. Datanglah ke ruanganku sekarang. Ini menyangkut apa yang kau lakukan tadi malam." Ucap Leon sang petinggi Richest Record, tempat SPARTA bernaung.

"Terlalu berbelit. Apa masalahnya? " Bara mulai emosi atas perkataan yang berputar dari Leon.

"Polisi ada disini. Kau tentu tidak mau membawa gadis manis yang kau selamatkan itu masuk ke dalam urusanmu kan, Bara? " lelaki diseberang sana berkata tegas membuat Bara berdecak emosi.

"Ck. Aku tidak peduli." tanpa aba-aba, Bara melempar ponselnya ke dinding hingga berakhir menjadi keping-keping serpihan yang mengenaskan membuat wanita yang dari tadi memperhatikannya membelalakkan matanya kaget.

Bara yang merasa terdapat orang lain di dalam kamar itu memutar kepalanya dan melihat seorang wanita tanpa balutan kain sepenggalpun ditubuhnya dan tanpa rasa malu yang berarti tengah menatapnya dengan kebingungan di wajahnya.

Bara menghembuskan napas dengan kasar.
"Kau. Pergi. " ucap Bara dengan penekanan dan tanpa menatap wanita itu.

Namun wanita itu dengan berani memeluk lengan Bara, sehingga Bara dapat merasakan dua buah bola kembar bersentuhan langsung dengan kulitnya.

LATIBULETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang