46 -STUCK-

2.7K 186 6
                                    

Hello,
Happy reading!!

🌼🌼🌼

"Eunghh..."

Erangan frustasi memenuhi studio milik Bara waktu dini hari. Bara yang memang belum bisa memejamkan mata, dilanda rasa sakit luar biasa yang menyerang sekujur tubuhnya.

Aktifitas menulis lagu yang tengah digelutinya sontak terhenti kala pena yang sedari tadi dipegangnya jatuh begitu saja.

Dengan langkah berat, Bara menuju berbagai macam pil yang entah mengapa terlihat jauh dari jangkauannya.

Saat semuanya telah ada di jangkauan tangannya, Bara segera meneguk obat-obatan yang tak terhitung lagi jumlahnya.

Obat yang seharusnya dikonsumsi sesuai resep tak lagi dihiraukan oleh pria itu. Ia bahkan mengkonsumsinya dua kali lipat sehingga reaksi lain mulai menggerogoti tubuhnya.

Bara tahu ini semua adalah konsekuensi dari tahap rehabilitasi medis yang tengah dilaluinya, atau dapat dikatakan detoksifikasi. Tahap dimana Bara melepaskan seluruh obat-obat terlarang yang dikonsumsinya dan diganti dengan obat yang diberikan khusus oleh Bill.

Terhitung sudah hampir sebulan Bara melalui proses detoksifikasi namun entah mengapa Bara merasa puncaknya adalah malam ini.

Keringat dingin yang mulai mengucur deras disertai wajah pucat pasi seolah menjadi bukti ketidakberdayaan seorang Bara sekarang.

Di waktu krusial seperti ini, Bara sungguh merasakan kesendirian yang begitu menyakitkan.

Pikiran buruk kembali hinggap di otaknya. Ia sama sekali tak ingin mati sia-sia seperti ini. Ia ingin bahagia, dan sumber kebahagiaannya hanya gadis itu seorang.

Tangannya lalu tanpa kompromi kemudian meraih ponselnya yang berada di atas nakas.
Dengan susah payah, Bara mengetik nomor ponsel yang dihafal nya luar kepala.

Panggilan pertama sama sekali tak ada jawaban dari sana.

Begitupun panggilan yang dilakukan kedua dan ketiga kali yang dilakukan Bara.

Bara hampir putus asa saat melakukan panggilan yang diyakini terakhir sampai suara yang begitu dirindukan nya menyapa dari seberang sana.

"Uhm,, Hello.."

Bulir air mata tanpa bisa ditahan mengalir begitu saja dari sudut mata Bara yang kini terpejam kuat.

Rasa sakit yang sedari tadi menyiksa teredam rasa sejuk dihati Bara kala sapaan itu mengaung indah menyapa pendengarannya.

Suara khas itu masih terdengar begitu lembut walau dilapisi nada ragu yang kental.

Ingin sekali Bara mendengar Kyra memanggil namanya. Bara luar biasa rindu.
Namun untuk saat ini Bara belum bisa walau hanya sekedar menjawab sapaan itu.

"Hello?? Bo-leh Ky tahu siapa ini?"

Bara mengangkat sudut bibirnya, senyum kecil terpatri di wajah tampannya yang kian memucat. Kekasihnya masih sama.

LATIBULETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang