23 -DRUG-

4.3K 216 5
                                    

Thank you for patiently waiting,
enjoy this chapter 🤍

🌼🌼🌼

"Mulai sekarang, apapun yang mengganggu pikiranmu, tanyakan padaku!" Ada jeda sejenak saat Bara bertitah. Suaranya yang serak dilapisi nada tegas yang membuat Kyra tak dapat mengalihkan tatapannya.

"I know my world more than anyone has ever known, baby."

🌼🌼🌼

Hanya terkurung dalam studio bersama Bara membuat Kyra mau tidak mau mencari objek lain selain wajah tampan kekasihnya.

Tatapannya berputar mengitari seluruh sudut ruangan, memanjakan matanya dengan berbagai peralatan musik yang terdapat di sana.

"Bukannya ingin merayakan hari ini bersama Mommy-mu?" Pertanyaan Bara mengaung memecah konsentrasi Kyra pada sebuah pigura kecil yang menampilkan foto Bara dan Mika yang sedang tersenyum bahagia.

Ia sedikit mengangkat kepalanya guna menatap wajah Bara yang tak pernah kurang level ketampanannya.

"Mommy sudah kembali ke Carmel.. Daddy butuh Mommy, begitu kata Mommy~" Ujar Kyra bernada lembut, Bara pun hanya mengangguk.

"Tak apa Kakak disini?" Tanya Kyra saat Bara sama sekali tidak bergerak kembali menuju teman-temannya.

Pria itu terlihat begitu nyaman di tempatnya, dengan mata terpejam juga lengannya yang masih memeluk pinggang Kyra mesra. Sama sekali tak ada niat untuk melakukan aktivitas lain.

"Tentu saja, sayang. I'm not going anywhere."
Tegas Bara. Merengkuh Kyra dalam pelukannya terasa seribu kali lebih berharga dibandingkan apapun.

Walau tak pernah diutarakan, Bara harus jujur Ia begitu menyukai bagaimana lengan kecil kekasihnya melingkari pinggangnya. Bagaimana rasa hangat dan nyaman menyapanya saat Kyra tak sengaja memainkan jemarinya yang ukurannya berbanding jauh dengan milik gadis itu.

Tingkah-tingkah kecil tersebut yang membuat Bara begitu sulit untuk melepaskan Kyra barang sedetikpun.

Bara dan Kyra begitu larut dalam keintiman yang diciptakannya.

Sampai saat terdengar bunyi ketukan pintu yang begitu menuntut, di saat itulah lelaki itu tahu kesialannya semakin dekat.

🌼🌼🌼

Kali ini Bara harus mati-matian menahan umpatannya untuk sosok lelaki bersurai cokelat terang yang baru saja mengganggu keintiman dirinya juga sang kekasih.

Dengan tidak tahu diri, Mika sang pelaku, menggedor pintu dengan tidak sabarannya. Entah sengaja atau tidak, Bara begitu malas untuk menanggapi. Akhirnya, dengan berat hati Bara harus berpindah posisi meninggalkan Kyra yang juga masih merona di tempatnya.

"Happy Thanksgiving!!!!" Teriak Mika segera setelah Bara membuka pintu.

Dengan langkah riang Ia memasuki ruangan tersebut. Senyuman lebar terpatri di wajahnya, Ia mendekat ke arah Kyra sebelum mendaratkan kecupan di pipi sang adik.

"Happy Thanksgiving Kak~" Balas Kyra dengan lembut yang dibalas dengan elusan sayang pada puncuk kepala Kyra.

"Kak Mika sendirian??" Tanya Kyra saat tak mendapati keberadaan Izzel bersama pria itu.

"Hm, tadinya aku ingin mengajak Izzel, aku sempat mengunjungi apartemennya tadi tapi anak itu tidak ada. Mungkin dia sedang bersama teman-temannya. Kamu tahu sendiri kan Ky, betapa aktifnya anak itu?" Tutur Mika tak terbantahkan. Izzel memang terlampau aktif.

Selesai dengan Kyra, Kini tatapannya jatuh kepada Bara, matanya berkilat jahil. Bara yang mengetahui betul tingkah Mika hanya memutar bola matanya malas.

"Come here, Man!!" Ujar Mika dengan tangan yang merentang siap menarik Bara masuk ke dalam pelukannya.

Bara yang paham, hanya pasrah saat lelaki itu memeluknya erat sebelum mendaratkan kecupan cepat di pipinya.

Kyra menatap keduanya dengan senyuman di wajahnya. Terlihat sekali Mika begitu menyayangi Bara, bukan hanya karena sesama anggota band namun juga sebagai saudara. Relung hati Kyra menghangat akan itu.

"Apa mereka masih berkumpul di bawah?"

"Aku sudah membubarkan mereka."Ujar Mika yang dibalas anggukkan oleh Bara.

Untuk Nick dan Jasper tak perlu ditanya lagi dimana keberadaan keduanya, karena sudah pasti mencari kesenangan lain.

Ketiganya kemudian kembali mengambil tempat duduk pada sofa, ketiganya duduk berdampingan dengan Kyra yang diapit oleh kedua lelaki dewasa itu.

"So, bagaimana rasanya merayakan thanksgiving kali ini tanpa aunty Rachel dan uncle Gerald, hm??" Goda Mika, tangannya jatuh merangkul bahu Kyra.

Dengan senyum mengembang cantik, Kyra berujar. "Ky tak apa~"

Mika yang melihat, tak bisa menyembunyikan tawa dari mulutnya.
"Wah~ Little baby kita sepertinya sudah mandiri yah!!!" Gurauan Mika hanya dibalas tawa kecil dari Kyra.

Dalam kegembiraan mereka, Mika menangkap raut letih milik Bara .

"Oh,, dan ini, Bill menitipkan tablet ini untukmu." Ada rasa bimbang dalam hati Mika saat memberikan obat tersebut, Ia hanya bisa berharap Bara cepat mengambil bungkusan tablet tersebut sebelum Kyra menyadarinya.

"Tablet apa? Boleh Ky lihat?"

Sayang, Kyra lebih dulu menyadari keberadaan tablet tersebut dibanding Bara yang masih memejamkan matanya. Keingintahuan Kyra yang besar sukses membuat Mika menelan air liurnya gugup.

Selang sekian detik, keheningan meliputi ruangan tersebut. Tak ada yang bersuara, namun masih dengan ketegangan yang sama.

Mika seratus persen yakin Kyra mengetahui jenis pil tersebut, Kyra terlampau cerdas untuk hal sepele seperti nama obat dan kegunaannya.

"Ini bukan apa-apa Ky... Vitamin.. ya hanya vitamin." Jawab Mika dengan senyum yang dipaksakan.

Kyra menatap lekat bungkusan tersebut,
"Sepertinya bukan~" Timpal Kyra tak percaya, wajahnya sudah berubah cemas dengan matanya tak lepas dari bungkusan tablet tersebut.

Masih tak ada jawaban dari Bara, hanya Iris blue ocean yang baru saja terbuka menyapa wajah Kyra yang telah diselimuti raut cemas.

Dalam diam Bara bertanya-tanya apa isi kepala sang kekasih yang membuat raut cemas nan gelisah meliputi wajahnya yang terlampau cantik.

Bara mengangkat tangannya, dan mengelus lembut pipi Kyra dengan buku jarinya.

Sifat egois dan posesif dari dalam dirinya membuat Bara mengharapkan alasan gadisnya seperti itu adalah dirinya. Dipastikan, Bara akan sangat murka jika hal itu dikarenakan pria lain.

"Berikan saja."

Dengan perintah Bara, tablet tersebut telah berpindah tangan kepada Kyra. Hanya sekali lihat, Kyra mengetahui jenis obat apa yang berada di tangannya.

Barbiturat.

Barbiturat adalah sekelompok obat dalam kelas obat yang dikenal sebagai obat penenang-hipnotik, yang umumnya menggambarkan efek menginduksi tidur dan mengurangi kecemasan.

Di lain dari fakta di atas, Barbiturat juga bisa sangat berbahaya karena dosis yang tepat sulit diprediksi. Bahkan overdosis ringan dapat menyebabkan koma atau kematian.

Mengingat Segala konsekuensi yang diakibatkan obat tersebut membuat otak Kyra bekerja jauh lebih keras menerka-nerka alasan Bara mengonsumsi obat tersebut.

*Tbc*

.

.

.

.

.

.

See you in the next chapter, luvs 🤍

LATIBULETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang