18 -CHEEK KISSING-

5.5K 245 8
                                    

🌼🌼🌼

"Ada yang bisa saya bantu, Nona?"

Kyra tersentak kecil sebelum melemparkan senyum ramah ke arah Linda yang kian mendekat ke arahnya.

"Ky ingin membuat sarapan, bibi." Ujar gadis itu dengan matanya kembali menatap isi kulkas yang kebanyakan dipenuhi dengan bir kalengan.

Mau bagaimana lagi, Bara memang melarang Linda mengisi kulkas dengan bahan makanan seperti daging karena memang ujung-ujungnya bahan tersebut akan rusak sebelum digunakan. 

"Bahan apa yang Nona inginkan? Saya bisa ke supermarket terdekat sekarang."

"Eh, tidak perlu. Ky bisa pakai yang ada saja." Jawab Kyra dengan lembut. Tangannya terulur meraih dua buah apel yang tersisa.

"Nona yakin?" Pertanyaan Linda hanya dibalas anggukan pasti milik Kyra.

Kyra kemudian meletakkannya di atas pantry bersama selai kacang, madu, juga roti yang ditemukannya tadi. Kali ini Kyra memilih membuat sarapan yang mudah namun begitu cocok dengan suasana musim gugur, apple and honey peanut butter toast.

Gadis itu mulai sibuk membuat sarapan dengan Linda berada di sisinya. Tak jarang juga keduanya berbagi cerita dan tawa hingga menimbulkan suasana hangat yang menyejukkan hati seorang pria yang sedari tadi intens menatap interaksi keduanya.

Drrtt drrrttt...

Getar ponsel yang kian menuntut berhasil memecah konsentrasi Bara, pria itu memutar bola matanya malas menatap nama penelepon yang terpampang jelas di ponselnya.

"Berita ini akan menjadi highlight besar jika dinaikkan, menurutmu judul apa yang akan mereka pakai? 'Pertengkaran sang rockstar dan kekasih manisnya di depan Stones Club' ataukah.. 'Melihat lebih jauh sosok gadis yang menangis di pangkuan Bara setelah bersama-sama keluar dari Stones Club.' Bagaimana menurutmu, Bara?"

Baru juga Bara mengangkat panggilan itu, kepalanya mendadak panas. Dihembuskan nafasnya kasar, berusaha meredam emosinya yang mulai tersulut akibat ucapan bertubi-tubi milik Leon.

"Shut the fuck up, Leon! Kau tau apa yang harus kau lakukan!"

"Shut them up? Again?" Tanya Leon dengan nada frustasi. Bagaimana tidak? Ribuan dollar pasti harus dikeluarkannya untuk membungkam media massa.

"Sampai kapan kau ingin menyembunyikannya Bara?" Tanya Leon mulai jengah.

Leon sendiri tahu, ini bukan perihal hubungan keduanya, Ini semua hanya karena sosok Kyra. Entahlah, Leon tak pernah bisa menebak isi kepala Bara. Sudah berulang kali Bara terlibat skandal, namun Bara tak pernah mau ambil pusing akan itu, pria itu selalu acuh. Sampai ketika Kyra terseret di kehidupannya, Bara mulai membangun tembok tinggi seolah gadis itu adalah privasi satu-satunya yang tak ingin pria itu bagi kepada mata diluar sana.

"Let's see." Tegas Bara dengan matanya menatap Kyra yang kini tengah berbalik menatapnya.

"Hah~ kau benar-benar serius ternyata." Ujar Leon sebelum mengambil jeda cukup lama.

"Anyway, better the album be the next best american record, or we'll starving to death." Lanjut Leon, suaranya dilapisi tawa kecil namun Bara tahu pria itu tak pernah main-main soal uang, bagaimanapun baginya money above everything.

"I bet." Ujar Bara sebelum menutup percakapannya bersama Leon.

🌼🌼🌼

LATIBULETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang