i'm going under

4.7K 391 30
                                    

hey. jangan lupa baca dulu heather. —bagi yang belum :). yang sudah, silahkan diteruskan :D.

now playing: someone you loved - lewis capaldi.

Irene's Point Of View

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irene's Point Of View

"Seulgi!"

Aku berhasil menahan tangan Seulgi agar perempuan yang tiga tahun lebih muda dariku itu berhenti untuk berlari menjauhiku.

Aku bisa mendengar Seulgi mengendus kesal, dia sepertinya penuh emosi. Dengan cepat dia menghempaskan genggaman tanganku itu.

"Joohyun! Berhenti mengejarku!"

Seulgi berbalik dan menampakkan wajah memerahnya. Tatapannya begitu tajam berbanding terbalik dengan tatapan sendu yang kutunjukkan kepadanya.

"Aku akan berhenti mengejarmu jika kau juga berhenti berlari dariku," lirihku.

"Seulgi~ah jebal...," pintaku, tangan kecilku ini kembali menyentuh jari - jari dari tangannya.

Aku menggenggam kedua tangan Seulgi oleh tangan milikku. Diusapku penuh dengan kelembutan berharap Seulgi bisa menurunkan emosinya.

"Aku tak akan membiarkanmu lagi kali ini."

Sekali lagi, tanpa belas kasihan, Seulgi kembali membuat lengannya itu terlepas dari genggamanku.

"Aku tak peduli, Joohyun."

"Berkatalah sesukamu, aku tak akan terpengaruh!"

Aku menggelengkan kepalaku, aku tidak bermaksud buruk pada Seulgi, aku tulus meminta Seulgi untuk tak lagi menjauh dariku.

"Seulgi, sudah cukup, aku tak bisa kehilanganmu lagi," ujarku dengan pelan. Begitu habis tenagaku untuk meyakinkan Seulgi.

"Tapi aku harus pergi!" bentaknya.

"Aku tak bisa di sini! Melihatmu bersamanya!"

"Hatiku sakit, Joohyun. Tidakkah kau mengerti?" kini Seulgi bertanya dengan tegas, nada memelan perlahan.

Seulgi terdiam melihatku yang langsung menundukkan pandanganku, dia sepertinya tak kuasa melihatku yang kini sudah menangis di hadapannya. Menyeka air mataku sendiri dengan tanganku. Berusaha untuk tak larut dalam tangisanku agar aku bisa berbicara jelas kepadanya.

"Sudah satu tahun, Seulgi," ucapku kini memandang Seulgi.

Seulgi diam saja untuk mendengarkan apa yang akan aku katakan. Dia pasti berusaha sebisa mungkin untuk tak melemah di hadapanku. Aku mengerti, sangat mengerti, Seulgi pasti masih tak ingin jatuh kembali pada pesonaku dan tersakiti sendiri.

"Dan bukan hanya dirimu yang tersiksa, aku juga," ucapku.

"Merindukanmu, bertanya - tanya di mana kau berada, bagaimana kau menjalani kehidupanmu di negeri sana."

Someone You Loved ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang