-; somebody to have

1.4K 240 27
                                    

"Seul~ah, sebenarnya ada hal penting yang ingin kami sampaikan kepadamu."

Aku yang baru saja selesai memakan ramyon-ku itu langsung memfokuskan diriku sendiri pada eomma, appa, dan Yeji yang sudah berkumpul di ruang keluarga.

Ini entah perasaanku saja atau memang kenyataannya seperti itu, wajah mereka begitu tegang membuat suasana malah terasa dingin.

"Hmm? Apa?" aku bertanya lalu duduk di samping eomma.

Aku memandangnya, menunggu eomma menjelaskan apa yang akan eomma sampaikan padaku.

Aku melihat eomma memandang appa, lalu memandang Yeji. Mereka seperti meminta persetujuan satu sama lain karena aku juga melihat appa dan Yeji yang mengangguk kecil ke arah eomma.

"Begini..."

"Kau berhak mengetahui ini agar kau bisa membuat dirimu sendiri tenang nantinya."

"Kami tak ingin kau hidup dalam kebimbanganmu."

"Kau harus bisa meyakinkan hatimu."

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, memikirkan tentang apa yang akan segera eomma katakan.

Ada satu yang menjadi dugaanku, hanya saja aku berharap bahwa dugaanku itu salah.

Aku hanya bisa menatap lantai, siap tak siap mendengar hal yang akan segera aku dengar itu.

"Beberapa waktu lalu..."

Eomma menghentikan ucapannya lagi.

Ah, aku sudah tak bisa menahan detak jantungku yang sudah berdegup kencang ini.

Aku sedikit mendongkak dan melirik ke arah samping, melihat ekspresi eomma yang terlihat kebingungan.

"Joohyun..."

Astaga.

Aku menghela napasku dan sepertinya eomma merasa bersalah telah membuatku teringat lagi padanya.

"Joohyun untuk pertama kalinya datang ke sini dan menemui kami setelah setahun kau pergi."

Aku mengalihkan pandanganku, sekarang yang berbicara adalah appa.

"Dia tak pernah datang sebelumnya, namun saat itu Joohyun datang dan mengatakan bahwa dia sangat menyesal telah membuatmu pergi seperti itu."

Napasku lagi - lagi tercekat.

Aku selalu merasakan hal ini setiap ada orang lain yang membicarakan dirinya. Ini membuatku ingin menutup gendang telingaku sendiri agar tak mengedarkan apapun tentangnya.

"Dia tak pernah datang karena dia merasa malu pada kami."

"Dia malu karena kesalahannya sendiri membuat kami dan juga dirinya tak bisa lagi menemuimu."

Aku segera menggeleng, "jika hanya karena itu, aku sudah tahu appa," selaku.

"Aku tak ingin membicarkaannya lagi."

Aku tak ingin pembicaraan yang sama antara aku dan Sooyoung terulang lagi.

"Sooyoung sudah mengatakan padaku bahwa Joohyun unnie juga menemuinya dan mengatakan bahwa dia merindukanku."

Jika diingat, sepertinya ini adalah kali pertamaku menyebut namanya lagi.

"Aku sudah mengatakan pada Sooyoung bahwa aku tak akan lagi memikirkan apapun tentangnya."

"Aku sudah berusaha damai dengan diriku sendiri, appa."

"Aku sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Buktinya aku bisa pulang dengan keadaan baik - baik saja."

Someone You Loved ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang