Aku kini berada di wilayah Witte De Withstraat. Duduk bersama Amber di salah satu kafe. Menyesapi kopi kesukaan kami sembari melihat orang berlalu - lalang sibuk di pagi ini.
Amber juga sibuk dengan ponselnya sedari tadi, kurasa sedang bertukar pesan dengan gadis yang berhasil dia temui di bar yang sering dia kunjungi.
Somi namanya. Kebetulan dia juga mempunyai darah Korea, namun dia lahir di Belanda. Ah, aku bisa langsung tahu, itu begitu tipenya. Dia selalu bilang kalau dia menyukai bule berdarah campuran asia.
Aku melihat dia tersenyum - senyum sendiri.
"Kau ingin lebih lama di sini, Am?" tanyaku setelah aku kembali menyesapi kopi americano dinginku.
"Huh?" dia mendongkak.
"Gadis itu, kalau kau ingin berkencan dengannya, kita bisa lebih lama di sini."
Amber lalu menatapku dengan sungguh, "kau benar - benar tak akan kembali ke Korea, 'kan?"
Aku mengangguk, "untuk sementara, aku butuh lebih banyak lagi waktu untuk sepenuhnya melupakannya."
Ujaranku lalu disambut baik dengan senyuman bahagianya.
"Kebingunganmu akan segera usai, Kang. Kukira setelah telpon dari temanmu yang berkata bahwa dia merindukanmu, kau akan kembali goyah dengan hatimu sendiri."
"Tapi ternyata kau semakin memantapkan keputusanmu untuk tetap melupakannya."
Aku tersenyum, "itu juga karena kau bersedia menemaniku lagi."
Amber mengangguk - angguk mantap, "tentu aku bersedia, Kang!"
"Sebenarnya aku tak keberatan kalau kau ingin pergi dari sini, kau bilang kau merindukan kota kesayanganmu itu, Madrid."
"Kita bisa tinggal di sana. Tak usah dulu bekerja. Nikmati liburan kita. Bersenang - senanglah dan cari gadis cantik di sana."
Aku sepertinya mulai sekarang akan menimbang - nimbang ucapan Amber yang selalu memintaku untuk berkencan dengan gadis Eropa.
"Right?" tanya Amber meminta aku menyetujui ucapannya.
"Atau kita ke kampung halamanku saja."
Aku menatapnya dan tertawa, "Los Angeles?" tanyaku.
Dia mengangguk lagi dengan mata yang membulat, "hei, Kang! Kita sudah mengelilingi Eropa, meskipun itu hanya karena bekerja."
"It's time to spend your holiday in USA!," serunya.
Amber menggeleng - gelengkan kepalanya, tak tahu kenapa, "the girls there, uh."
Oh, sepertinya karena membayangkan gadis - gadis Amerika.
"They are so hot!"
"Kau tak akan mengerjapkan matamu saat memandang mereka."
Ah, Sooyoung memang benar. Orang - orang Barat membuatku bisa mengenal hal - hal seperti itu.
Dasar, Amber memberikanku pengaruh buruk.
Aku jadi ikut menggelengkan kepalaku, "aku tak memandang gadis dari ke-sexy-annya, Am," selaku.
Meskipun terkadang dulu aku sempat bertanya - tanya dalam pikiranku sendiri bagaimana pujaanku itu saat tak memakai baju. Aku bahkan hampir gila saat membayangkannya.
Tidak, sebenarnya saat aku melihat dia keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk kimono pun aku sudah ingin berlari dari kenyataan karena tak kuasa melihat dirinya yang berpakaian seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone You Loved ✓
Fanfiction[Heather Sequel] i was getting kinda used to being someone you loved. Someone You Loved cr 2021 saturnmoon_SR.