extra part: wanna thank u for believing me.

1.5K 191 6
                                    

December, 2022.

Seulgi tersenyum memandang punggung sang kekasih tercintanya yang sedang mencuci piring bekas tadi mereka berdua makan malam.

Seulgi berjalan perlahan dengan langkah yang sepelan mungkin agar bisa mengagetkan Irene.

Lingkar tangan di perutnya itu langsung membuat Irene tersentak.

"Astaga, Kang Seulgi!"

Seulgi terkekeh dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Irene.

Dia menghirup lembut aroma tubuh Irene yang khas bercampur wanginya baju yang tengah dia kenakam saat itu.

"Mianhae..." ucap Seulgi masih terkekeh, namun senang karena telah mengagetkan kekasihnya.

Seulgi semakin erat memeluknya dari belakang. Perlahan wajah sebal Irene berubah menjadi senyum malu - malu.

"Cepat, sayang..." pinta Seulgi.

"Aku sudah tak sabar."

Irene sedikit menggeliat ketika Seulgi dengan sengaja mengecup leher jenjang dirinya.

Aktivitas mencuci piringnya kini malah jadi teralihkan dengan tingkah Seulgi.

"Seulgi, aku masih mencuci piring," ucap Irene mencoba semampu mungkin menahan dirinya untuk tak tergoda.

"Nanti saja dilanjutkan. Kau bilang mulai jam delapan," Seulgi masih tak menyerah. Dia kembali mengecup kulit halus Irene. Kini tepat di atas bahunya yang bajunya sedikit tersingkap.

Irene terdiam. Tangannya berubah kaku dengan air yang masih menyala. Dia merasakan Seulgi yang mulai menghembuskan napasnya tepat di dekat telinganya.

Seulgi pasti sengaja melakukannya.

"Mari membuat malam ini menjadi malam yang menyenangkan," bisik Seulgi dengan seduktif.

"Seulgi..." lirih Irene.

Seulgi lalu tertawa kecil.

Seulgi segera membalikan tubuh Irene yang terkunci oleh tubuhnya. Tangannya dengan cepat menutup keran air itu.

Mereka berdua bertatapan dengan senyuman yang menghiasi wajah keduanya malam itu.

Seulgi semakin mendekatkan dirinya hingga tubuhnya begitu menempel dengan tubuh Irene.

Irene segera melingkarkan tangannya di leher Seulgi, dia sedikit mendongkak menatap Seulgi yang lebih tinggi darinya.

"Kau semakin pintar saja dalam menggodaku, ya?" tanya Irene sembari memencingkan matanya.

"Karena kau juga semakin cantik," balas Seulgi.

"Membuatku tak tahan," lanjutnya.

Seulgi dengan cepat mengecup bibir merah Irene. Secepat kilat dan pandangan mereka berdua kembali bertemu.

"Kenapa cepat sekali?" tanyanya tak terima.

Irene memajukan bibirnya gemas.

"Kalau dilanjutkan nanti rencana kita malam ini bisa gagal sayang," ucap Seulgi lembut.

Tangannya kini terangkat untuk mengelus pipi halus milik Irene.

"Mari, ke kamar sekarang. Aku tak ingin terlambat."

Irene mengangguk dengan senyuman yang masih mengiringi tatapannya.

"Tunggu..."

Langkah kaki Seulgi terhenti ketika Irene menarik lehernya untuk mendekat ke arahnya.

Someone You Loved ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang