i fall into your arms

1.9K 257 3
                                    

Keduanya kini memandang pemandangan kota Seoul dari rooftop apartemen Irene.

Nyala lampu gedung dan jalanan sepertinya mencoba menandingi cahaya bintang malam itu.

Namun, bagi Seulgi. Satu - satunya hal yang paling bercahaya untuk menerangi gelap malamnya adalah dia.

Sosok bernama Bae Joohyun, perempuan yang telah menjadi saksi kebahagiaan dirinya sampai saat ini.

Sosok yang tak pernah lepas sekali pun dalam pikirannya. Sosok yang selalu menjadi alasan kenapa dia harus melakukan hal yang terbaik dalam hidupnya.

Seulgi ikut tersenyum ketika Irene tersenyum memandang kota di bawahnya yang terasa begitu kecil dari atas sana.

Indah. Irene lebih indah dari apapun.

Seberapa kali Seulgi menyangkalnya, Irene benar - benar tak akan pernah bisa membuat dirinya berhenti mencintainya.

Karena Irene begitu luar biasa.

"Gumawo, Seulgi~ah," ucapnya tanpa melihat ke arah Seulgi.

Irene hanya merasa, ketika kedua bola matanya menatap kedua bola mata Seulgi. Maka, dia tak akan bisa mengatakan apapun.

Dia hanya akan terdiam, lalu hanya mampu mengatakan bahwa dia begitu mencintainya.

"Tak ada kata lain yang bisa aku sampaikan kepadamu, selain ucapan terimakasih."

Seulgi masih memandangnya, mendengarkan ucapannya.

"Aku menyakitimu."

"Bertahun - tahun aku terlalu buta pada perasaanmu."

"Aku mengatakan bahwa aku mencintai orang lain dan membiarkanmu pergi."

"Tapi ternyata kau tetap di sana."

"Memberikanku kesempatan agar aku bisa menjadi sosok yang lebih baik untuk bersanding denganmu."

Irene menolehkan kepalanya dan Seulgi tersenyum lebih manis dari sebelumnya.

"Aku mencintaimu."

Rasanya kini tak ada lagi tombak yang tiba - tiba menghantam jantungnya.

Tak ada rasa sakit yang tiba - tiba menyerang hatinya.

Tak ada rasa perih dalam dua matanya.

Tak ada tubuh yang kian meluruh ketika dia merasa rapuh atas perasaannya.

"Aku mencintaimu," ucapnya sekali lagi.

Kini dengan senyuman, senyuman terindah yang Seulgi yakin, Irene benar - benar hanya memperlihatkan hal itu padanya.

Tatapannya menghangatkan, menyimpan begitu banyak cinta di dalamnya.

"Aku mencintaimu, Kang Seulgi."

Dan ya, sekarang semuanya berubah.

Tahun kelam itu rasanya tak pernah terjadi.

Hari demi hari yang menyakitkan itu rasanya hilang ditelan bumi.

Tidak ada lagi rasa ingin melupakannya, tak ada lagi sudut permukaan bumi yang dulu ia gunakan untuk mengubur dalam - dalam perasaannya.

"Sembilan ratus sembilan puluh tujuh," ucap Seulgi sembari sedikit memajukan kepalanya.

Irene mengerutkan keningnya dengan senyuman bingungnya.

"Sembilan ratus sembilan puluh delapan," Seulgi terus mendekatkan kepalanya ketika dia berucap.

Someone You Loved ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang