all i want is nothing more
to hear you knocking at my door
'cause if i could see your face once more
i could die in happy man i'm sure
Pagi - pagi sekali di kamarku sudah terdengar seseorang yang memainkan lagu dari ponselnya.
Malam tadi aku memang menginap di rumahku, hanya karena aku tak ingin merasa sendirian di apartemenku.
Namun, apa sekarang? Seseorang menyetel lagunya dengan keras sampai membangunkanku.
"When you said your last goodbye."
"I died a little bit inside."
Aku mengernyit menajamkan pandangan mataku sembari mencoba membuat diriku tersadar sepenuhnya dari tidurku.
Aku mendengar suara yang tak asing di telingaku.
Ternyata itu Yerim —adikku.
Dia tengah duduk di kursi rias sembari menjadikan ponselnya sebagai mic.
Dia bernyanyi mengikuti lagu yang terputar.
"I lay in tears in bad all night."
"Alone without you by my side."
Aku melihatnya bernyanyi sembari menatapku.
Bingung sendiri aku dengan tingkah anehnya.
Hendak aku akan segera menutup mataku lagi, tapi, "BUT IF YOU LOVED MEEE..."
Aku tersentak ketika Yeri malah menaikkan nada suaranya. Dia bernyanyi bahkan lebih keras dari lagu yang terputar.
Aku memandangnya dengan mataku yang sudah terbuka lebar.
Apa maksudnya? Ditambah dengan seringai yang terbentuk di wajahnya seperti sedang menyindirku.
"WHY'D YOU LEAVE MEEE."
"TAKE MY BODYYY."
"TAKE MY BODYY."
"Yerim! Berisik!" bentakku di sela - sela saat dia bernyanyi.
Namun, hal itu tak digubris olehnya.
"ALL I WANT IS."
"AND I ALL NEED IS."
"TO FIND SOMEBODY."
"I'LL FIND SOMEBODYYY."
"LIKE YOUU OOUH OOUH OHHH.."
Aku melemparkan bantalku ke hadapannya. Hanya saja meleset karena jarak dari ranjang ke kursi rias yang sedikit jauh.
Yeri tertawa saat dia pikir aku sudah menyadari bahwa lagu yang dia sedang nyanyikan itu adalah untuk menyindir tentang hubunganku dengan Seulgi.
Aku mengendus kesal, menutup kepalaku yang berserta telingaku itu dengan bantal yang masih tersisa di ranjangku.
Aku tak peduli, aku membiarkannya bernyanyi sampai lagu itu habis.
"Cepat keluar sekarang!" suruhku kepadanya setelah lagu itu berakhir.
Aku menatapnya tajam, namun seperti biasa dia tak pernah mau menurut kepadaku.
"Unnie! Dengarkan dulu aku bernyanyi," ucapnya.
"Aku sedang berlatih untuk festival kampus, dan unnie harus mendengarkan nyanyianku."
"Aku tidak tertarik!" tegasku.
"Oh, ayolah unnie, satu lagu lagi. Kau pasti akan menyukainya," ucapnya kini sudah menatap layar ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone You Loved ✓
Fanfiction[Heather Sequel] i was getting kinda used to being someone you loved. Someone You Loved cr 2021 saturnmoon_SR.