"Gimana Cia? Masih sakit?" tanya Adrian seraya terus meniup luka cakar yang berada dipergelangan tangannya.
"Uda nggak ayah Cia udah sembuh, makasi udah obatin Cia. Ayah emang yang terbaik," jawab Gracia sembari memeluk Adrian erat.
Mereka semua yang melihat Gracia yang kini sudah kembali seperti biasanya merasa lega, akhirnya gadis kecil itu tidak bersedih lagi.
"Sama-sama malaikat kecil ayah," balas Adrian dengan lembut lengannya ia gunakan untuk mengelus surai indah milik Gracia.
"Ayah, Cia boleh tanya?" Gracia bertanya dengan ekspresi takut-takut.
Adrian tersenyum, "Boleh dong, anak ayah pengen tanya apa emangnya?"
"Lossie gimana keadaannya sekalang ayah, paman gak ngehukum Lossie belat-belat, 'Kan?" tanya Gracia dengan khawatir.
Gracia melirik Samuel, seolah bertanya padanya secara tak langsung.
Gracia benar-benar ingin tau keadaan Rossie, bukan karena khawatir bukan. Mana sudi ia khawatir dengan makhluk menjijikan seperti Rossie? Justru dia sangat ingin tau seberat apa hukuman yang diberikan oleh Samuel, jika hukuman itu merupakan hukuman yang berat, maka Gracia senang setengah mati.
Samuel yang dilirik menghela nafas pelan, dalam pikirannya ponakannya ini benar-benar begitu baik. Sudah jelas-jelas ia dijahati oleh orang lain, akan tetapi ia masih saja peduli dengan orang yang menjahatinya itu.
Sungguh anak sebaik ini, bagaimana bisa dibuat menangis seperti itu?
"Rossie baik-baik saja, dia hanya paman kurung agar tidak menyakiti Cia lagi," jawab Samuel setengah jujur. Ia tidak mungkin menjawab bahwa Rossie dihukum dengan dikurung dalam ruangan yang paling gelap dan menakutkan.
"Cia lega kalo Lossie baik-baik saja, di mana paman kulung Lossie? Cia mau ketemu Lossie," kata Gracia dengan menatap Samuel memohon.
Dalam hati, ia berharap Rossie dikurung dalam ruangan yang paling gelap dan menakutkan di rumah ini.
Samuel gelagapan, "Maaf Cia, Rossie sedang dalam masa hukuman. Jadi siapapun gak boleh liat Rossie," jawab Samuel dengan hati nurani yang bersalah ketika melihat mata memohon gadis kecil itu.
Dilihat dari ekspresi Samuel yang gelagapan, Gracia tau bahwa Rossie dihukum didalam ruangan yang paling gelap dirumah ini, dan hal itu membuat suasana hatinya sangat baik.
Ya setidaknya usaha yang ia lakukan untuk menyakiti diri sendiri membuahkan hasil, Rossie dihukum lalu citranya makin jelek.
Gracia buru-buru memasang ekspresi kecewa, padahal dalam hati ia sudah tertawa kegirangan membayangkan Rossie yang ketakutan di ruangan gelap itu.
"Yasudah tidak apa-apa paman kalau Cia gak boleh liat Lossie, Cia ngelti." Cia berkata dengan ekspresi dan nada yang pura-pura lesu.
Ya faktanya ia sedikit tidak bersemangat, padahal ia ingin melihat secara langsung ekspresi Ketakutan Rossie. Pasti rasanya menyenangkan bukan?
"Cia jangan sedih, nanti kalo Rossie udah bebas dari hukuman, paman janji Rossie gak akan pernah nyakitin Cia lagi," ujar Samuel mencoba menghibur.
Cia mengangguk lucu, seolah mengerti.
Dan hal itu, membuat Samuel maupun Adrian bernafas lega karena Gracia yang sudah mengerti.
Aiden, Kenzo dan Kenzi juga senang akhirnya Gracia tidak lagi menanyakan Rossie.
Kini bagi ketiga pria kecil itu, Rossie adalah hal yang harus dijauhi oleh Gracia.
Terutama Aiden, Rossie sudah menyakiti Gracia dan Rossie sudah masuk dalam daftar hitam orang yang menyakiti Gracia, dapat dipastikan orang yang sudah masuk dalam daftar hitam Aiden tidak akan pernah menjalani hidup tenang di masa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villain For Past Revenge
FantasiaDalam kehidupan sebelumnya, Gracia Wilson mati ditangan saudara angkatnya yang sangat licik bagai medusa. Dalam kehidupan sebelumnya, Gracia Wilson tumbuh menjadi gadis kejam dan dijuluki sebagai seorang Iblis. Saudari angkatnya telah merebut segala...