Gadis cantik itu menuruni anak tangga, dia menggenakan seragam Sekolah Menengah Atas Hillton Internasional School.
Rambutnya yang berwarna coklat dia gerai, gadis itu begitu cantik seperti seorang dewi yang tersesat di bumi.
Menatap kesekitar dia melihat seorang lelaki remaja yang kini mengenakan seragam yang sama sepertinya.
"Kak Aiden," panggil gadis cantik itu dengan nada riang.
Suaranya begitu renyah dan lembut, bagai alunan lagu yang begitu menyenangkan telinga.
Aiden menoleh kebelakang, seorang bocah kecil itu kini telah berubah menjadi seorang pria yang sangat tampan. Dengan hidung mancung, bibir tips, sorot mata yang tegas dan kulit yang bersih menambah ketampanannya.
"Cia, pelan-pelan jangan berlarian. Sekarang kamu ini bukan anak kecil lagi, jadi jangan bertingkah kekanak-kanakan." Aiden menegur dengan nada lembut, biar bagaimanapun dia tidak tega apabila harus membentak adik kesayangannya tersebut.
Ya, gadis muda dan cantik itu adalah Gracia. Seorang gadis yang kecil imut kini telah berubah menjadi seorang gadis remaja yang sangat cantik dan manis.
Mendengar ucapan Aiden, Gracia memanyunkan bibirnya. Merasa sedikit kesal dengan teguran Aiden namun tak urung dia menuruti perintah kakak tampannya itu, Gracia tau bahwa Aiden begitu karena mengkhawatirkan dirinya.
"Kakak bagaimana? Apa Cia cocok mengenakan seragam ini?" tanya Gracia meminta penilaian, dia memutar-mutar tubuhnya agar Aiden bisa menilai lebih jelas.
"Tentu adik kakak yang paling cantik ini, akan selalu pantas memakai apapun," jawab Aiden seraya tersenyum gemas melihat tingkah imut adiknya.
Lihatlah gadis muda itu kini bergaya dengan begitu imut.
"Cia kamu sudah siap-siap, sayang?" tanya Adrian yang baru saja datang. Meskipun kini Adrian sudah berusia 40-an akan tetapi usia tidak juga melunturkan ketampanannya. Dia masih begitu gagah dan tampan, bahkan kini aura magnetisnya semakin bertambah kuat.
Gracia berbalik, dia tersenyum senang ketika melihat Adrian. Dengan langkah cepat dia menghampiri ayahnya yang paling tampan itu.
"Ayah lihat, bagaimana? Apakah seragam ini cocok untuk Cia?" tanyanya yang kini meminta penilaian pada sang ayah.
"Tentu, putri ayah selalu cantik," ucap Adrian dengan lembut. Lengan satunya dia gunakan untuk mengelus puncak kepala Gracia sayang.
Tak lama Anna datang dengan wajah polos seperti biasanya, dia menghampiri tiga orang anggota keluarga yang tengah bercanda ria tersebut.
"Pagi Ayah, Kak Aiden dan Kak Cia." Sapaan Anna seketika langsung menghentikan moment bahagia mereka.
Suasana hening selama beberapa saat, sampai akhirnya Gracia menjawab sapaan tersebut dan memecahkan keheningan.
"Ah iya pagi Anna, kamu sudah bersiap-siap, ya? Anna kamu cantik sekali memakai seragam itu," ucap Gracia dilengkapi dengan senyum menawannya.
"Terima kasih kak Cia, Kakak juga sangat cantik," balas Anna tersenyum manis. Lalu kemudian dia melirik Adrian dan Aiden berharap mendapatkan pujian juga dari mereka berdua.
Namun sayang seribu kali sayang, Adrian dan Aiden malah hanya fokus pada Gracia.
Anna yang lagi-lagi diabaikan merasa sedikit kecewa akan tetapi dia tetap mempertahankan senyum manisnya itu.
"Ayo berangkat, anak-anak nanti kalian telat." Adrian mengintrupsi pada ketiga remaja tersebut.
Tiga remaja itu menurut, mereka pergi ke parkiran mobil. Gracia, Anna dan Aiden berangkat bersama ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villain For Past Revenge
FantasiaDalam kehidupan sebelumnya, Gracia Wilson mati ditangan saudara angkatnya yang sangat licik bagai medusa. Dalam kehidupan sebelumnya, Gracia Wilson tumbuh menjadi gadis kejam dan dijuluki sebagai seorang Iblis. Saudari angkatnya telah merebut segala...