42.

18.2K 3.1K 265
                                        

Saat Gracia akan masuk ke dalam kelasnya, tiba-tiba saja sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Cia tunggu," panggil suara bass tersebut.

Gracia mengalihkan atensinya ke sumber suara, kini dia dapat melihat Allarick yang berjalan cepat ke arahnya.

"Kak Alla? Ada apa?" tanya Gracia bingung.

Memang Allarick dan Aiden berada di kelas yang sama, dan yang sudah pasti kini mereka satu sekolah.

"Cia untuk pesta antar keluarga besok, mau kah kau datang bersamaku?" tanya Allarick dengan gugup, matanya menatap Gracia dengan penuh permohonan.

Lelaki itu kini telah berubah dari seorang anak kecil menjadi seorang remaja yang sangat tampan, ketampanan yang pernah membuat Gracia tergila-gila dikehidupan sebelumnya.

Meskipun sudah bertahun-tahun berlalu, akan tetapi Gracia tidak pernah bisa melupakan mata yang dulunya menatap Gracia begitu dingin, saat ia menatap mata lelaki itu penuh puja.

Atau bayangan-bayangan saat Allarick tertawa bahagia bersama Anna saat ia tengah menderita.

Bagi Gracia sendiri, tidak mudah untuk melupakan segala hal yang nyaris membuatnya hampir mati sekaligus gila.

"Maaf kak Alla, sepertinya kak Alla bisa mencari orang lain, aku akan pergi bersama keluargaku." Gracia membalaskan dengan cepat, tak lupa dia memberikan senyum tak enak hatinya.

"Cia, tidak bisakah kamu menerima tawaranku kali ini saja? Kamu selalu menolak setiap tawaranku begitu saja, kita ini calon tunangan bukan?" Allarick bertanya sekali lagi, kata-kata itu sama persis dengan yang Gracia katakan pada Allarick di kehidupan sebelumnya.

Baru saja Gracia akan membalas ucapan Allarick, tiba-tiba saja Anna datang dengan senyum palsunya.

"Kak Alla? Sedang apa di sini?" tanya Anna dengan nada sok akrab dan tersenyum malu-malu.

Allarick tak mempedulikan Anna yang baru saja datang, dia hanya fokus menatap wajah cantik Gracia namun tak urung lelaki itu tetap membalas pertanyaan Anna barusan. "Aku hanya sedang ada urusan yang harus dibicarakan dengan Cia barusan," balas Allarick dengan nada datar.

"Ah kak Alla, untuk pesta keluarga Minggu depan, kak Allarick akan datang bersama siapa?" tanya Anna penasaran.

"Tidak tau, sepertinya dengan Cia jika dia ingin," jawab Allarick lagi.

Mendengar jawaban Allarick, Anna menyumpah serapahi Gracia dalam hati, mengapa juga lelaki yang dia sukai harus menyukai Gracia? Mengapa Gracia dengan begitu mudah mendapatkan cinta semua orang? Hal itu tanpa sadar membuat Anna mengepalkan tangannya erat.

Sementara Gracia yang melihat percakapan antara Allarick dan Anna memilih untuk melenggang masuk ke dalam kelas, dia tidak peduli jika dalam hidup ini Allarick dan Anna bersatu kembali.

Jika saja Allarick dan Anna bersatu kembali dalam hidup ini, Gracia akan dengan senang hati, menghancurkan mereka sampai ke inti, dia tidak menumbangkan musuhnya secara langsung, akan tetapi Gracia lebih suka membuat musuhnya kalah secara perlahan, menghancurkan mental mereka sedikit demi sedikit, sampai pada akhirnya Gracia menjadikan mereka abu.

Sementara Allarick hanya menatap punggung Gracia yang menjauh dengan pandangan sendu.

***

"Cia lihatlah Kak Alla benar-benar sangat tampan," ucap Stella histeris saat melihat Allarick yang kini tengah bermain basket di lapangan sekolah.

The Villain For Past RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang