50. Pembicaraan kakak dan Adik

15.3K 1.2K 119
                                    

Gracia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, dia tahu bahwa setelah apa yang disaksikan oleh kakaknya barusan. Dia tidak akan lolos dari interogasi ketat kakak lelaki satu-satunya itu.

Umurnya saat ini baru lima belas tahun, dan dia ketahuan hampir berciuman dengan seorang lelaki yang lima tahun lebih tua daripada dirinya.

Melihat tatapan Aiden barusan, Gracia tahu bahwa dirinya sudah benar-benar tamat.

Otak Gracia terus berputar, alasan apa yang harus dia berikan pada Aiden dan meredakan amarah lelaki tersebut.

Saat sedang terhanyut dalam pikirannya, tiba-tiba saja Aiden datang bak malaikat maut yang siap menghukum Gracia kapan saja.

"Gracia Wilson," panggil Aiden dengan intonasi tegas. Nada suaranya tidak seperti biasanya, yang memanggil Gracia dengan begitu lembut.

Gracia langsung terkesiap, dan kembali ke mode polosnya untuk mengelabui sang kakak.

"Ya kak," jawabnya dengan sedikit mencicit, seolah takut orang yang ada di hadapannya bisa menghabisinya kapan saja.

Aiden yang melihat mata bulat Gracia yang sudah berkaca-kaca sekaligus menatapnya takut-takut, merasa sedikit terenyuh. Namun, mengingat kejadian barusan membuat Aiden sekuat tenaga menghempaskan rasa simpati itu jauh-jauh.

Bagaimanapun, Gracia itu adalah seorang perempuan, dan sebagai seorang perempuan dia harus pandai menjaga batasan dengan lelaki yang tidak memiliki hubungan darah sama sekali dengannya. Melihat Gracia yang gampang terjatuh dengan pesona berandalan-Ashlan. Membuat Aiden khawatir kalau adik kecilnya itu diperlakukan secara tidak baik oleh laki-laki lain.

"Tatap mata kakak sekarang juga, jangan menunduk seperti itu, kakakmu ini ada dihadapanmu, bukan berada di bawah lantai!" perintah Aiden tegas.

Gracia mengikuti instruksi, dengan segera dia menatap langsung ke arah mata Aiden.

"Kak Aiden, maaf atas kejadian tadi CIA mengakui Cia telah melewati batas," ucap Gracia secara langsung.

Gadis itu tahu, bahwa Aiden telah melihat semuanya dengan jelas. Dan dengan memberikan alasan hanya akan membuat Aiden semakin marah padanya, dan itu tidak berguna. Karena sekarang lebih baik dia mengaku jujur dibandingkan dia harus menanggung kemarahan Aiden dan membuat dia kehilangan kepercayaan kakak lelakinya.

Melihat Gracia yang mengaku dengan jujur kesalahannya membuat Aiden mendesah kasar. Dia sedikit bingung harus dengan cara apa menghukum adik kecil kesayangannya itu.

"Gracia Wilson, jika kau tahu hal tersebut melewati batas, lalu kenapa kamu harus melakukannya? Apalagi kau melakukan itu masih di dalam lingkungan sekolah! Demi Tuhan, kamu ini perempuan Gracia! dan sebagai seorang perempuan, kamu harus menjaga martabatmu sebagaimana perempuan semestinya! Kamu bukan lagi anak kecil! dan harusnya kamu mengerti bahwa kamu harus bisa menjaga batasan dengan lelaki lainyang tidak ada hubungan darah denganmu! Kakak ini laki-laki Gracia, dan kakak tahu isi otak lelaki brengsek di luar sana. Kakak hanya takut, takut terjadi sesuatu yang buruk padamu, karena kamu, adalah satu-satunya adik perempuan yang kakak miliki. Hanya kamu, tidak dengan Anna ataupun yang lain." Aiden berkata dengan panjang lebar sekaligus penuh penekanan. Dia tidak bersikap lembut kali ini, karena apa yang diperbuat Gracia barusan sangatlah tidak benar.

"Cia minta maaf kak Aiden, Cia tahu Cia salah dan kesalahan Cia begitu besar. Maka pantas apabila kakak memarahi Cia  sampai seperti ini. Cia berjanji ini yang pertama dan terakhir kalinya kakak melihat Cia begini. Tapi, Cia  mohon kak Aiden mau memaafkan kesalahan Cia untuk kali ini," pinta Gracia seraya mengeluarkan jurus pamungkasnya, yaitu ... berpura-pura menyedihkan.

Mata coklat milik Gracia menatap Aiden dengan penuh penyesalan yang mendalam sekaligus rasa sedih secara sedih bersamaan. Hingga Aiden yang melihat Adik kesayangannya yang terlihat begitu menyesal dan  menyedihkan mau tak mau membuat Aiden kembali berperang antara batin dan logikanya.

Saat melihat air mata Gracia yang mulai membasahi pipinya, amarah Aiden seolah menguap entah kemana. Aiden telah menyerah untuk memarahi Gracia. 

Mata coklat bulat milik Gracia seolah bola sihir yang bisa membuat Aiden tersihir kapan saja. Setiap kali melihat mata Gracia, ia selalu mengingat mendiang ibunya, dan dia adalah satu-satunya adik perempuan mungil yang harus selalu ia jaga.

Aiden yang memilih kalah, nampak menghembuskan nafasnya kasar. "Baik, kali ini kakak akan memaafkanmu. Tapi ingat, kau harus janji bahwa ini adalah pertama dan terakhir kau melakukan hal seperti itu lagi!" pinta Aiden tegas.

Mendengar jawaban Aiden, sontak saja Gracia tersenyum kesenangan dalam hati. Dia tahu bahwa kakaknya itu tidak akan pernah tega untuk memarahinya lebih jauh, maka dari itu, dengan otak liciknya, dia bisa dengan mudah membuat Aiden sang kakak menjadi luluh.

"Baik kak, Cia janji ini adalah pertama dan terakhir kalinya Cia melakukan itu. Cia berjanji dengan penuh kesungguhan." Gracia berkata cepat. Tentu saja dia tidak ingin menyia-nyiakan hal ini.

Aiden hanya mengangguk mengiyakan. "Kembali ke kelas," perintah Aiden seakan tak terbantahkan.

Mengikuti instruksi, Gracia segera kembali ke kelasnya sebelum Aiden berubah pikiran.

Sementara Aiden yang melihat kepergian Gracia hanya mengepalkan kedua tangannya erat, tidak akan ia biarkan badjingan manapun yang akan mencuri adiknya darinya.

Termasuk kedua Alexander sialan itu.

Cianya masih terlalu kecil dan lugu, adiknya juga sangat cantik. Aiden sangat yakin bahwa dua tikus itulah yang sudah menggoda adiknya terlebih dahulu.

Lihat saja, Aiden tidak akan membiarkan mereka mendekati Gracia seinchi pun. Karena adiknya terlalu berharga.

Sepertinya Aiden harus mengurus rencana lain agar dua makhluk itu berhenti untuk mendekati adiknya.

Jakarta, 05 September 2022

Haloo guys I'm back. Siapa yang kangen cerita ini? Haha akhirnya setelah sekian abad lanjut juga ya.

Hii I know, banyak yang kesel because aku ilang. Tapi jujurly aku itu capek banget guys, setelah beberapa bulan ini ngerasain jadi budak korporat dan merantau mengadu nasib di kota.

Mohon maaf sebelumnya kalau aku ngilang gitu aja dan gak lanjutin cerita ini, bukan, bukan maksud aku mau ghosting kalian. Aku tuh akhir-akhir ini gak ada waktu buat nulis. Karena kerjaan kantor aku banyak banget dan aku sibuk banget di real life. Belum lagi kalau lembur, haduh itu udah bukan cuman capek badan tapi otak juga.

Makanya kalian jangan nething sama aku kalau aku mau ninggalin cerita ini gitu aja, gak ada sama sekali kok niat aku kayak gitu. Aku emang bener-bener sibuk kerja aja, dan gak punya waktu buat nulis.

Okey segitu dulu Yaa, paypay semua♥️♥️

See you next chapter guys ♥️♥️♥️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Villain For Past RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang