Malam ini keluarga Wilson tengah bersiap-siap untuk pergi makan malam di luar, dan dengan tambahan Anna tentu saja.
Hal ini dikarenakan Aiden yang memenangkan olimpiade matematika tingkat Nasional sehingga Adrian berniat untuk merayakan kemenangan Aiden.
Gracia memandang wajah cantiknya di cermin, ia tersenyum puas dengan penampilannya saat ini.
Gadis kecil itu begitu cantik, dengan gaun berwarna pastel, rambut coklat yang sangat indah itu sudah dikepang oleh bibi Emy, sehingga saat ini penampilan Gracia seperti putri kerajaan.
"Bibi apakah Cia cantik?" tanya Gracia pada Emy yang tengah memakaikan bedak bayi di wajah Gracia.
"Tentu saja anda cantik, nona adalah gadis kecil yang sangat cantik yang pernah bibi lihat," ucap Emy berkata dengan jujur.
Emy benar-benar tidak berbohong saat ini, faktanya Gracia memang sangat cantik dan imut sehingga siapapun tidak bisa lepas dari pesona Gracia.
Mendengar ucapan bibi Emy, Gracia tersenyum malu-malu. "Terimakasih bibi Emy, bibi juga wanita dewasa yang sangat cantik yang pernah Cia lihat," ucapnya dengan mulut yang manis, semanis madu.
Emy terkekeh pelan, "Seperti biasa nona, anda memang pandai berkata manis," ujar Emy dengan senyum tulusnya.
Baru saja Gracia akan membalas perkataan bibi Emy, tiba-tiba saja makhluk menjijikan itu datang.
Siapa lagi memangnya, kalau bukan Anna?
Gracia sudah menduga-duga hal buruk apa yang ingin Anna lakukan saat ini.
"Kak Cia, kak Cia benar-benar sangat cantik malam ini!" Anna berseru senang, namun dalam matanya, Gracia dapat menemukan keengganan saat Anna memujinya.
Memang, penampilan Anna saat ini berbanding terbalik dengan penampilan Gracia yang sangat cantik, murni dan elegan. Jika diibaratkan, Gracia seperti tuan putri, dan Anna hanyalah pelayannya.
Saat ini Anna mengenakan gaun polos berwarna putih dan sedikit lusuh, sehingga seakan menampilkan sosok Anna yang rapuh dan butuh perlindungan.
Gracia tersenyum dipermukaan, namun hanya ia dan Tuhan yang tau, bahwa saat ini otaknya tengah menyusun rencana-rencana licik untuk membereskan Anna malam ini.
"Anna kamu juga sangat cantik saat ini!" Gracia berkata senang, dengan senyum tidak pernah hilang diwajahnya. "Ngomong-ngomong tumben sekali Anna berkunjung ke kamar Cia, ada apa?" lanjutnya lagi dengan rasa penasaran.
Anna menunduk. "Tidak apa Kak Cia, aku hanya ingin melihat Kak Cia saja." Anna berkata dengan senyum lembutnya. "Kak Cia pasti saat ini sedang bercanda, jika dibandingkan dengan kak Cia aku tidak ada apa-apanya," ucapnya dengan hampa.
"Kak Cia sangat cantik dengan gaun yang sangat cocok untuk kakak," lanjut Anna sekali lagi dengan sorot mata yang tidak pernah lepas dari gaun berwarna pastel yang dipakai Gracia.
Gracia tersenyum miring dalam hati ketika mendengar ucapan Anna, ia sudah tau kemana tujuan pembicaraan Anna saat ini, pasti itu karena Anna menginginkan gaun yang saat ini tengah Gracia kenakan.
Ia sudah hapal betul bagaimana tabiat Anna, berbeda dengan Rossie yang menginginkan barang-batangnya secara langsung dan blak-blakan. Anna memainkan peran lemah sehingga membuat orang lain merasa simpati, sehingga pada akhirnya memberikan barang yang Anna inginkan.
Gracia sudah cukup tertipu dengan akting Anna di kehidupan sebelumnya, maka dalam kehidupan ini, tentu saja dia tidak ingin tertipu lagi.
Gracia sendiri juga sangat tau, bahwa Anna kini dengan sengaja menggunakan pakaian yang jelek, karena biar bagaimanapun para pelayan keluarga Wilson sudah memberikan gaun untuk Anna yang lumayan bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villain For Past Revenge
FantasyDalam kehidupan sebelumnya, Gracia Wilson mati ditangan saudara angkatnya yang sangat licik bagai medusa. Dalam kehidupan sebelumnya, Gracia Wilson tumbuh menjadi gadis kejam dan dijuluki sebagai seorang Iblis. Saudari angkatnya telah merebut segala...