Sudah tiga hari Samuel berserta anak-anaknya menginap di rumah Adrian, hari ini akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke rumah mereka.
Kenzo dan Kenzi merasa sedih karena harus berpisah dengan Gracia.
Sedangkan Rossie? Gadis kecil itu hanya diam, semenjak dimarahi habis-habisan oleh Samuel ia tidak bisa berkutik lagi melawan Gracia untuk saat ini.
"Kau mau kembali hari ini kak?" tanya Samuel yang sudah rapih-rapih bersama anak-anaknya.
"Ya aku pulang hari ini, lagipula masih ada rumah sakit yang harus ditangani," jawab Samuel seraya tersenyum penuh wibawa.
Adrian mengangguk mengerti, "Kalau begitu hati-hati di jalan kak," kata Adrian sembari menepuk pundak Samuel pelan.
"Paman, paman mau pulang sekarang?" tanya Gracia menatap Samuel sedih.
Samuel tersenyum manis, lalu ia mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh kecil Gracia, "Iya sayang, paman mau pulang hari ini."Samuel berkata sembari mengelus puncak kepala Gracia sayang.
"Hati-hati paman, Cia pasti akan merindukan paman tampan," ujar Gracia dengan nada khas anak kecil.
"Paman juga akan merindukan ponakan paman yang bermulut manis ini," jawab Samuel sambil terkekeh pelan.
Gracia mengalihkan atensinya kearah Kenzo dan Kenzi, "Kakak aku pasti Cia pasti akan merindukan kalian." Gracia berkata dengan ekspresi yang imut dan lucu dimata mereka.
"Kakak juga akan sangat merindukan Cia," jawab Kenzo dengan lembut.
"Kakak juga akan merindukan sepupu kakak yang paling cantik," balas Kenzi tak kalah lembut.
Geacia tersenyum senang, matanya menatap Rossie yang kini menatap Gracia tajam.
"Lossie," panggil Gracia seraya tersenyum manis.
Rossie tak menjawab, akan tetapi tatapan matanya tak henti menatap Gracia tajam.
"Cia pasti akan merindukan Lossie," kata Gracia tulus.
'rindu menyiksamu tentunya,' lanjutnya dalam hati.
Lagi-lagi Rossie tak menjawab, ia malah berjalan perlahan kearah Gracia lalu membisik, "Aku tidak sabar menunggu kehanculanmu Cia," bisiknya tepat ditelinga Gracia sehingga tidak ada siapapun yang bisa mendengarnya.
Gracia tersenyum miring ketik mendengar bisikan Rossie, lalu ia mendekatkan wajahnya dan berbisik di sana, "Aku menunggu lencanamu, kau atau aku yang akan hancul."
Kedua gadis kecil itu nampak seperti sedang berpelukan, padahal yang sebenarnya terjadi mereka berdua kini tengah saling membisikkan kata-kata kejam.
Setelah menyelesaikan bisikannya, Gracia segera menjauh dari Rossie dengan senyum manis yang tidak pernah hilang diwajah cantiknya.
Dibalas dengan senyuman yang tak kalah manis oleh Rossie.
Tidak ada yang tau, bahwa senyuman diantara mereka berdua merupakan senyuman pertanda bahaya dan dimulainya perang.
"Adrian, aku pamit. Terimakasih karena sudah mau menampung kami selama ini," kata Samuel dengan senyum sopan.
"Tidak perlu berterimakasih ini juga merupakan rumahmu," jawab Adrian.
Aiden hanya diam, terlalu malas untuk berbicara, sedari tadi ia terus menggenggam lengan mungil Gracia.
Tepat setelah mengatakan itu, Samuel dan anak-anak nya pergi meninggalkan rumah Adrian.
"Dadah paman Sam, Kak Kenzo, Kak Kenzi, dan Lossie," ucap Gracia seraya melambaikan tangannya tanda perpisahan.
Samuel, Kenzo dan Kenzi juga membalas lambaian tangan Gracia.
Hanya Rossie yang diam, enggan membalas lambaian tangan Gracia.
Tak lama kemudian mobil yang dikendarai oleh Samuel menghilang dari pandangan mereka.
"Ayo sayang masuk," ujar Adrian membawa kedua anaknya masuk ke rumah.
***
"Cia anak jelek itu sudah tidak ada di sini lagi?" tanya Aland yang kini tengah berkunjung ke mansion Gracia.
Stella yang ada disebelahnya mengernyitkan dahinya heran, seolah berpikir siapa anak jelek yang dimaksud Aland.
Mereka bertiga kini tengah duduk di sofa ruang keluar Gracia, dengan Gracia duduk ditengah-tengah antara Aland dan Stella.
Sedangkan Aiden? Bocah itu sudah pergi ke sekolah dasar, ia sudah menjadi murid kelas 1 tahun ini.
"Siapa anak jelek?" tanya Stella penasaran.
"Orang jahat yang sudah membuat Cia terluka," balas Aland dengan nada malas.
Mendengar Gracia terluka sontak membuat Stella khawatir, ia segera menatap Gracia, "Gracia kau teluka?Dimana? Cepat belitau aku dimana yang sakit?" tanya Stella seraya mengecek tubuh Gracia.
"Stella Cia tidak apa-apa, Cia sudah sembuh. Lukanya kecil ko," jawab Gracia sabar memberi pengertian.
Stella menghela nafas lega, lalu sesaat matanya nampak berkobar api penuh amarah, "Cih dasal anak jelek, belani-belaninya membuat sahabatku teluka," ujar Stella mencak-mencak tak jelas.
"Ya memang anak jelek itu tak tau diri, bisa-bisanya dia membuat Cia ku terluka," balas Aland menyetujui.
Gracia menghela nafas lelah, "Aland, Stella jangan panggil dia anak jelek. Dia punya nama," kata Gracia memberitahu.
"Aku tidak peduli, dia sudah jahat dan jelek, dia sudah menyakitimu Cia," jawab Aland dengan nada sedikit kesal.
Menurut Aland, Cianya ini benar-benar terlalu baik, padahal anak kecil itu sudah membuat Gracia terluka tapi memang dasar Gracia berhati malaikat Cianya itu tetap saja membelanya.
Seandainya saja Gracia bisa mendengar pemikiran Aland saat ini, yakinlah ia akan tertawa tidak bisa berhenti. Tidak tau saja bahwa sebenarnya Gracia adalah Iblis bertopeng Malaikat.
"Iya Cia dia sudah menyakitimu, kau jangan telalu baik. Andai saja aku beltemu langsung dengannya, aku pasti akan melawan," ucap Stella menambahkan.
"Jangan begitu, dia sudah pelgi jadi dia tidak bisa menyakiti Cia lagi."
'tapi aku yang akan menyakitinya,' lanjutnya dalam hati.
"Hm baguslah kalau dia sudah pelgi, kalau sampai dia menyakitimu didepanku. Aku pasti akan membalasnya untukmu kau tenang saja Cia," kata Stella dengan ekspresi meyakinkan.
Gracia tidak menjawab, ia hanya tersenyum terlalu bingung untuk menjawab apa.
Holla guys gimana part ini? Pendek ya?
Hari ini aku gak mau nyiksa Rossie duku, kasian dianya.
Btw guys, info buat kalian Anna bakalan muncul di chapter 20 keatas.
See you again guys❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villain For Past Revenge
FantasíaDalam kehidupan sebelumnya, Gracia Wilson mati ditangan saudara angkatnya yang sangat licik bagai medusa. Dalam kehidupan sebelumnya, Gracia Wilson tumbuh menjadi gadis kejam dan dijuluki sebagai seorang Iblis. Saudari angkatnya telah merebut segala...